- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Melalui HATI menuju Allah


TS
mr.krib
Melalui HATI menuju Allah
permisi gan mau ikut share jgn lupa 
moga aje kagak
buat agan2 semua
kasih ijo2 gan biar adem
langsung aje gan cekibrot
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, ada seseorang bertanya kepada cucu Rasulullah saw, Imam Jafar ash-Shadiq as, Apa dalil yang menunjukkan adanya Allah? Imam Jafar ash-Shadiq berkata, Apakah hingga kini kamu pernah menaiki perahu? Orang itu menjawab, Pernah. Imam Jafar ash-Shadiq as bertanya lagi, Apakah kamu pernah mengalami perahumu dihantam badai hingga hampir tenggelam, sementara harapanmu untuk bisa selamat telah terputus? Orang itu menjawab, Ya, saya pernah mengalami yang demikian itu. Imam Jafar ash-Shadiq bertanya lebih lanjut, Apakah pada saat itu hatimu terpaut kepada sesuatu, dan kamu memohon kepadanya untuk menyelamatkanmu? Orang itu menjawab, Ya, memang demikian. Imam Jafar ash-Shadiq menjawab, Itulah Allah Swt.
Di sini Imam Jafar ash-Shadiq as telah memperkenalkan Allah kepada orang itu melalui hatinya. Kecenderungan dan keterpautan pada kekuatan perkasa yang berada di atas segala sebab-sebab lahir, yang timbul pada saat-saat manusia berada pada keadaan yang genting, merupakan bukti akan adanya kekuatan yang seperti ini. Jika kekuatan yang seperti ini tidak ada, tentu tidak ada kecenderungan demikian.
Memang selain akal sebagai fungsi berpikir, manusia juga mempunyai hati yang menjadi tempat mengetahui hal-hal yang bersifat batiniah. Kisah di atas menjelaskan salah satu hal yang dapat dikenal oleh hati adalah masalah nilai Ketuhanan. Dengan hati inilah, setiap manusia mempunyai jalan menuju Allah. Pada semua hati terdapat pintu menuju Allah. Bahkan orang yang paling celaka sekalipun manakala dia jatuh ke dalam musibah, dan dia melihat sama sekali tidak ada lagi jalan yang bisa menyelamatkannya, maka jiwanya pun terguncang dan dia memohon perlindungan kepada Allah.
Sebab kecenderungan kepada Tuhan ini bersifat fitri atau alami ada pada diri manusia. Seperti yang difirmankan Allah, Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (QS. al-Araaf:172). Namun demikian, manusia seringkali menutupi nilai fitrinya itu dengan tirai dosa. Pada saat-saat manusia menghadapi kesulitan biasanya tirai ini terbuka, dan dengan sendirinya kecenderungan ini pun bekerja dan menggerakkkan manusia untuk kembali kepada Allah.
Dalam hal ini, salah satu fungsi agama ini adalah untuk memenuhi kecenderungan manusia akan Tuhannya. Dengan agama inilah manusia dituntun untuk dapat mengabdi kepada yang paling Maha. Dalam hal ini, yang paling Maha adalah Allah. Jika manusia salah dalam menyalurkan kecenderungan akan ketuhanan ini, maka manusia jatuh dalam kemusyirikan. Tengok saja berbagai peristiwa pemujaan yang dilakukan manusia. Ketika manusia menyembah dewa-dewa, sebenarnya manusia sedang menyalurkan sifat kecenderungannya itu, hanya saja ia salah menyalurkannya.
Begitu pula jika manusia tidak meyakini Tuhan, pada dasarnya ia telah melawan kecenderungannya itu. Ini terbukti ketika manusia dalam keadaan ketakutan seperti yang telah diceritakan di atas, maka manusia pasti cenderung untuk kembali kepada Tuhan. Memang Tuhan adalah kecenderungan alami (fitri) yang terdapat dalam diri manusia, dan ini tidak dapat diingkari.
Manusia masa kini, mencoba mengganti kecenderungan ini dengan kenikmatan duniawi. Mereka asyik mengejar dunia sehingga melupakan akhirat. Mereka telah menjadikan berhala dunia sebagai Tuhan (baca:kecenderungan), sehingga melebihi Tuhan yang sebenarnya. Begitu kuat hasrat duniawi mereka, sehingga berbagai cara yang tidak halal (melanggar hukum agama) pun ditempuh. Para dewa yang merupakan obyek sesembahan manusia jahiliyah, digantikan syahwat duniawi di manusia modern. Jika manusia modern mencari kebahagiaan dengan hasrat-hasrat duniawi itu, maka yang didapat adalah kebahagiaan semu.
Kebahagiaan semu bersifat sementara, begitu hasrat itu terpenuhi maka manusia akan merasa hilang keinginannya. Seperti hasrat ingin makan, begitu makan sudah terpenuhi, maka hasratnya pun akan hilang. Tetapi tidak dengan hasrat hati yang sudah dipenuhi dengan nilai-nilai spiritual ketuhanan, ia akan terus dipenuhi dengan cinta yang mengebu akan Tuhannya dengan abadi. Inilah hati yang telah dipenuhi dengan jiwa ruhaniah. Hati yang penuh dengan nilai kesucian, seperti hatinya para wali Allah.
siapin kopi biar kagak ngantuk yah gan
semoga manfaat gan


moga aje kagak



kasih ijo2 gan biar adem

langsung aje gan cekibrot

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, ada seseorang bertanya kepada cucu Rasulullah saw, Imam Jafar ash-Shadiq as, Apa dalil yang menunjukkan adanya Allah? Imam Jafar ash-Shadiq berkata, Apakah hingga kini kamu pernah menaiki perahu? Orang itu menjawab, Pernah. Imam Jafar ash-Shadiq as bertanya lagi, Apakah kamu pernah mengalami perahumu dihantam badai hingga hampir tenggelam, sementara harapanmu untuk bisa selamat telah terputus? Orang itu menjawab, Ya, saya pernah mengalami yang demikian itu. Imam Jafar ash-Shadiq bertanya lebih lanjut, Apakah pada saat itu hatimu terpaut kepada sesuatu, dan kamu memohon kepadanya untuk menyelamatkanmu? Orang itu menjawab, Ya, memang demikian. Imam Jafar ash-Shadiq menjawab, Itulah Allah Swt.
Di sini Imam Jafar ash-Shadiq as telah memperkenalkan Allah kepada orang itu melalui hatinya. Kecenderungan dan keterpautan pada kekuatan perkasa yang berada di atas segala sebab-sebab lahir, yang timbul pada saat-saat manusia berada pada keadaan yang genting, merupakan bukti akan adanya kekuatan yang seperti ini. Jika kekuatan yang seperti ini tidak ada, tentu tidak ada kecenderungan demikian.
Memang selain akal sebagai fungsi berpikir, manusia juga mempunyai hati yang menjadi tempat mengetahui hal-hal yang bersifat batiniah. Kisah di atas menjelaskan salah satu hal yang dapat dikenal oleh hati adalah masalah nilai Ketuhanan. Dengan hati inilah, setiap manusia mempunyai jalan menuju Allah. Pada semua hati terdapat pintu menuju Allah. Bahkan orang yang paling celaka sekalipun manakala dia jatuh ke dalam musibah, dan dia melihat sama sekali tidak ada lagi jalan yang bisa menyelamatkannya, maka jiwanya pun terguncang dan dia memohon perlindungan kepada Allah.
Sebab kecenderungan kepada Tuhan ini bersifat fitri atau alami ada pada diri manusia. Seperti yang difirmankan Allah, Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (QS. al-Araaf:172). Namun demikian, manusia seringkali menutupi nilai fitrinya itu dengan tirai dosa. Pada saat-saat manusia menghadapi kesulitan biasanya tirai ini terbuka, dan dengan sendirinya kecenderungan ini pun bekerja dan menggerakkkan manusia untuk kembali kepada Allah.
Dalam hal ini, salah satu fungsi agama ini adalah untuk memenuhi kecenderungan manusia akan Tuhannya. Dengan agama inilah manusia dituntun untuk dapat mengabdi kepada yang paling Maha. Dalam hal ini, yang paling Maha adalah Allah. Jika manusia salah dalam menyalurkan kecenderungan akan ketuhanan ini, maka manusia jatuh dalam kemusyirikan. Tengok saja berbagai peristiwa pemujaan yang dilakukan manusia. Ketika manusia menyembah dewa-dewa, sebenarnya manusia sedang menyalurkan sifat kecenderungannya itu, hanya saja ia salah menyalurkannya.
Begitu pula jika manusia tidak meyakini Tuhan, pada dasarnya ia telah melawan kecenderungannya itu. Ini terbukti ketika manusia dalam keadaan ketakutan seperti yang telah diceritakan di atas, maka manusia pasti cenderung untuk kembali kepada Tuhan. Memang Tuhan adalah kecenderungan alami (fitri) yang terdapat dalam diri manusia, dan ini tidak dapat diingkari.
Manusia masa kini, mencoba mengganti kecenderungan ini dengan kenikmatan duniawi. Mereka asyik mengejar dunia sehingga melupakan akhirat. Mereka telah menjadikan berhala dunia sebagai Tuhan (baca:kecenderungan), sehingga melebihi Tuhan yang sebenarnya. Begitu kuat hasrat duniawi mereka, sehingga berbagai cara yang tidak halal (melanggar hukum agama) pun ditempuh. Para dewa yang merupakan obyek sesembahan manusia jahiliyah, digantikan syahwat duniawi di manusia modern. Jika manusia modern mencari kebahagiaan dengan hasrat-hasrat duniawi itu, maka yang didapat adalah kebahagiaan semu.
Kebahagiaan semu bersifat sementara, begitu hasrat itu terpenuhi maka manusia akan merasa hilang keinginannya. Seperti hasrat ingin makan, begitu makan sudah terpenuhi, maka hasratnya pun akan hilang. Tetapi tidak dengan hasrat hati yang sudah dipenuhi dengan nilai-nilai spiritual ketuhanan, ia akan terus dipenuhi dengan cinta yang mengebu akan Tuhannya dengan abadi. Inilah hati yang telah dipenuhi dengan jiwa ruhaniah. Hati yang penuh dengan nilai kesucian, seperti hatinya para wali Allah.
siapin kopi biar kagak ngantuk yah gan

semoga manfaat gan


0
800
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan