- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Catatan Perjalanan Ke Negeri To Riaja
TS
pasarimport
Catatan Perjalanan Ke Negeri To Riaja
Catatan Perjalanan Ke Negeri To Riaja
sumber
Spoiler for "buka gan":
Quote:
Ini catatan perjalanan saya sekitar dua tahun yang lalu ke Tana Toraja, daerah pemukiman suku Toraja di pegunungan yang merupakan tujuan wisata kebanggaan Sulawesi Selatan dan juga kebanggaan Indonesia. Saya dan teman kerja saya, saat itu pergi ke Makassar untuk tujuan tugas dari perusahaaan sehubungan dengan pekerjaan. Kami mendapat pilihan untuk pergi ke Batam, Bali, Surabaya, atau Makassar. Karena pilihan tempat yang lain sudah pernah saya kunjungi, sontak saya memilih Makassar. Saya dan teman saya yang memilih ke Makassar berpikir, andaikan berkesempatan, setelah tugas selesai kami ingin sekali menyempatkan diri ke Tana Toraja. Sudah sejak lama sekali saya dan teman-teman lain ingin berkunjung ke daerah eksotis yang indah tersebut.
becak Makassar
Ternyata kota Makassar sendiri menarik sekali untuk dijelajahi. Sore hari setelah urusan pekerjaan selesai, saya menyempatkan diri berkeliling kota naik kendaraan hemat energi yang sangat tepat menurut saya untuk menikmati pemandangan dan udara segar. Becak. Saya senang sekali berkeliling kota disana dengan kendaraan roda tiga tersebut. Kota Makassar menyajikan suasana yang berbeda dengan kota Bandung, kota tempat dimana saya tinggal. Walaupun udaranya panas, angin terasa segar bertiup menyapu keringat yang mengendap. Pantai Losari, Lapangan Karebosi, juga Jalan Somba Opu yang berderet dengan toko-toko oleh-oleh dan suvenir dan barang kerajinan. Saya menahan diri disana tidak kalap berbelanja, mengingat masih ada keinginan untuk menyisihkan dana apabila kami bisa pergi ke Tana Toraja.
Menikmati kota Makassar, tak hanya cukup dengan memuaskan diri berbelanja. Rugi besar kalau tidak menikmati kuliner di kota Makassar. Wuih! Coto dan Sop Konro! Akhirnya saya bisa menikmati hidangan khas Makassar ini di tempat asalnya. Hidangan makanan lautnya pun sangat menggugah selera. Ada restoran yang menyediakan kepiting besar spesial, juga restoran lain dimana terdapat aneka hidangan makanan laut termasuk ikan Kudu-kudu, yang kulitnya sekeras tank baja, namun daging di dalamnya luar biasa lembut dan gurih.
Kota Makassar sangat berkesan. Bahkan kami sempat ke Trans Studio di Makassar, saat saya kesana, Trans Studio Bandung belum lagi dibuka. Sehingga kunjungan ke wahana dalam ruang untuk permainan itu berkesan bagi kami yang pertama kali berkunjung ke wahana wisata hiburan dan permainan dalam ruangan. Yang paling menyenangkan, ternyata kami sangat beruntung karena di akhir tugas, kami masih punya waktu untuk pergi ke Tana Toraja.
Kami bersiap menjelang senja ke Tana Toraja. Berenam termasuk supir kami menggunakan mobil yang memuat kami semua, kami sangat antusias, walau sudah diperingati perjalanan akan melelahkan karena akan menempuh sekitar 8 jam bahkan lebih untuk menuju ke Toraja, kami tetap bersemangat. Peserta perjalanan adalah teman kantor saya, yang semuanya ibu-ibu, Nur, Lucy, dan Rere, dan kami semua perempuan berisik dan recet seperti bebek-bebek pulang kandang, dan lainnya adalah para pria pendiam. Satu orang pria dari perusahaan kami yang berlokasi kerja di Makassar, dia orang Tana Toraja asli yang bertugas menjadi pemandu kami, plus satu lagi adalah supir. Semoga mereka berdua tidak sakit kepala mendengar pertanyaan dan komentar kami yang tak habis-habis.
Di perjalanan pun saya hampir-hampir tidak tidur. Sudah kebiasaan saya bila dalam perjalanan, saya akan sibuk melihat pemandangan sepanjang jalan. Kalau sempat bahkan sambil memotret dulu apabila menemukan sesuatu yang menarik perhatian. Sayang juga kami pergi di waktu malam, yang walaupun menurut beberapa orang lumayan untuk bisa tidur di perjalanan, namun bagi saya terasa ada yang kurang karena tidak bisa mengingat dengan mendetail seperti apa pemandangan sepanjang jalan kesana.
Lewat tengah malam setelah menempuh jalan beraspal yang berliku-liku, ada yang mulus ada yang agak jelek. Kebanyakan sih bagus, jeleknya tidak terlalu terasa, saya melihat pegunungan yang tampak sangat meraksasa. Tinggi menjulang di latar belakangi langit yang kelam. Karena bulan sedang bersinar terang, suasana di pegunungan ini tampak mistis dan mencekam. Saya berpikir, inikah pegunungan Latimojong yang memiliki gunung dengan puncak gunung tertinggi di Sulawesi? Rupanya benar adanya. Betapa indahnya pemandangan bila waktu terang benderang, demikian saya berpikir dan bergumam. Pegunungan yang perkasa ini menunjukkan betapa hebatnya dulu alam membentuk wajah Sulawesi Selatan.
Karena mobil kami tidak dibawa ngebut layaknya dikejar setan, jam tiga pagi barulah kami sampai di Makale. Tandanya kami sudah melewati Patung Pongtiku yang menunggang kuda, sang pahlawan perang yang mengusir penjaajah Belanda dari Tana Toraja. Pongtiku disebut juga dengan Ne Baso. Sampai di penginapan, belum tidur pun penat dan lelah langsung saja menghilang, mungkin karena perasaan lega sudah sampai tujuan. Udara dingin khas pegunungan menerpa kulit menembus tulang saat kami tutun dari mobil. Kamar di penginapan kami yang kecil dan bersih dengan banyak pepohonan dan tanaman di halaman dan sekitarnya, tanpa AC namun tetap udara di dalam kamar terasa dingin dan segar.
nitip lapak gan
Quote:
0
3.9K
Kutip
11
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan