http://www.inilahjabar.com/read/deta...auh-bakal-naik

membaca ini ane miris gan, sepertinya memang dirut sekarang akan membuat KA menjadi exclusive, mengejar prestasi (baca: keuntungan) semata dan meminggirkan orang2 kelas bawah.

Tarif kereta jarak jauh sekarang:
- Ekonomi non komersil (bersubsidi) range 28 - 40 ribu
- Ekonomi AC non komersil range 80 - 110 ribu (digandeng ke kereta eko non AC)
- Ekonomi AC komersil range 120 - 180 ribu
- Bisnis non AC 120 - 200 ribu
- Eksekutif AC > 200 ribu

Sekarang pengguna kereta ekonomi non komersil rata2 masyarakat bawah yang berpenghasilan minim dan menjadikan kereta ini sebagai andalan karena harga yg murah.
Kalau kereta ini dijadikan AC semua, maka harga yg 2 - 3 kali lipat dr ekonomi biasa tidak terjangkau oleh masyarakat bawah.

Dan kalo tidak salah ane pernah baca berita Pak Dahlan Iskan juga pernah mewawancarai penumpang kereta ekonomi dan menanyakan apakah mereka setuju jika keretanya dipasang AC tapi harga naik, jawaban penumpang adalah tidak setuju. masyarakat penumpang kereta ekonomi tidak terlalu mementingkan AC, toh dirumah juga gak pernah pake AC buat mereka yg penting aman,nyaman dan murah.
Tapi gak tau kenapa ya ko' tetep kekeuh utk program ac-nisasinya

IMO sebaiknya kereta ekonomi tetap dipertahankan seperti sekarang saja, 6 gerbong non AC dan 3 gerbong AC.
Dan kalo memang mau merubah,yang dirubah adalah kereta bisnis dirubah menjadi ekonomi AC saja (seperti kereta fajar utama semarang dirubah menjadi kereta eko AC menoreh), toh ga ada yg istimewa di kereta kelas bisnis hanya tempat duduknya aja yg bisa dibalik.

gimana pendapat agan?