penggunataksiAvatar border
TS
penggunataksi
Diperlukan Kontrol Dan Teknologi, Jaminan Keselamatan Penumpang Taksi
Diperlukan Kontrol Dan Teknologi, Jaminan Keselamatan Penumpang Taksi


Jakarta, Suara.Asia.- Belum tuntas penyidikan polisi mengenai perampokan yang terjadi di taksi putih Agustus lalu, seorang perempuan paruh baya kembali menjadi korban perampokan oleh kawanan sopir taksi. Mariati, warga Cengkareng yang menyetop sebuah taksi di kawasan Glodok Senin (24/9) di sekap oleh pria yang naik ke taksi di sekitar jembatan layang Pasar Pagi Lama, Jakarta Barat. Pelaku mencekik Mariyati dan juga memaksanya untuk menyerahkan ATM beserta PIN.

Atas peristiwa yang terjadi berulang kali ini, Direktur Eksekutif Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pandit Pranggana mengaku prihatin. Ia mengatakan, taksi sudah menjadi pilihan transportasi bagi masyarakat perkotaan, terutama bagi penumpang yang membutuhkan efisiensi waktu. Sangat disayangkan, apabila peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini menimbulkan ketakutan bagi pengguna taksi.

“Tarif taksi memang lebih mahal dari transportasi massal, tapi keefektifannya menjangkau lokasi tujuan konsumenlah yang menjadikan jenis transportasi ini permintaannya masih cukup tinggi,” jelas Pandit. Ia mencontohkan, meski Pemerintah Kota DKI Jakarta sudah menyediakan transportasi missal yang nyaman bagi penumpang, namun masih belum terasa efektif mengingat rute yang dilaluinya sudah ditentukan.

Lebih lanjut, Pandit menekankan pada persoalan keamanan pengguna taksi. Meski Kementerian Perhubungan sudah mengeluarkan peraturan menganai standar layanan taksi sebagai acuan pengoperasiannya, namun pada prakteknya tidak semua operator taksi mampu menjaminan keselamatan terhadap penumpang. Hal itu disebabkan oleh masih banyak operator taksi yang belum mengindahkan aturan tersebut. “Minimnya system keselamatan di dalam taksi serta kurangnya pengawasan terhadap pengemudi dilapangan merupakan ancaman terhadap keselamatan penumpang,” jelas Pandit.

Oleh karena itu, Pandit menghimbau agar operator taksi mulai memperhatikan aspek keselamatan penumpang. Ia menyebutkan, saat ini yang dapat dijadikan role model untuk penerapan system keamanan taksi adalah Blue Bird Group. Pengawasan yang ketat terhadap pengemudi di lapangan serta teknologi GPS yang ditanam pada setiap kendaraan yang digunakan merupakan jaminan keamanan yang disediakan untuk penumpang. “Saat ini, sudah banyak perusahaan taksi yang berkiblat ke Blue Bird,” imbuh Pandit.

Senada dengan Pandit, MH seorang pengemudi taksi yang ditemui di kawasan Sarinah mengatakan perusahaan taksi harus lebih memperketat kontrol terhadap pengemudi di lapangan. Bagaimanapun, menjadi pengemudi taksi adalah mengenai kepercayaan penumpang. Membawa nama perusahaan serta melayani penumpang dengan baik tentunya harus disertai dengan tanggung jawab yang tinggi juga.

Selain kontrol yang ketat, system administrasi dan sarana prasarana yang dilengkapi pada setiap armada juga menjadi penjamin keamanan penumpang. “Misalnya armada harus memiliki GPS, sehingga gerak armada di jalan raya dapat di kontrol,” jelasnya.

Oleh karena itu, pengemudi taksi berwarna kuning ini berharap para perusahaan taksi memberikan pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur yang benar oleh pengemudi di lapangan. Ia menyebut, berdasarkan pengamatannya, baru ada beberapa perusahaan taksi yang bisa menjadi rujukan diantaranya Blue Bird, Transcab, Taksiku serta Gamya. (Aldo)

http://suara.asia/diperlukan-kontrol...numpang-taksi/
0
1.1K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan