Pesawat Sriwijaya salah mendarat
Sabtu, 13 Oktober 2012 18:47 WIB
Padang (ANTARA News) - Pesawat terbang Sriwijaya yang mengangkut penumpang dari Medan - Padang, salah mendarat karena melakukan pendaratan di Bandara Tabing (bandara lama, red).
General Manejer Angkasa Pura II, Agus Kemal ketika dikonfirmasi membenarkan informasi pesawat Sriwijaya rute Medan-Padang, mendarat di Bandara Tabing pada Sabtu sekitar pukul 17.20 WIB.
Ia mengatakan, tak ada korban dari salah mendarat itu, dan penumpang pesawat akan dibawa dengan bus ke Bandara Internasional Minangkabau
http://www.antaranews.com/berita/338...salah-mendarat
Quote:
Penyimpangan Navigasi Penyebab Kecelakaan Adam Air di Sulawesi
Selasa, 25 Maret 2008 | 13:30 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyimpulkan, kecelakaan pesawat Adam Air di Sulawesi pada Januari 2007 lalu dipicu adanya penyimpangan pada sistem navigasi di pesawat. Fokus konsentrasi pilot pada malfungsi IRS mengalihkan perhatian terhadap instrumen lain sehingga pesawat lepas kendali. Ketua KNKT Tatang Kurniadi menjelaskan, dalam rangka tindakan koreksi sistem navigasi, IRS Mode Selector Unit Nomor 2 (kanan) dialihkan ke posisi mode attitude (ATT). Akibatnya, automatic pilot tidak berfungsi, setir kemudi netral di tengah dan pesawat mulai miring ke kanan.
Suara peringatan Bank Angle mulai terdengar saat pesawat miring ke kanan melewati 35 derajat. "Tapi hingga 100 derajat, pilot tidak melakukan roll agar kembali normal,"jelas Tatang dalam paparan di kantor Departemen Perhubungan, Selasa (25/3). Dalam posisi demikian, pesawat diupayakan naik lagi (nose up). Pada kecepatan Mach 0,926, pesawat mengalami kerusakan struktur signifikan. Tekanan penerbangan berubah cepat dari positive 3,5g menjadi negatif 2,8g. "Saat itu pesawat kritis tidak dapat dikendalikan," kata Tatang.
Pesawat Adam Air dengan nomor penerbangan 574 Jakarta-Manado karam di Perairan Majene, Sulawesi Barat pada 1 Januari 2007. Pesawat hilang bersama 6 awak dan 96 penumpangnya. Namun baru pada 27 Agustus lalu kotak hitamnya diangkat dari kedalaman 2 ribu meter. Data kotak hitam sudah berhasil di baca di Amerika Serikat pada September 2007. Kesimpulan KNKT merujuk pembacaan flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR) pada kotak hitam.
http://www.tempo.co/read/news/2008/0...ir-di-Sulawesi
--------------
Kok bisa yah! Kan saat si pilot akan landing, dia kontak radio dengan ATC. Pasti petugas ATC membimbing si pilot untuk menuju landasan pendaratan. Dan kagak mungkinlah pilot disuruh turunkan pesawatnya kalau menara ATC kagak melihat batang hidung pesawat yang akan mendarat itu. Ini pilotnya yang error, atau navigasinya yang error, atau ATC-nya?