- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Wanita Pejuang Lingkungan Hidup yang pernah mendapat penghargaan dari UNESCO


TS
rikoarizky
Wanita Pejuang Lingkungan Hidup yang pernah mendapat penghargaan dari UNESCO
Quote:
Siang gan. di postingan thread ane kali ini, ane tertarik utk cerita tentang sosok wanita pejuang lingkungan hidup di Indonesia. kemaren pertama ane liat, waktu beliau masuk di acara hitam putihnya Om Deddy Corbuzier.
Harini Bambang Wahonoatau lebih akrabnya disapa Eyang Harini adalah salah seorang wanita Indonesia yang sangat peduli sekali terhadap lingkungan hidup. Beliau kelahiran Solo dan bermigrasi ke Jakarta bersama suaminya pada tahun 1980, tepatnya ke Kampung Banjarsari, Cilandak, Jakarta Selatan.
Di usianya yang menginjak 80an, tidak terlihat rasa letih dalam memperjuangkan lingkungan hidup. Ane salut sama Eyang Harini ini gan. Setidaknya ini membuktikan bahwa lansia tidak semuanya pasif namun juga masih ada yang produktif dalam artian beliau masih aktif membagikan ilmu-ilmu tentang lingkungan hidup ke masyarakat.
Salah satu hal yang disuarakan oleh Eyang Harini ialah pengelolaan sampah dengan metode 3R; Reduce, Reuse dan Recycle. Reduce dalam artian mengurangi segala sesuatu yang berpotensi menjadi sampah, Reuse dalam artian menggunakan kembali sampah yang masih bisa digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya dan Recycle dalam artian mendaur ulang sampah menjadi produk atau barang baru yang memiliki manfaat.
Selain metode pengelolaan sampah, beliau juga mengajarkan tentang pemilahan sampah organik dan anorganik yang meraih banyak penghargaan. Atas dasar kecintaan beliau terhadap lingkungan hidup, kawasan Banjarsari menjadi kawasan percontohan ramah lingkungan atas inisiatif UNESCO pada tahun 1996. Pada akhirnya, sejak 1996 hingga 2003 Eyang Hartini mendapat bantuan dari UNESCO untuk membagikan pengetahuan mengenai daur ulang sampah. UNESCO mau memberikan bantuan karena beliau sendiri yang menjadi pelatih pengelolaan sampah secara terpadu yang juga merupakan program UNESCO. Dan UNESCO juga melihat bagaiman Eyang Hartini mengelola sendiri sampah untuk dijadikan kompos dan menggerakkan masyarakat sekelilingnya untuk mengelola sampah.
Sebagai bentuk penghormatan, UNESCO menerbitkan sebuah ficer dengan judul The Green Experience of Banjarsari tantang sosok Eyang Harini yang inspiratif.
Spoiler for Pejuang Lingkungan Hidup Indonesia:

Spoiler for Pejuang Lingkungan Hidup Indonesia:

Harini Bambang Wahonoatau lebih akrabnya disapa Eyang Harini adalah salah seorang wanita Indonesia yang sangat peduli sekali terhadap lingkungan hidup. Beliau kelahiran Solo dan bermigrasi ke Jakarta bersama suaminya pada tahun 1980, tepatnya ke Kampung Banjarsari, Cilandak, Jakarta Selatan.
Di usianya yang menginjak 80an, tidak terlihat rasa letih dalam memperjuangkan lingkungan hidup. Ane salut sama Eyang Harini ini gan. Setidaknya ini membuktikan bahwa lansia tidak semuanya pasif namun juga masih ada yang produktif dalam artian beliau masih aktif membagikan ilmu-ilmu tentang lingkungan hidup ke masyarakat.
Salah satu hal yang disuarakan oleh Eyang Harini ialah pengelolaan sampah dengan metode 3R; Reduce, Reuse dan Recycle. Reduce dalam artian mengurangi segala sesuatu yang berpotensi menjadi sampah, Reuse dalam artian menggunakan kembali sampah yang masih bisa digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya dan Recycle dalam artian mendaur ulang sampah menjadi produk atau barang baru yang memiliki manfaat.
Selain metode pengelolaan sampah, beliau juga mengajarkan tentang pemilahan sampah organik dan anorganik yang meraih banyak penghargaan. Atas dasar kecintaan beliau terhadap lingkungan hidup, kawasan Banjarsari menjadi kawasan percontohan ramah lingkungan atas inisiatif UNESCO pada tahun 1996. Pada akhirnya, sejak 1996 hingga 2003 Eyang Hartini mendapat bantuan dari UNESCO untuk membagikan pengetahuan mengenai daur ulang sampah. UNESCO mau memberikan bantuan karena beliau sendiri yang menjadi pelatih pengelolaan sampah secara terpadu yang juga merupakan program UNESCO. Dan UNESCO juga melihat bagaiman Eyang Hartini mengelola sendiri sampah untuk dijadikan kompos dan menggerakkan masyarakat sekelilingnya untuk mengelola sampah.
Sebagai bentuk penghormatan, UNESCO menerbitkan sebuah ficer dengan judul The Green Experience of Banjarsari tantang sosok Eyang Harini yang inspiratif.
Spoiler for portal UNESCO:
0
3.9K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan