misi gan.. newbie mau nyoba ngepost crita ni..
maaf kalo masih banyak kurangnya..
oke, langsung aja kita mulai critanya..
Quote:
Awalnya Aku Malu
The most important thing is when I was just seven days old and I met her.
- Roxas Kingdom Hearts 358/2 Days
Hari itu, hari pertama aku duduk di bangku kelas IX, hari di mana untuk pertama kalinya aku bertemu dan tahu namanya. Memang, pada awalnya tak ada rasa apapun untuknya. Hingga pada suatu hari, dibagilah kelompok untuk tugas biologi. Untuk pertama kalinya, aku melihat senyumnya dari dekat. Mulai ada rasa yang tak ku mengerti saat senyum manisnya terbiaskan lensa mataku.
Siapa dia? Sebut saja dirinya Echa, perempuan yang baru saja ku kenal saat masuk kelas IX. Entah mengapa, orang yang tak terlihat banyak bicara ini dapat membuat perasaanku kacau. Sayang? Tidak, tidak secepat itu rasa sayang tumbuh.
Hari demi hari berlalu. Aku pun mulai iseng memberi komentar pada statusnya pada suatu situs jejaring sosial. Tak bermaksud apa-apa, bahkan dapat dikatakan komentar itu tak berbobot sama sekali. Namun, entah karena apa, dia menanggapi komentar-komentarku tersebut. Dari situlah kami menjadi lebih sering mengobrol di jejaring sosial tersebut.
Tak dapat dipungkiri lagi, kami pun semakin dekat melalui jejaring sosial tersebut. Hingga suatu hari, tak terduga sebelumnya, dia mengirimkan sebuah pesan untukku. Isinya? Tanpa aku minta, dia memberitahukan nomor ponselnya kepadaku dan memintaku untuk mengirimkan pesan singkat padanya. Mengapa? Apa dia juga menyimpan rasa untukku? Tidak, belum, mungkin dia hanya butuh teman untuk mengobrol saja.
Sejak hari itu, kami lebih sering mengobrol lewat sms. Meskipun kadang hanya candaan-candaan yang tak jelas. Namun, aku bahagia karena akhirnya aku punya seorang teman untuk saling berbagi kebahagiaan, meski hanya melalui sebuah pesan teks. Senang rasanya memiliki teman seperti dirinya.
Tak ada mendung, tak ada hujan, tak tau asal usulnya dari mana, teman-teman menganggap kami berpacaran. Terlebih lagi ketika les, mereka meminjam ponselku dan membaca pesan-pesannya. Tentu kami berdua menyangkalnya karena memang kami tidak berpacaran. Hari-hari pun berlanjut dengan gosip yang beredar bahwa kami berpacaran. Meskipun kami terus menyangkalnya, tetapi sebenarnya hati kecil ini berkata lain. Ingin rasanya aku bisa menjadi yang lebih dari sekedar teman untuknya. Namun, apa daya saat itu aku tahu bahwa bukan akulah orang yang dia mau. Terpaksa aku tetap memendam rasa ini.
Satu kejadian yang cukup mengejutkanku, suatu hari dia bertanya padaku. Pertanyaan yang sebenarnya sulit aku jawab. Dia bertanya padaku apakah aku ada rasa untuknya. Apa ini? Apa dia sadar kalau aku menyimpan rasa ini? Dalam hati ingin ku jawab ya. Namun, entah kenapa aku masih tak bisa mengakuinya. Akhirnya, aku pun menjawab tidak. Aku terlalu takut untuk mengakui bahwa aku memang mengharapkan hubungan yang lebih dekat dengannya.
(
Next Chapetr--->)
karena curhat sama temen lalu dikira PDKT itu sudah terlalu mainstream.. karena itulah gue curhat di mari
maaf kalo bahasanya ga karuan