Ahok, Salmon Penerobos dari Negeri Laskar Pelangi

"Kalau mau jadi pemimpin,
kombinasikanlah antara
Soekarno, Soeharto, Lee Kuan Yew,
Mahatir Mohamad dan gila"
(Pesan Ahok pada Adiknya, Basuri)

PERNYATAAN itu diungkapkan dr Basuri Tjahaya Purnama, adik Ir Basuki Tjahaya Purnama yang lebih dikenal sebagai Ahok saat saya melakukan wawancara untuk sebuah tulisan pada edisi khusus 50 Tahun majalah legendaris INTISARI, Agustus 2012 bertema Tokoh Penerobos Kebuntuan Bangsa. Dalam catatan jurnalistik saya selama hampir 14 tahun di Bangka Belitung, tercatat dua nama penerobos dari Negeri Laskar Pelangi: Ahok dan Andrea Hirata.

Saat edisi khusus INTISARI tersebut terbit, Ahok masih “berkompetisi” merebut suara masyarakat DKI sebagai calon wakil gubernur berpasangan dengan Jokowi menjadi pemimpin sejati rakyat DKI. Basuri mengaku, “Abang saya memang ‘gila’. Saya tidak bisa segila dia. Saya tahu persis, ambisinya melompat-lompat dalam karir politik itu semata-mata ingin mengabdikan diri dan menguasai APBD yang lebih besar bagi rakyat,"

Meninggalkan kursi empuk jabatan Bupati Beltim menuju kursi Gubernur Babel kemudian Anggota DPR RI menuju Wakil Gubernur DKI menurut banyak orang sebuah kerugian besar. "Kerugian pribadi itu merupakan jalan Tuhan," kata Basuri mengutip nasehat dan komen Ahok, abangnya.

Bagi Basuri, Ahok memang penerobos banyak kebuntuan di daerah ya maupun negeri ini. "Budaya bersih, antikorupsi dan transparan hingga kini menjadi budaya yang terus dipertahankan di Beltim, baik di lingkungan eksekutif maupun legislatif," kata Basuri.

Kemenangan Jokowi Ahok pada putaran pertama dan kedua menjungkir-balikkan logika politik dan berbagai survey. Agus Adaw, pejuang provinsi Babel segera mengirimkan SMS begitu hitung cepat menobatkan Jokowi Ahok menang. “Kemenangan Jokowi Ahok merupakan tamparan besar bagi politisi Bangka agar mereka cepat sadar bahwa rakyat butuh pengabdian, bukan penampilan. Ahok pengabdiannya sudah sampai di Monas” tulis Agus Adaw sambil menanyakan; politisi Bangka sampai dimana?

Berbicara lurus, ceplas-ceplos tanpa tedeng aling-aling serta membuat pipi merah dan kuping panas bagi yang terkena kritik, itulah Ahok. Politisi dari Negeri Laskar Pelangi, Belitung Timur Babel itu memang terkenal idealis, bersih, lurus, melawan arus dan paling antikorupsi.

Bagaikan refrain, kepada setiap wartawan Ahok menyatakan dirinya melawan arus. Ahok tidak sama dengan "ikan-ikan" politik lainnya yang memilih ikut arus. Jalan politik yang ditempuh Ahok adalah jalan kehidupan ikan Salmon: jalan politik melawan arus!

Ikan Salmon menetas di perairan sungai yang deras kemudian Salmon kecil itu mengarungi lautan luas untuk menyerap sari-sari kehidupan yang membuatnya menjadi Salmon dewasa. Pada satu titik naluri fase kehidupannya, Salmon dewasa itu terpanggil untuk kembali ke perairan air tawar yang deras untuk bertelur dan berkembang.

Salmon mengarungi arus sungai sejauh 1.400 km dan mendaki setinggi 2.100 km dari lautan menuju tempat di mana mereka dilahirkan. Sesudah menaruh telur-telur buat regenerasi, Salmon itu mati.


sambungan dibawah...