- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
bukti kecintaan masyarakat belitong kepada Ahok) Menang, Nana "Ngambor" Beras Kunyit


TS
muk4onta
bukti kecintaan masyarakat belitong kepada Ahok) Menang, Nana "Ngambor" Beras Kunyit
Ahok Menang, Nana "Ngambor" Beras Kunyit
Laporan Wartawan Bangka Pos, Rusmiadi
Ny Rahmawati (46) menghambur beras kuning atau beras kunyit di halaman samping rmahnya di komplek SD Negeri 6 Manggar, Desa Mekarjaya Kecamatan Manggar, Belitung Timur, Jumat (21/9/2012).
BANGKAPOS.COM, BELITUNG - Suka cita menyambut kemenangan sementara pasangan calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga dilakukan sejumlah warga Manggar Kabupaten Belitung Timur.
Ny Rahmawati (46), warga perumahan guru SD Negeri 6 Manggar, Desa Mekarjaya Kecamatan Manggar, menghambur beras kuning atau beras dicampur dengan kunyit di halaman rumahnya, Jumat (21/9/2012) sore.
"Pak Ahok..aku nak (mau) bayar niat nazar aku. Nak (mau) ngambor (menghambur) beras kunyit kalau ikam menang pilkada DKI. Muje (karena) ikam (kamu) jauh di Jakarta sanak, jadi aku tabor beras kunyit ini di depan rumah," ujar Rahmawati, sambil jari tangan kanannya menggenggam beras kunyit di dalam mangkok, lalu dihambur di samping rumahnya.
Menghambur beras kunyit atau dikenal dengan sebutan "ngambor" beras kunyit ini merupakan bagian dari tradisi masyarakat Belitung dalam bernazar, bila sesuatu hal yang diharapkan atau diinginkan dapat terwujud.
Istri dari Reman atau akrab disapa Totok (50) ini sudah menyiapkan beras sekitar satu kaleng bekas kemasan susu kental manis atau disebung calong, sejak siang hari. Beras itu lalu dicampur dengan kunyit yang sudah dihaluskan dan ditempatkan dalam sebuah mangkok.
"Dari siang tadi sudah aku buat beras kunyitnya. Rencana sore lepas Ashar, baru nak (mau) ngambornya didekat rumah. Muje (karena) Pak Basukinya di Jakarta, jadi ngambor di dekat rumah aja. Yang penting nazar aku nak (mau) ngambor beras kunyit, kalau Pak Basuki menang, sudah dibayar," kata Nana, panggilan Rahmawati, saat ditemui bangkapos.com di kediamannya.
Nana yang dipercaya sebagai Ketua RT 2 RW 1, ternyata sudah bernazar untuk ngambor beras kunyit, saat sebelum berlangsungnya Pemilukada DKI Jakarta putaran pertama.
Ia mengikuti perkembangan Pemilukada DKI Jakarta putaran pertama.
Pada putaran kedua, ia mengikuti perkembangan perolehan suara pasangan calon Jokowi-Ahok hingga sampai malam hari melalui layar televisi di rumahnya.
Pustakawan SD Negeri 6 Manggar, yang sudah mengajar sejak tahun 1989 berstatus guru honor ini, bernazar ngambor beras kunyit menjelang Pemilukada DKI putaran pertama. Semula nazar ngambor beras kunyit ini hanya diketahui suami, serta dr Linda Julistiani istri Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama, yang juga adik kandung Ahok.
"Di PKK kabupaten sudah kenal dengan ibu Linda, jadi waktu malam sebelum pemilihan putaran pertama pilkada DKI, aku SMS Ibu Linda, kalau aku nazar mau ngambor beras kunyit jika Pak Ahok menang. Jadi malam kemarin aku SMS Ibu Linda mau ngambor beras kunyit Pak Ahok menang," tutur Nana yang juga menjadi petugas "fardu kifayah" (pemandi dan pengurus jenazah) di kampungnya.
Terpilih dalam Pemilukada DKI Jakarta, menurut Nana bukan suatu hal yang mudah. Harus bersaing dengan banyak calon, belum lagi isu
SARA. Hal inilah menjadi bagian dari niat Nana untuk bernazar ngambor beras kunyit.
Ia pun memberikan dukungan yang disampaikan melalui pesan pendek (SMS) ke nomor handphone Ahok.
"Kadang aku SMS belau (dia/beliau; Ahok) berikan dukungan dan doa mudah-mudahan menang. Ade balas SMS aku dari belau. Terakhir balasan SMS dari belau tanggal 11 bulan September kemarik," ungkap Nana sambil memperlihatkan isi SMS dari nomor handphone Ahok.
Nana berpesan kepada Ahok kalau memang sudah terpilih, artinya dipercaya oleh masyarakat. Untuk itu jangan kecewakan masyarakat. Sebaliknya Ahok mesti berbuat dan bekerja yang memberikan manfaat bagi orang banyak .
"Sebaik-baik orang itu, bila dia berbuat yang bermanfaat untuk orang banyak. Agama itu soal keyakinan masing-masing, yang penting bekerja dan berbuat untuk kepentingan orang banyak," kata Nana.
Hubungan emosional yang sangat kuat mendorong Nana bernazar ngambor beras kunyit bila Ahok menang Pemilukada DKI Jakarta. Sebab Nana satu dari sekian banyak warga masyarakat di Kabupaten Belitung Timur, yang merasakan manfaat program jaminan kesehatan dari program Ahok menjabat sebagai Bupati Belitung Timur.
"Waktu itu Pak Ahok masih jari bupati, paman aku dirujuk masuk ICU di rumah sakit Tanjungpandan. Saat di ICU ada pasien yang baru keluar dan harus membayar Rp 4 juta. Aku sempat bingung mau dapat uang dari mana, paman aku ini mungkin lebih dari itu. Alhamdulillah, bersyukur waktu paman aku keluar ICU, ternyata aku cuma bayar Rp 200.000 biaya obat dan lainnya sudah ditanggung Akses dari program Pak Ahok itu," tutur Nana sambil berlinang air mata.
Ia kagum dengan Ahok, dengan programnya yang begitu dirasakankan manfaatnya bagi warga yang kurang mampu, seperti program jaminan kesehatan. Bila tidak ada program jaminan kesehatan itu, dari mana ia harus mendapatkan uang untuk membiayai pengobatan pamannya.
Suami Nana hanya pekerja swasta sedangkan dirinya hanya guru honor.
"Ya Allah kalau orang kecil macam kami ini, sangat berguna program kesehatan belau (Ahok). Belau peduli dengan orang yang ndak mampu," ucap Nana terisak menahan sedih, karena ia merasakan tidak banyak orang yang punya perhatian dan kepedulian seperti Ahok.
Nana tidak mempersoalkan Ahok duduk menjadi wakil gubernur DKI Jakarta, sebab di sana akan lebih banyak lagi yang merasakan manfaat program kesehatan, seperti yang dilakukannya di Belitung Timur.
Penulis : rusmiadi
Editor : fitriadi
http://bangka.tribunnews.com/2012/09...r-beras-kunyit
Sumber : Pos Belitung
BUKTI KECINTAAN ORG BELITONG KEPADA AHOK, TANPA MENGENAL SUKU, RAS DAN AGAMA. GAK KAYAK PREMAN BERGITAR YANG KATANYA ULAMA . TER...LA..LU...

Laporan Wartawan Bangka Pos, Rusmiadi
Ny Rahmawati (46) menghambur beras kuning atau beras kunyit di halaman samping rmahnya di komplek SD Negeri 6 Manggar, Desa Mekarjaya Kecamatan Manggar, Belitung Timur, Jumat (21/9/2012).
BANGKAPOS.COM, BELITUNG - Suka cita menyambut kemenangan sementara pasangan calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga dilakukan sejumlah warga Manggar Kabupaten Belitung Timur.
Ny Rahmawati (46), warga perumahan guru SD Negeri 6 Manggar, Desa Mekarjaya Kecamatan Manggar, menghambur beras kuning atau beras dicampur dengan kunyit di halaman rumahnya, Jumat (21/9/2012) sore.
"Pak Ahok..aku nak (mau) bayar niat nazar aku. Nak (mau) ngambor (menghambur) beras kunyit kalau ikam menang pilkada DKI. Muje (karena) ikam (kamu) jauh di Jakarta sanak, jadi aku tabor beras kunyit ini di depan rumah," ujar Rahmawati, sambil jari tangan kanannya menggenggam beras kunyit di dalam mangkok, lalu dihambur di samping rumahnya.
Menghambur beras kunyit atau dikenal dengan sebutan "ngambor" beras kunyit ini merupakan bagian dari tradisi masyarakat Belitung dalam bernazar, bila sesuatu hal yang diharapkan atau diinginkan dapat terwujud.
Istri dari Reman atau akrab disapa Totok (50) ini sudah menyiapkan beras sekitar satu kaleng bekas kemasan susu kental manis atau disebung calong, sejak siang hari. Beras itu lalu dicampur dengan kunyit yang sudah dihaluskan dan ditempatkan dalam sebuah mangkok.
"Dari siang tadi sudah aku buat beras kunyitnya. Rencana sore lepas Ashar, baru nak (mau) ngambornya didekat rumah. Muje (karena) Pak Basukinya di Jakarta, jadi ngambor di dekat rumah aja. Yang penting nazar aku nak (mau) ngambor beras kunyit, kalau Pak Basuki menang, sudah dibayar," kata Nana, panggilan Rahmawati, saat ditemui bangkapos.com di kediamannya.
Nana yang dipercaya sebagai Ketua RT 2 RW 1, ternyata sudah bernazar untuk ngambor beras kunyit, saat sebelum berlangsungnya Pemilukada DKI Jakarta putaran pertama.
Ia mengikuti perkembangan Pemilukada DKI Jakarta putaran pertama.
Pada putaran kedua, ia mengikuti perkembangan perolehan suara pasangan calon Jokowi-Ahok hingga sampai malam hari melalui layar televisi di rumahnya.
Pustakawan SD Negeri 6 Manggar, yang sudah mengajar sejak tahun 1989 berstatus guru honor ini, bernazar ngambor beras kunyit menjelang Pemilukada DKI putaran pertama. Semula nazar ngambor beras kunyit ini hanya diketahui suami, serta dr Linda Julistiani istri Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama, yang juga adik kandung Ahok.
"Di PKK kabupaten sudah kenal dengan ibu Linda, jadi waktu malam sebelum pemilihan putaran pertama pilkada DKI, aku SMS Ibu Linda, kalau aku nazar mau ngambor beras kunyit jika Pak Ahok menang. Jadi malam kemarin aku SMS Ibu Linda mau ngambor beras kunyit Pak Ahok menang," tutur Nana yang juga menjadi petugas "fardu kifayah" (pemandi dan pengurus jenazah) di kampungnya.
Terpilih dalam Pemilukada DKI Jakarta, menurut Nana bukan suatu hal yang mudah. Harus bersaing dengan banyak calon, belum lagi isu
SARA. Hal inilah menjadi bagian dari niat Nana untuk bernazar ngambor beras kunyit.
Ia pun memberikan dukungan yang disampaikan melalui pesan pendek (SMS) ke nomor handphone Ahok.
"Kadang aku SMS belau (dia/beliau; Ahok) berikan dukungan dan doa mudah-mudahan menang. Ade balas SMS aku dari belau. Terakhir balasan SMS dari belau tanggal 11 bulan September kemarik," ungkap Nana sambil memperlihatkan isi SMS dari nomor handphone Ahok.
Nana berpesan kepada Ahok kalau memang sudah terpilih, artinya dipercaya oleh masyarakat. Untuk itu jangan kecewakan masyarakat. Sebaliknya Ahok mesti berbuat dan bekerja yang memberikan manfaat bagi orang banyak .
"Sebaik-baik orang itu, bila dia berbuat yang bermanfaat untuk orang banyak. Agama itu soal keyakinan masing-masing, yang penting bekerja dan berbuat untuk kepentingan orang banyak," kata Nana.
Hubungan emosional yang sangat kuat mendorong Nana bernazar ngambor beras kunyit bila Ahok menang Pemilukada DKI Jakarta. Sebab Nana satu dari sekian banyak warga masyarakat di Kabupaten Belitung Timur, yang merasakan manfaat program jaminan kesehatan dari program Ahok menjabat sebagai Bupati Belitung Timur.
"Waktu itu Pak Ahok masih jari bupati, paman aku dirujuk masuk ICU di rumah sakit Tanjungpandan. Saat di ICU ada pasien yang baru keluar dan harus membayar Rp 4 juta. Aku sempat bingung mau dapat uang dari mana, paman aku ini mungkin lebih dari itu. Alhamdulillah, bersyukur waktu paman aku keluar ICU, ternyata aku cuma bayar Rp 200.000 biaya obat dan lainnya sudah ditanggung Akses dari program Pak Ahok itu," tutur Nana sambil berlinang air mata.
Ia kagum dengan Ahok, dengan programnya yang begitu dirasakankan manfaatnya bagi warga yang kurang mampu, seperti program jaminan kesehatan. Bila tidak ada program jaminan kesehatan itu, dari mana ia harus mendapatkan uang untuk membiayai pengobatan pamannya.
Suami Nana hanya pekerja swasta sedangkan dirinya hanya guru honor.
"Ya Allah kalau orang kecil macam kami ini, sangat berguna program kesehatan belau (Ahok). Belau peduli dengan orang yang ndak mampu," ucap Nana terisak menahan sedih, karena ia merasakan tidak banyak orang yang punya perhatian dan kepedulian seperti Ahok.
Nana tidak mempersoalkan Ahok duduk menjadi wakil gubernur DKI Jakarta, sebab di sana akan lebih banyak lagi yang merasakan manfaat program kesehatan, seperti yang dilakukannya di Belitung Timur.
Penulis : rusmiadi
Editor : fitriadi
http://bangka.tribunnews.com/2012/09...r-beras-kunyit
Sumber : Pos Belitung
BUKTI KECINTAAN ORG BELITONG KEPADA AHOK, TANPA MENGENAL SUKU, RAS DAN AGAMA. GAK KAYAK PREMAN BERGITAR YANG KATANYA ULAMA . TER...LA..LU...

0
2.1K
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan