- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
44 Ekor Ikan Paus Terdampar di Sabu


TS
taulenih
44 Ekor Ikan Paus Terdampar di Sabu
Salam Kaskuser
Kasian Banget gan beberapa hari lalu sejumlah besar ikan paus terdampar di salah satu pulau di Provinsi NTT, Sabu.
Sekitar 44 ekor ikan paus terdampar mati.
Setiap tahun selalu ada ikan paus yang terdampar di berbagai pantai di berbagai daerah.
Kalau begini terus maka sepertinya ikan paus bakalan punah gan
silahkan cekidot gan
sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
kalo ada yg bekenan silahkan di
ya gan


Jangan
atau di 
Tapi mari kita pelihara Bumi kita

Kasian Banget gan beberapa hari lalu sejumlah besar ikan paus terdampar di salah satu pulau di Provinsi NTT, Sabu.
Sekitar 44 ekor ikan paus terdampar mati.
Setiap tahun selalu ada ikan paus yang terdampar di berbagai pantai di berbagai daerah.
Kalau begini terus maka sepertinya ikan paus bakalan punah gan

silahkan cekidot gan
Spoiler for #1:
Laporan Wartawan Pos Kupang, Alfred Dama
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG--Sekitar 44 ekor ikan paus terdampar di Pantai Haingahu, Kampung Kohabe, Desa Deme, Kecamatan Liae, Sabu Raijua. Ikan paus jenis Pilot Whale ini diketahui terdampar oleh nelayan pada Senin (1/10/2012) malam.
"Kami berusaha mendorong ke tengah laut, tetapi tiga ikan kembali lagi ke darat. Kami upayakan lagi, tapi ikan kembali lagi. Hanya satu ekor yang terus ke tengah laut. Dan, saya baru lihat ikan begini banyak yang terdampar," kata Komandan Pos Angkatan Laut (Posal) Sabu Raijua, Letda (P) Tendri Adrian, yang dihubungi, Selasa (2/10/2012).
Tendri mengatakan, setelah mendapat laporan warga, pihaknya langsung bersama nelayan menyelamatkan empat ekor ikan paus yang masih bernapas dengan cara mendorong ke laut. Namun, ikan-ikan itu kembali ke tepi pantai. Upaya penyelamatan ikan paus tersebut terus berlangsung hingga pukul 11.00 Wita, Selasa (2/10/2012).
Tendri menjelaskan, pihaknya datang ke lokasi dan menemukan ada 44 ikan paus yang terdampar. "Kami bersama aparat Koramil mengajak masyarakat, ayo kita selamatkan ikan paus ini. Dan, direspons oleh masyarakat. Kami kerja sama menyelamatkan ikan ini," ujarnya.
Dari 44 ekor ikan paus tersebut, demikian Tendri, hanya empat ekor yang masih bernapas dan dalam kondisi lemah. Saat itu dievakusi ke tengah laut. Upaya penyelamatan berlangsung hingga pukul 03.00 Wita Selasa (2/10/2012) dini hari.
Pihaknya, kata Tendri, terus memantau ikan paus yang berhasil ke tengah laut tersebut menggunakan teropong dan tampak ikan itu hilang dari pandangan sekitar pukul 11.00 Wita.
Informasi dari warga Sabu, ikan paus yang sudah dipastikan mati tersebut dimanfaatkan oleh warga untuk mengambil dagingnya.
Tendri mengatakan, pihaknya belum mengetahui pasti mengapa ikan paus terdampar di wilayah itu. Namun, lanjutnya, perairan Sabu merupakan wilayah atau jalur migrasi ikan paus. "Mungkin ikan ini sedang migrasi dari selatan Australia ke arah utara melewati perairan kita (Sabu). Entah mengapa sampai bisa terdampar," kata Tendri.
Ia memperkirakan, kemungkinan terjadi perubahan iklim global yang berpengaruh terhadap arah jalur ikan ini. Hal lainnya, demikian Tendri, ikan paus tersebut terpengaruh cuaca buruk sehingga terdorong ke daratan saat migrasi. "Tadi ada yang tanya saya, apakah ini karena bom ikan, saya katakan kemungkinan bukan karena bom. Ini hanya fenomena alam saja. Tapi ini belum pasti juga," ujarnya.
Ia mengatakan, biasanya ikan paus yang terdampar hanya satu atau dua ekor saja, namun kali ini sampai 44 ekor. "Saya baru lihat ikan begini banyak yang terdampar," katanya.
Sementara sumber lain mengatakan, ikan paus tersebut kemungkinan mengalami gangguan sonar sehingga mengalami disorientasi arah. Selain itu, suhu air laut yang berubah juga berpengaruh terhadap ikan-ikan ini.
Hampir setiap tahun ada ikan paus yang terdampar di pantai-pantai Pulau Sabu. Tetapi, biasanya hanya satu ekor. Kali ini, ikan paus yang terdampar sebanyak 44 ekor sehingga menarik perhatian warga Sabu untuk menyaksikannya
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG--Sekitar 44 ekor ikan paus terdampar di Pantai Haingahu, Kampung Kohabe, Desa Deme, Kecamatan Liae, Sabu Raijua. Ikan paus jenis Pilot Whale ini diketahui terdampar oleh nelayan pada Senin (1/10/2012) malam.
"Kami berusaha mendorong ke tengah laut, tetapi tiga ikan kembali lagi ke darat. Kami upayakan lagi, tapi ikan kembali lagi. Hanya satu ekor yang terus ke tengah laut. Dan, saya baru lihat ikan begini banyak yang terdampar," kata Komandan Pos Angkatan Laut (Posal) Sabu Raijua, Letda (P) Tendri Adrian, yang dihubungi, Selasa (2/10/2012).
Tendri mengatakan, setelah mendapat laporan warga, pihaknya langsung bersama nelayan menyelamatkan empat ekor ikan paus yang masih bernapas dengan cara mendorong ke laut. Namun, ikan-ikan itu kembali ke tepi pantai. Upaya penyelamatan ikan paus tersebut terus berlangsung hingga pukul 11.00 Wita, Selasa (2/10/2012).
Tendri menjelaskan, pihaknya datang ke lokasi dan menemukan ada 44 ikan paus yang terdampar. "Kami bersama aparat Koramil mengajak masyarakat, ayo kita selamatkan ikan paus ini. Dan, direspons oleh masyarakat. Kami kerja sama menyelamatkan ikan ini," ujarnya.
Dari 44 ekor ikan paus tersebut, demikian Tendri, hanya empat ekor yang masih bernapas dan dalam kondisi lemah. Saat itu dievakusi ke tengah laut. Upaya penyelamatan berlangsung hingga pukul 03.00 Wita Selasa (2/10/2012) dini hari.
Pihaknya, kata Tendri, terus memantau ikan paus yang berhasil ke tengah laut tersebut menggunakan teropong dan tampak ikan itu hilang dari pandangan sekitar pukul 11.00 Wita.
Informasi dari warga Sabu, ikan paus yang sudah dipastikan mati tersebut dimanfaatkan oleh warga untuk mengambil dagingnya.
Tendri mengatakan, pihaknya belum mengetahui pasti mengapa ikan paus terdampar di wilayah itu. Namun, lanjutnya, perairan Sabu merupakan wilayah atau jalur migrasi ikan paus. "Mungkin ikan ini sedang migrasi dari selatan Australia ke arah utara melewati perairan kita (Sabu). Entah mengapa sampai bisa terdampar," kata Tendri.
Ia memperkirakan, kemungkinan terjadi perubahan iklim global yang berpengaruh terhadap arah jalur ikan ini. Hal lainnya, demikian Tendri, ikan paus tersebut terpengaruh cuaca buruk sehingga terdorong ke daratan saat migrasi. "Tadi ada yang tanya saya, apakah ini karena bom ikan, saya katakan kemungkinan bukan karena bom. Ini hanya fenomena alam saja. Tapi ini belum pasti juga," ujarnya.
Ia mengatakan, biasanya ikan paus yang terdampar hanya satu atau dua ekor saja, namun kali ini sampai 44 ekor. "Saya baru lihat ikan begini banyak yang terdampar," katanya.
Sementara sumber lain mengatakan, ikan paus tersebut kemungkinan mengalami gangguan sonar sehingga mengalami disorientasi arah. Selain itu, suhu air laut yang berubah juga berpengaruh terhadap ikan-ikan ini.
Hampir setiap tahun ada ikan paus yang terdampar di pantai-pantai Pulau Sabu. Tetapi, biasanya hanya satu ekor. Kali ini, ikan paus yang terdampar sebanyak 44 ekor sehingga menarik perhatian warga Sabu untuk menyaksikannya
Spoiler for #2:
Kupang (ANTARA News) - Bupati Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marthen Diratome mengatakan, setiap tahun selalu saja ada satu atau dua ekor ikan paus yang terdampar di Pantai Liea, Sabu Raijua.
"Setiap tahun selalu ada ikan paus yang terdampar, tetapi tahun ini jumlahnya terlalu banyak hingga mencapai 44 ekor," kata Dira Tome kepada ANTARA melalui telepon genggam, Rabu.
Pada Senin sekitar pukul 20.00 WITA, 44 ekor paus biru terdampar di Pantai Liea, Kabupaten Sabu Raijua.
Ikan Paus yang masih kategori anak paus itu, semuanya mati karena tidak bisa tertolong oleh masyarakat yang bermukim di kawasan pantai itu.
Ia menjelaskan, saat mengetahui ikan-ikan paus itu terdampar di pantai, warga bersama aparat berusaha mengembalikannya ke lautan lepas, tetapi selalu kembali lagi ke laut dangkal dan terdampar di tepi pantai karena terbawa arus.
"Masyarakat berusaha berkali-kali tapi selalu gagal, karena ikan paus itu selalu kembali ke darat," paparnya.
Ia mengatakan, warga kemudian memotong ikan untuk dimakan karena tidak ingin dibiarkan mati dan membusuk di pantai.
Tanda alam
Bupati Diratome menambahkan, para tua-tua adat memandang terdamparnya ikan-ikan paus itu sebagai sebuah tanda alam yang bakal terjadi di Sabu Raijua.
Karena itu, para tua adat ingin melakukan ritual adat dan pemerintah mempersilakan para tua adat menggelar ritual.
Hanya saja, secara rasional terdamparnya ikan paus itu merupakan fenomena alam karena diduga arus laut yang kencang, sehingga mamalia laut itu terdampar di tepi pantai itu.
"Kalau di Kabupaten Alor, pada waktu tertentu banyak ikan mati karena arus laut yang berubah drastis, tetapi di Sabu, hanya ikan paus biru yang terdampar. Ini fenomena alam," ungkapnya
"Setiap tahun selalu ada ikan paus yang terdampar, tetapi tahun ini jumlahnya terlalu banyak hingga mencapai 44 ekor," kata Dira Tome kepada ANTARA melalui telepon genggam, Rabu.
Pada Senin sekitar pukul 20.00 WITA, 44 ekor paus biru terdampar di Pantai Liea, Kabupaten Sabu Raijua.
Ikan Paus yang masih kategori anak paus itu, semuanya mati karena tidak bisa tertolong oleh masyarakat yang bermukim di kawasan pantai itu.
Ia menjelaskan, saat mengetahui ikan-ikan paus itu terdampar di pantai, warga bersama aparat berusaha mengembalikannya ke lautan lepas, tetapi selalu kembali lagi ke laut dangkal dan terdampar di tepi pantai karena terbawa arus.
"Masyarakat berusaha berkali-kali tapi selalu gagal, karena ikan paus itu selalu kembali ke darat," paparnya.
Ia mengatakan, warga kemudian memotong ikan untuk dimakan karena tidak ingin dibiarkan mati dan membusuk di pantai.
Tanda alam
Bupati Diratome menambahkan, para tua-tua adat memandang terdamparnya ikan-ikan paus itu sebagai sebuah tanda alam yang bakal terjadi di Sabu Raijua.
Karena itu, para tua adat ingin melakukan ritual adat dan pemerintah mempersilakan para tua adat menggelar ritual.
Hanya saja, secara rasional terdamparnya ikan paus itu merupakan fenomena alam karena diduga arus laut yang kencang, sehingga mamalia laut itu terdampar di tepi pantai itu.
"Kalau di Kabupaten Alor, pada waktu tertentu banyak ikan mati karena arus laut yang berubah drastis, tetapi di Sabu, hanya ikan paus biru yang terdampar. Ini fenomena alam," ungkapnya
Spoiler for #3:
Petugas Dinas Perikanan setempat mengatakan sebagian paus yang terdampar pada Senin (01/10) pukul 21.00 telah dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
"Ada 44 paus yang terdampar sejak tadi malam sebagian warga berupaya mendorong mereka kembali ke tengah laut, namun tiga paus yang didorong ke tengah laut akhirnya kembali perairan dekat pantai," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sabu Raijua, Domingus Widu Hau kepada wartawan BBC Indonesia, Andreas Nugroho.
Sejauh ini pemerintah setempat masih belum bisa memastikan jenis paus yang terdampar di desa itu.
"Saya masih belum mengetahui jenis pausnya."
Namun berdasarkan keterangan petugas yang berada di lokasi pantai, puluhan paus itu memiliki panjang sekitar empat hingga lima meter dengan berat antara satu hingga dua ton.
Sejumlah media menyebutkan paus yang terdampar merupakan jenis paus biru, tetapi hal itu belum bisa dipastikan oleh petugas setempat.
Dikonsumsi warga
Kejadian terdamparnya puluhan paus di desa itu merupakan peristiwa yang pertama.
"Sebelumnya tahun lalu ada dua kejadian di bulan Agustus, tapi ikan paus yang terdampar hanya satu, baru kali ini yang cukup besar jumlahnya," kata Tenaga Teknis Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Inggrid Sabuin, yang sedang berada di sekitar lokasi terdamparnya puluhan paus itu.
"Belum diketahui kenapa mereka bisa terdampar mungkin terbawa arus karena kami lihat tidak ada goresan pada bagian tubuh mereka."
Pemerhati Lingkungan dari WWF, Lida Petsoedo mengatakan, ada sejumlah kemungkinan kenapa puluhan paus itu bisa terdampar. Salah satunya, menurutnya, adanya kemungkinan faktor perubahan alam dan kerusakan lingkungan habitat paus akibat banyaknya kegiatan ekplorasi, polusi dan lalu lintas kapal yang ramai.
Selain itu, Lida mengatakan, stres yang terjadi pada paus juga bisa menjadi pemicu peristiwa tersebut.
"Ikan paus biasanya hidup berkelompok dan pimpinan kelompok selalu diikuti ikan lainnya. Jadi kalau pimpinannya stres karena faktor kerusakan lingkungan dan jalurnya terganggu maka dia bisa mengikuti keputusan pimpinannya, seperti yang mungkin terjadi tadi malam," kata Lida.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sabu Raijua, Domingus Widu Hau mengatakan saat ini mereka tengah berupaya menguburkan sekitar 33 paus yang masih tersisa di pantai.
"Kami kesulitan mencari alat berat untuk menguburnya paus yang tersisa."
"Sebelas paus yang terdampar telah dikonsumsi warga setempat."
Lida mengatakan sebaiknya sampel dari tubuh ikan paus yang terdampar itu bisa diambil oleh petugas untuk diteliti.
"Penting untuk mengambil sampel dari tubuhnya untuk melihat apa ada bukti polusi atau hal lain yang mungkin bisa memberi jawaban kenapa mereka terdampar."
"Ada 44 paus yang terdampar sejak tadi malam sebagian warga berupaya mendorong mereka kembali ke tengah laut, namun tiga paus yang didorong ke tengah laut akhirnya kembali perairan dekat pantai," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sabu Raijua, Domingus Widu Hau kepada wartawan BBC Indonesia, Andreas Nugroho.
Sejauh ini pemerintah setempat masih belum bisa memastikan jenis paus yang terdampar di desa itu.
"Saya masih belum mengetahui jenis pausnya."
Namun berdasarkan keterangan petugas yang berada di lokasi pantai, puluhan paus itu memiliki panjang sekitar empat hingga lima meter dengan berat antara satu hingga dua ton.
Sejumlah media menyebutkan paus yang terdampar merupakan jenis paus biru, tetapi hal itu belum bisa dipastikan oleh petugas setempat.
Dikonsumsi warga
Kejadian terdamparnya puluhan paus di desa itu merupakan peristiwa yang pertama.
"Sebelumnya tahun lalu ada dua kejadian di bulan Agustus, tapi ikan paus yang terdampar hanya satu, baru kali ini yang cukup besar jumlahnya," kata Tenaga Teknis Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Inggrid Sabuin, yang sedang berada di sekitar lokasi terdamparnya puluhan paus itu.
"Belum diketahui kenapa mereka bisa terdampar mungkin terbawa arus karena kami lihat tidak ada goresan pada bagian tubuh mereka."
Pemerhati Lingkungan dari WWF, Lida Petsoedo mengatakan, ada sejumlah kemungkinan kenapa puluhan paus itu bisa terdampar. Salah satunya, menurutnya, adanya kemungkinan faktor perubahan alam dan kerusakan lingkungan habitat paus akibat banyaknya kegiatan ekplorasi, polusi dan lalu lintas kapal yang ramai.
Selain itu, Lida mengatakan, stres yang terjadi pada paus juga bisa menjadi pemicu peristiwa tersebut.
"Ikan paus biasanya hidup berkelompok dan pimpinan kelompok selalu diikuti ikan lainnya. Jadi kalau pimpinannya stres karena faktor kerusakan lingkungan dan jalurnya terganggu maka dia bisa mengikuti keputusan pimpinannya, seperti yang mungkin terjadi tadi malam," kata Lida.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sabu Raijua, Domingus Widu Hau mengatakan saat ini mereka tengah berupaya menguburkan sekitar 33 paus yang masih tersisa di pantai.
"Kami kesulitan mencari alat berat untuk menguburnya paus yang tersisa."
"Sebelas paus yang terdampar telah dikonsumsi warga setempat."
Lida mengatakan sebaiknya sampel dari tubuh ikan paus yang terdampar itu bisa diambil oleh petugas untuk diteliti.
"Penting untuk mengambil sampel dari tubuhnya untuk melihat apa ada bukti polusi atau hal lain yang mungkin bisa memberi jawaban kenapa mereka terdampar."
Spoiler for gambar 1:

Spoiler for gambar 2:
Spoiler for gambar 3:

Spoiler for gambar 4:

sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
kalo ada yg bekenan silahkan di




Jangan


Tapi mari kita pelihara Bumi kita






a.n.b.u dan tien212700 memberi reputasi
2
3K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan