- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sakit Parah, Bayi Ini Hanya Diberi Vitamin
TS
khan10
Sakit Parah, Bayi Ini Hanya Diberi Vitamin
Novi digendong ibunya, Lilik. Karena uang tak ada, meski sakit parah Novi hanya minum vitamin dan susu.
PROBOLINGGO, KOMPAS.com Noviana Savitri, bayi perempuan berumur 44 hari, semakin hari kian kurus. Dia juga sering menangis siang malam. Penyebabnya adalah benjolan besar yang tumbuh di hidungnya sejak lahir pada 19 Agustus lalu, tepat di hari Lebaran.
Novi, panggilannya, disebut-sebut menderita sakit tumor. Cara satu-satunya adalah operasi di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang. Penderitaan Novi kian menjadi. Selain ditinggal bapaknya, Indrianto, yang tidak bertanggung jawab, ibu kandungnya, Lilik (22), tak punya uang untuk mengobati apalagi membawanya ke Malang untuk dioperasi.
Lilik hanya menjual es dan pentol di depan rumahnya di RT 6 RW 4 Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Barang dagangannya itu modalnya tak sampai Rp 20.000. Yang dijual hanya minuman belasan saset jas juice dan pentol seharga Rp 100 per buah. Penghasilannya per hari tak sampai Rp 4.000.
Novi dan Lilik tinggal bersama ibunya, Maharani, dan putri tertua Lilik, Siti Fatmawati, di rumah semipermanen berukuran 7 meter x 5 meter. Maharani juga mencari uang dengan menjajakan pentol keliling kampung untuk susu si bayi dan makan sehari-hari.
Ditemui di rumahnya yang berada di kompleks kuburan Semampir, Lilik menceritakan, anak keduanya lahir pada 19 Agustus di rumah seorang bidan. Karena ada benjolan di hidungnya, Novi dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Oleh pihak rumah sakit, kata Lilik, Novi hanya diperiksa sekitar satu jam dan disuruh diberi minum susu dan vitamin. Pihak rumah sakit juga memerintahkan Novi dioperasi di RS Saiful Anwar, Malang.
"Setelah diperiksa satu jam, saya dan Novi disuruh pulang oleh pihak rumah sakit. Sampai sekarang Novi hanya saya beri susu, nggak dikasih obat dan makanan lain. Dulu waktu baru lahir, tubuhnya agak berisi. Sekarang kurus, kulitnya panas terus," ujar Lilik kepada Kompas.com, Rabu (3/10/2012).
Lilik yang berperawakan kurus tak menampakkan kesedihan dan minta belas kasihan saat ditemui wartawan. Dia justru terlihat pasrah dan tegar di tengah ujian hidup yang dia jalani. Namun, Lilik bukan tidak pernah berikhtiar untuk kesembuhan anaknya. Didampingi Ketua RT 6 RW 4 Husnan, Lilik sudah pernah mengurus permohonan Surat Pernyataan Miskin (SPM) ke Kantor Kecamatan Kraksaan. Tapi, hingga kini tak kunjung turun.
Husnan mengatakan, SPM yang dia urus untuk keluarga Novi tak kunjung turun karena menurut pihak kecamatan, banyak warga yang mengantre. "SPM itu mungkin menjadi harapan satu-satunya agar Novi bisa diobati dan dioperasi," jelasnya.
-----
Di Indonesia, orang miskin dilarang sakit ..
0
1K
6
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan