- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Destination: Australia] 55 Imigran Afganistan dan Pakistan Diserahkan ke UNHCR
TS
citox
[Destination: Australia] 55 Imigran Afganistan dan Pakistan Diserahkan ke UNHCR
55 Imigran Afganistan dan Pakistan Diserahkan ke UNHCR
Rabu, 03 Oktober 2012 08:12 CILEGON
Submit to Facebook Submit to Google Bookmarks Submit to Twitter
[Foto Ilustrasi] Kabar6- Kantor Imigrasi Kota Cilegon mengirim 55 imigran asal Afganistan dan Pakistan ke Rumah Detensi Imigrasi (rudenim) ke Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, setelah lebih dari sebulan ditampung di Hotel Ferry Merak, Kota Cilegon.
Ke 55 imigran itu selanjutkan akan diserahkan ke Badan Pengungsian Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM).
Kepala Kantor Imigrasi Kota Cilegon, MT Satiawan mengatakan, pemindahan imigran yang ditangkap di sekitar perairan Pulau Panaitan, Kabupaten Lebak, pada Jumat, 31 Agustus 2012 lalu itu dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama sebanyak 23 orang dan tahap kedua dikirimkan sebanyak 32 orang.
Jadi sudah tidak ada lagi imigran yang menginap di Hotel Ferry Merak. Seluruh imigran sudah kami kirim ke rudenim Tanjung Pinang, ujar MT Setiawan, Selasa (2/10).
Puluhan imigran itu selanjutnya dibawah kewenangan UNHCR dan IOM. Sekarang bukan kewenangan kita lagi, tapi kewenangan UNHCR dan IOM. Selama di Cilegon, kami sudah perlakukan mereka dengan baik, tuturnya.
Tim gabungan dari Ditpolair Polda Banten dan Mabes Polri serta Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil menyelamatkan 57 imigran. Namun, satu orang imigran ditemukan dalam kondisi sudah meninggal.
Puluhan Imigran asal Afganistan dan Pakistan tersebut dievakuasi ke Pelabuhan Indah Kiat dengan menggunakan kapal Enggano dan Basarnas.
Mereka hendak menuju Kepulauan Christmas, Australia. Namun nahas kapal yang mereka tumpangi bocor dan akhirnya mereka terombang-ambing selama satu hari. (pk/sak)
SUMBER
Lagi2 ke Australia demi tunjangan gratis.
Sebelumnya:
Warga Melayu di Christmas Island Kesal Perilaku Imigran Gelap Asal Iran
Rabu, 11/07/2012 - 04:08
CHRISTMAS ISLAND, (PRLM).- Sejak menjadi kekuasaan Australia, Christmas Island dijadikan sebagai pusat detensi imigran gelap. Hal ini telah menyebabkan kehidupan di pulau kecil tersebut mengalami perubahan. Sejumlah warga Christmas Island dengan terang-terangan menyatakan ketidaksukaannya terhadap kelompok imigran gelap tersebut. Mereka berharap pemerintah Australia mencari tempat lain untuk para pendatang illegal tersebut.
Bahkan, seperti dilaporkan news.com.au, Selasa (10/7/12), komunitas warga Australia keturunan Melayu yang mendiami pulau tersebut dengan terang-terangan meragukan motif kedatangan para imigran gelap yang mayoritas berasal dari negara Timur Tengah dan Asia Selatan itu, seperti dituturkan oleh salah seorang warga Christmas Island yang juga Imam Masjid Flying Fish Cove, Abdul Ghaffar.
Dalam wawancaranya kepada jurnalis Daily Telegraph pekan lalu, Ghaffar mengatakan, pada awalnya dia dan komunitas Melayu lainnya merasa iba dan bersimpati kepada para imigran gelap tersebut. Apalagi mereka berasal dari negara-negara Islam yang membuat warga Melayu terpanggil untuk menolong atas nama persaudaraan Islam.
Akan tetapi, belakangan ini, kata Ghaffar, dia dan warga Melayu lainnya tidak lagi simpati dengan para imigran gelap tersebut. Pasalnya, mereka meragukan motif para pendatang tersebut untuk mencari suaka di Australia.
Menurut Ghaffar, kini dirinya tidak lagi percaya, motif para imigran gelap tersebut adalah untuk mencari suaka. "Saya kira,mereka ke sini bukan untuk itu, tapi motif ekonomi.Mereka hanya ingin hidup enak di Australia," ujarnya. (A-133/A-108)***
SUMBER
kasihan warga Pulau Christmas yg terganggu dengan para imigran gelap, semoga Indonesia tidak mengalami hal yang sama.
Salah satu penjelasan dari kaskuser:
Rabu, 03 Oktober 2012 08:12 CILEGON
Submit to Facebook Submit to Google Bookmarks Submit to Twitter
[Foto Ilustrasi] Kabar6- Kantor Imigrasi Kota Cilegon mengirim 55 imigran asal Afganistan dan Pakistan ke Rumah Detensi Imigrasi (rudenim) ke Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, setelah lebih dari sebulan ditampung di Hotel Ferry Merak, Kota Cilegon.
Ke 55 imigran itu selanjutkan akan diserahkan ke Badan Pengungsian Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM).
Kepala Kantor Imigrasi Kota Cilegon, MT Satiawan mengatakan, pemindahan imigran yang ditangkap di sekitar perairan Pulau Panaitan, Kabupaten Lebak, pada Jumat, 31 Agustus 2012 lalu itu dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama sebanyak 23 orang dan tahap kedua dikirimkan sebanyak 32 orang.
Jadi sudah tidak ada lagi imigran yang menginap di Hotel Ferry Merak. Seluruh imigran sudah kami kirim ke rudenim Tanjung Pinang, ujar MT Setiawan, Selasa (2/10).
Puluhan imigran itu selanjutnya dibawah kewenangan UNHCR dan IOM. Sekarang bukan kewenangan kita lagi, tapi kewenangan UNHCR dan IOM. Selama di Cilegon, kami sudah perlakukan mereka dengan baik, tuturnya.
Tim gabungan dari Ditpolair Polda Banten dan Mabes Polri serta Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil menyelamatkan 57 imigran. Namun, satu orang imigran ditemukan dalam kondisi sudah meninggal.
Puluhan Imigran asal Afganistan dan Pakistan tersebut dievakuasi ke Pelabuhan Indah Kiat dengan menggunakan kapal Enggano dan Basarnas.
Mereka hendak menuju Kepulauan Christmas, Australia. Namun nahas kapal yang mereka tumpangi bocor dan akhirnya mereka terombang-ambing selama satu hari. (pk/sak)
SUMBER
Lagi2 ke Australia demi tunjangan gratis.
Sebelumnya:
Warga Melayu di Christmas Island Kesal Perilaku Imigran Gelap Asal Iran
Rabu, 11/07/2012 - 04:08
CHRISTMAS ISLAND, (PRLM).- Sejak menjadi kekuasaan Australia, Christmas Island dijadikan sebagai pusat detensi imigran gelap. Hal ini telah menyebabkan kehidupan di pulau kecil tersebut mengalami perubahan. Sejumlah warga Christmas Island dengan terang-terangan menyatakan ketidaksukaannya terhadap kelompok imigran gelap tersebut. Mereka berharap pemerintah Australia mencari tempat lain untuk para pendatang illegal tersebut.
Bahkan, seperti dilaporkan news.com.au, Selasa (10/7/12), komunitas warga Australia keturunan Melayu yang mendiami pulau tersebut dengan terang-terangan meragukan motif kedatangan para imigran gelap yang mayoritas berasal dari negara Timur Tengah dan Asia Selatan itu, seperti dituturkan oleh salah seorang warga Christmas Island yang juga Imam Masjid Flying Fish Cove, Abdul Ghaffar.
Dalam wawancaranya kepada jurnalis Daily Telegraph pekan lalu, Ghaffar mengatakan, pada awalnya dia dan komunitas Melayu lainnya merasa iba dan bersimpati kepada para imigran gelap tersebut. Apalagi mereka berasal dari negara-negara Islam yang membuat warga Melayu terpanggil untuk menolong atas nama persaudaraan Islam.
Akan tetapi, belakangan ini, kata Ghaffar, dia dan warga Melayu lainnya tidak lagi simpati dengan para imigran gelap tersebut. Pasalnya, mereka meragukan motif para pendatang tersebut untuk mencari suaka di Australia.
Menurut Ghaffar, kini dirinya tidak lagi percaya, motif para imigran gelap tersebut adalah untuk mencari suaka. "Saya kira,mereka ke sini bukan untuk itu, tapi motif ekonomi.Mereka hanya ingin hidup enak di Australia," ujarnya. (A-133/A-108)***
SUMBER
kasihan warga Pulau Christmas yg terganggu dengan para imigran gelap, semoga Indonesia tidak mengalami hal yang sama.
Salah satu penjelasan dari kaskuser:
Quote:
0
912
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan