- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
SBY: saya mau PASANG BADAN lagi neh


TS
KKihhSELEM
SBY: saya mau PASANG BADAN lagi neh
SBY: Saya Pasang Badan untuk Sawit
Laporan Primus Dorimulu dari Vladivostok | Senin, 10 September 2012 | 8:11
VLADIVOSTOK Di bawah cuaca cerah pada suhu 15 derajat Celsius, pertemuan para pemimpin negara anggota APEC berakhir, Minggu (9/9) petang. Dalam persaingan sengit memperebutkan pasar keras atas nama liberalisasi perdagangan dan investasi, Indonesia tetap memperjuangkan sawit sebagai satu dari 54 produk ramah lingkungan yang masuk kategori environmental goods, produk yang mendapatkan keringanan bea masuk hingga 5% mulai tahun 2015.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, dirinya akan pasang badan untuk memperjuangkan sawit sebagai produk ramah lingkungan. Kita harus yakinkan negara lain bahwa tidak ada masalah dengan sawit kita. Ini prinsip. Produksi sawit kita terbesar di dunia. Meski di dalam negeri kita wajib membenahi semua masalah yang terjadi, ke luar kita harus fight. Jangan beri konsesi yang merugikan kepentingan nasional, ujar Presiden pada pertemuan dengan para pemimpin redaksi usai penutupan APEC CEO Summit 2012 di Kampus Far Eastern Federal University, Vladivostok, Russky Island, Rusia.
Hingga akhir pertemuan, posisi sawit masih mengambang. Negara maju anggota APEC yang dimotori AS belum menyetujui sawit masuk kategori environmental goods. Jika tetap tidak masuk environmental goods, sawit tidak mendapatkan penurunan BM hingga 5% seperti yang diperoleh 54 produk yang disepakati.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan kepada Investor Daily, peluang sawit masuk kategori environmental goods sangat besar. Sudah ada lampu hijau dari AS untuk memberikan persetujuan, ujarnya.
Total impor 54 produk ramah lingkungan ke Indonesia mencapai US$ 2,5 miliar tahun 2011. Sedangkan ekspor Indonesia untuk produk ramah lingkungan baru sebesar US$ 500 juta. Saya tidak ingat jenis produk Indonesia yang sudah dinyatakan ramah lingkungan. Tapi, nilai ekspornya US$ 500 juta dan nilainya akan terus membesar karena kita sedang mendorong hilirisasi produk primer dan industrialisasi, papar Gita.
http://www.investor.co.id/home/sby-s...uk-sawit/44475
SiBuya: masalah PASANG BADAN, rakyat indonesia harus belajar ama saya
Laporan Primus Dorimulu dari Vladivostok | Senin, 10 September 2012 | 8:11
VLADIVOSTOK Di bawah cuaca cerah pada suhu 15 derajat Celsius, pertemuan para pemimpin negara anggota APEC berakhir, Minggu (9/9) petang. Dalam persaingan sengit memperebutkan pasar keras atas nama liberalisasi perdagangan dan investasi, Indonesia tetap memperjuangkan sawit sebagai satu dari 54 produk ramah lingkungan yang masuk kategori environmental goods, produk yang mendapatkan keringanan bea masuk hingga 5% mulai tahun 2015.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, dirinya akan pasang badan untuk memperjuangkan sawit sebagai produk ramah lingkungan. Kita harus yakinkan negara lain bahwa tidak ada masalah dengan sawit kita. Ini prinsip. Produksi sawit kita terbesar di dunia. Meski di dalam negeri kita wajib membenahi semua masalah yang terjadi, ke luar kita harus fight. Jangan beri konsesi yang merugikan kepentingan nasional, ujar Presiden pada pertemuan dengan para pemimpin redaksi usai penutupan APEC CEO Summit 2012 di Kampus Far Eastern Federal University, Vladivostok, Russky Island, Rusia.
Hingga akhir pertemuan, posisi sawit masih mengambang. Negara maju anggota APEC yang dimotori AS belum menyetujui sawit masuk kategori environmental goods. Jika tetap tidak masuk environmental goods, sawit tidak mendapatkan penurunan BM hingga 5% seperti yang diperoleh 54 produk yang disepakati.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan kepada Investor Daily, peluang sawit masuk kategori environmental goods sangat besar. Sudah ada lampu hijau dari AS untuk memberikan persetujuan, ujarnya.
Total impor 54 produk ramah lingkungan ke Indonesia mencapai US$ 2,5 miliar tahun 2011. Sedangkan ekspor Indonesia untuk produk ramah lingkungan baru sebesar US$ 500 juta. Saya tidak ingat jenis produk Indonesia yang sudah dinyatakan ramah lingkungan. Tapi, nilai ekspornya US$ 500 juta dan nilainya akan terus membesar karena kita sedang mendorong hilirisasi produk primer dan industrialisasi, papar Gita.
http://www.investor.co.id/home/sby-s...uk-sawit/44475
SiBuya: masalah PASANG BADAN, rakyat indonesia harus belajar ama saya
0
734
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan