zikrizik354Avatar border
TS
zikrizik354
Perang Pesawat Tanpa Awak di Asia Tenggara


VIVAnews -Pesawat udara nir-awak (puna) Wulung sukses menjalani uji coba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis 11 Oktober 2012. Pesawat yang dikembangkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu berhasil unjuk kemampuan di langit Halim.

Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepincut dengan karya anak bangsa itu. SBY yang baru mendarat di Halim--setelah melawat ke Yogyakarta--menyempatkan diri melihat aksi Wulung. "Saya senang, sampaikan selamat kepada yang membuat, peneliti, dan yang mendesain ini," kata SBY saat berbincang dengan peneliti BPPT.

Saking senangnya, SBY yang hanya singgah sekitar sepuluh menit berjanji akan memperhatikan pengembangan pesawat tanpa awak buatan dalam negeri itu. "Masih ada dana pengembangannya? Nanti saya on top-kan pengembangannya," ujar SBY.

Rasa bangga juga ditunjukkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Usai uji coba itu, Purnomo menggelar jumpa pers. Dia mengatakan, pesawat ini akan terus dikembangkan, dan diupayakan oleh produsen dalam negeri, misalnya PT Dirgantara Indonesia. Sehingga, memajukan industri pertahanan dalam negeri. "Sesuai amanat UU Industri Pertahanan," kata dia.

Selain untuk keperluan sipil, wahana itu juga akan digunakan untuk kepentingan militer Indonesia. Dalam pengembangan selanjutnya, pesawat ini kelak dipersenjatai. Sehingga, bisa dikirim ke medan perang jika dibutuhkan. "Bahkan fungsinya dapat menggantikan pesawat tempur yang disebut dengan Unmaned Combat Aerial Vehicle," kata Purnomo.

Purnomo berharap, pengembangan puna disesuaikan dengan kebutuhan TNI Angkatan Udara. Sebab, dia menginginkan puna ini diproyeksikan ke dalam skuadron TNI AU. "Untuk sementara ini skuadron yang akan kita bangun memang untuk pengintaian atau pengamatan wilayah (surveillance)," ujarnya.
Kritik
Tak semua puas dengan Puna Wulung ini. Kritik justru datang dari Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta. Menurut dia, suara pesawat Wulung itu terlalu bising. "Seharusnya pesawat nir awak tidak mengeluarkan suara. Bisa-bisa ditembak musuh kalau pesawat nir awak kita suaranya seperti itu," kata Gusti dalam keterangan tertulisnya.

Untuk itu, dia berharap BPPT dan Kementerian Pertahanan bisa lebih baik lagi mengembangkan pesawat itu jika memang ditujukan sebagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.

"Awalnya, pesawat tanpa awak memang diprioritaskan untuk keperluan sipil seperti memantau wilayah di Indonesia. Namun dalam perkembangannya, pesawat tersebut bisa dijadikan sebagai alat utama sistem persenjataan TNI. Untuk itu pesawat ini harus canggih. Saya yakin BPPT bisa membuatnya," Menristek menambahkan.

Selain suara, Menristek juga mengkritik bahan dasar badan pesawat yang terbuat dari serat fiber. Ia berharap bisa diganti dengan bahan dasar lain yang lebih kuat. "Layaknya pesawat intai tanpa awak milik negara lain," ujarnya.

Di balik kritiknya itu, Gusti mengaku tetap bangga dan siap mempromosikan pesawat tanpa awak tersebut, tahun depan. “Dan saya berharap teknologi untuk pesawat intai tadi tidak menggunakan teknologi dari negara lain,” tambahnya

Lima puna

Wulung bukan satu-satunya puna yang dikembangkan BPPT. Sejak 2002, BPPT telah membuat lima puna. Selain Wulung, BPPT telah membuat Puna Sriti, Puna Alap-alap, Puna Gagak, dan Puna Pelatuk. BPPT mengembangkan puna itu mulai 2002. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat lima pesawat ini sekitar Rp6 miliar hingga Rp8 miliar.

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:


Quote:


Quote:


Spoiler for yg TS harapkan:

Spoiler for yg paling TS harapkan:

Spoiler for TS gak mau, dan tidak sama-sekali mengharapkan:

Spoiler for sumber:


THX agan-agan yg udah mampir
0
2.4K
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan