- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Presiden Dicurigai Nikmati Kegaduhan KPK Vs Polri


TS
cucuSENSOR
Presiden Dicurigai Nikmati Kegaduhan KPK Vs Polri

Quote:
JAKARTA - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie M Massardi, menyesalkan keterlambatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam mensikapi 'sengketa' Simulator Surat Izin Mengemudi (SIM) antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Kepolisian RI. Menurut Adhie, seharusnya SBY segera mengambil tindakan tegas begitu kasus itu mencuat.
"Paling tidak, meminta Polri melepaskan kasus Simulator SIM ditangani KPK atau meminta kasus itu ditangani Polri di bawah supervisi KPK," kata Adhie saat dihubungi Okezone, Sabtu (6/10/2012) malam.
Akibat kesan terlambat itu, Adhie mencurigai bahwa SBY justru menikmati hadirnya kasus Simulator yang sedang diributkan tersebut. "Saya curiga presiden menikmati kegaduhan KPK dengan Polri seperti waktu kasus Cicak versus Buaya," terang mantan juru bicara kepresidenan era Gus Dur tersebut.
Kasus Simulator SIM Korps Lalu Lintas Kepolisian RI itu sendiri memasuki babak krusial. Setelah KPK selesai memeriksa Inspektur Jenderal Djoko Susilo terkait dugaan korupsi pengadaan proyek senilai Rp196 miliar, sejumlah perwira polisi menggeruduk komisi yang diketuai Abraham Samad Cs pada Jumat (5/10/2012) malam kemarin.
Mereka meminta KPK menyerahkan penyidiknya, Komisaris Polisi Novel Baswedan dengan dalih telah melakukan tindak pidana penganiayaan hingga mengakibatkan kematian. Namun, kasus yang dituduhkan Novel terjadi pada 2004 namun diangkat lagi sekarang. Sementara, Novel diketahui merupakan penyidik yang mempelopori penyidikan Simulator SIM Korlantas Polri.
Menanggapi aksi brutal itu, Adhie menilai polisi memang punya niat menghalang-halangi KPK mengusut kasus Simulator SIM. Adhie mengatakan, ada kekhawatiran kasus itu merembet ke kasus-kasus dugaan korupsi lainnya yang lebih besar di tubuh Polri.
"Kenapa yang dibidik Novel, karena dia adalah pelopor yang membuka kasus Simulator SIM. Dia lebih tahu kasus korupsi itu dibanding para pimpinan KPK. Polri khawatir kasus ini merembet ke kasus-kasus lain," tuturnya.
Adhie tidak mau menduga apakah yang dituduhkan kepada penyidik Novel itu benar atau salah. Namun, dia mempertanyakan kenapa aksi penangkapan itu terjadi setelah Irjen Djoko Susilo selesai diperiksa. "Tidak ada prolog yang baik dari Polri menyelesaikan malasah ini," ungkap Adhie.
"Paling tidak, meminta Polri melepaskan kasus Simulator SIM ditangani KPK atau meminta kasus itu ditangani Polri di bawah supervisi KPK," kata Adhie saat dihubungi Okezone, Sabtu (6/10/2012) malam.
Akibat kesan terlambat itu, Adhie mencurigai bahwa SBY justru menikmati hadirnya kasus Simulator yang sedang diributkan tersebut. "Saya curiga presiden menikmati kegaduhan KPK dengan Polri seperti waktu kasus Cicak versus Buaya," terang mantan juru bicara kepresidenan era Gus Dur tersebut.
Kasus Simulator SIM Korps Lalu Lintas Kepolisian RI itu sendiri memasuki babak krusial. Setelah KPK selesai memeriksa Inspektur Jenderal Djoko Susilo terkait dugaan korupsi pengadaan proyek senilai Rp196 miliar, sejumlah perwira polisi menggeruduk komisi yang diketuai Abraham Samad Cs pada Jumat (5/10/2012) malam kemarin.
Mereka meminta KPK menyerahkan penyidiknya, Komisaris Polisi Novel Baswedan dengan dalih telah melakukan tindak pidana penganiayaan hingga mengakibatkan kematian. Namun, kasus yang dituduhkan Novel terjadi pada 2004 namun diangkat lagi sekarang. Sementara, Novel diketahui merupakan penyidik yang mempelopori penyidikan Simulator SIM Korlantas Polri.
Menanggapi aksi brutal itu, Adhie menilai polisi memang punya niat menghalang-halangi KPK mengusut kasus Simulator SIM. Adhie mengatakan, ada kekhawatiran kasus itu merembet ke kasus-kasus dugaan korupsi lainnya yang lebih besar di tubuh Polri.
"Kenapa yang dibidik Novel, karena dia adalah pelopor yang membuka kasus Simulator SIM. Dia lebih tahu kasus korupsi itu dibanding para pimpinan KPK. Polri khawatir kasus ini merembet ke kasus-kasus lain," tuturnya.
Adhie tidak mau menduga apakah yang dituduhkan kepada penyidik Novel itu benar atau salah. Namun, dia mempertanyakan kenapa aksi penangkapan itu terjadi setelah Irjen Djoko Susilo selesai diperiksa. "Tidak ada prolog yang baik dari Polri menyelesaikan malasah ini," ungkap Adhie.
Quote:
Gimana gan komengnya buat kpk dan polri ??
0
1.9K
Kutip
9
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan