Seorang mantan tahanan politik era komunis di Albania bakar diri dalam aksi mogok makan pada Rabu waktu setempat. Dia adalah orang kedua yang bakar diri dalam menuntut janji kompensasi dari pemerintah.

Diberitakan Reuters, aksi bakar diri Lirak Bejko, 47, terekam oleh sebuah stasiun televisi lokal. Dalam rekaman, Bejko menuangkan bensin ke tubuhnya dan menyulutnya hingga terlalap api. Polisi dan kawan-kawannya langsung berusaha memadamkan api tersebut.

Dokter mengatakan bahwa Bejko mengalami luka bakar tingkat tiga, terparah pada perut dan wajahnya. Sebelumnya pada Senin, Gjergj Ndreca membakar dirinya dalam aksi protes yang sama. Ndreca dalam pemulihan di rumah sakit.

Beko bersama 20 orang lainnya menggelar aksi mogok makan yang telah berlangsung selama 19 hari di kota Tirana. Mereka adalah sebagian kecil dari para mantan tahanan politik di era komunisme berkuasa tahun 1944 sampai 1990. Saat itu, terdapat 100.000 orang yang ditahan untuk kerja paksa dan dihukum mati oleh pemerintah komunis.

Mayat Hidup

Menurut undang-undang pemerintah Albania tahun 2007, setiap tahanan politik akan menerima kompensasi sebesar 2.000 lek atau sekitar Rp183 ribu untuk setiap hari yang mereka habiskan di penjara. Namun, para mantan tapol mengatakan mereka belum menerima uang ini.
Skender Tufa, kepala asosiasi tahanan politik, menegaskan mereka akan melakukan aksi yang lebih ekstrem lagi. "Ini memang aksi yang menakutkan, tapi kami sudah tidak punya apa-apa lagi. Kami, mantan tahanan politik, sudah seperti mayat hidup yang tanpa harga diri," kata Tufa.