Menelusuri Jejak Wisata Film Indonesia

Wakatobi, Bromo, dan Belitung melambung lewat film nasional

VIVAlife - Masih ingat adegan sekelompok bocah kampung yang berdiri di atas batu besar, di sebuah pantai berlatar belakang semburat pelangi dan lautan biru? Bocah-bocah berkulit legam ini menatap tegak ke arah langit bersih, seakan begitu menikmati alam mereka. "Ayo Laskar Pelangi!", teriak seorang perempuan memanggil mereka. Bu Muslimah, guru yang kemudian menyebut bocah-bacah ini dengan: Laskar Pelangi.

Ini hanya sekelumit adegan film 'Laskar Pelangi' besutan sutradara Riri Riza. Film yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata ini, mengisahkan kegigihan bocah-bocah Belitung yang nyaris tidak pernah putus asa mengejar mimpi. Mendapatkan pendidikan untuk kehidupan yang lebih baik. Bukan hanya sekedar menjadi pencari ikan atau pekerja tambang.

Semangat positif yang ditularkan melalui film ini pun membawa mereka menjadi perbincangan hampir semua orang, bahkan sampai mancanegara. Selain memberi warna baru pada dunia sastra Indonesia, Laskar Pelangi juga membuka cakrawala dunia akan destinasi wisata baru di Indonesia. Belitung yang sebelumnya tak dikenal, kini menjadi banyak dicari para wisatawan.
Sudah bukan rahasia jika setiap pantai di Belitung menyimpan eksotisme masing-masing. Semuanya tergambar jelas melalui setting adegan per adegan di film tersebut. Menariknya, Belitung ternyata memiliki 189 pulau-pulau kecil. Jangan hanya menikmatinya lewat sebuah film, Anda juga wajib membuktikan keindahannya dengan mata kepala sendiri. Siapkan kaki, tenaga, waktu, dan sekantung luapan rasa kekaguman pada pulau-pulau di Belitung ini.

Hanya butuh waktu 45 menit untuk membawa Anda dari Jakarta. Sesampai di sana, Anda bisa menyewa mobil, lengkap dengan pengemudi yang merangkap sebagai pemandu, untuk meruntut keindahannya. Atau menyewa perahu yang akan menghantar Anda menyinggahi tebaran pulau-pulau kecil ini:
1. Pulau Lengkuas
Di pulau ini berdiri sebuah mercusuar buatan Belanda sejak abad ke-19. Lingkunganya termasuk sepi. Anda bisa menjadikan pantai berpasir putih ini sebagai pantai privat. Pemandangan paling sempurna adalah, menaiki puncak mercusuar dan memandangi sekeliling pantai ditemani hembusan angin sepoi.



2. Tanjung Tinggi
Ini merupakan pulau wajib kunjung. Anda tidak pernah benar-benar berkunjung ke Belitung jika belum menjejakkan kaki di lokasi setting film Laskar Pelangi. Batu-batu granit berukuran besar yang kokoh akan menyambut Anda dengan keramahannya. Naik ke puncaknya dan terjunkan diri untuk mendapatkan sensasi kesejukan air beningnya.



3. Membalong
Bagi para pemburu foto, ini merupakan spot terbaik. Berada di Barat Daya Belitung, daerah ini memiliki pemandangan paling harmonis. Tebing raksasa, pantai pasir putih, dan kehidupan desa yang masih alami. Atau jika ingin mencicipi perkampung nelayan, Anda bisa singgah di Pantai Punai.



4. Burung Mandi
Ini merupakan kawasan wisata praktis. Hampir semua tempatnya mampu mengundang wisatawan untuk mengagumi. Entah itu pantai, danau, dan bahkan Vihara yang menjadi tempat peribadatan masyarakat aslinya.



5. Tanjung Kelayang
Anda hanya akan mendapatkannya disini. Sebuah baru granit besar yang menyerupai burung kelayang. Ini juga yang kemudian menjadi identitas tempat ini.


Pukau 'Pasir Berbisik' Bromo
Kalau Laskar Pelangi menampilkan keindahan pantai, lain halnya dengan film 'Pasir Berbisik' yang lebih mengekspos keindahan pegunungan. Film legendaris garapan sutradara bertangan dingin, Garin Nugroho ini menampilkan Dian Sastro sebagai pemeran gadis bernama Daya. Tokoh utama yang begitu "mendewakan" hamparan pasir di Bromo.



Garin sengaja memilih lokasi ini untuk melambangkan kedekatan hubungan manusia dengan alam. Tempat ini mampu membuat Anda berlama-lama untuk menikmati alamnya. Sebuah sajian keindahan yang dibalut atmosfir magis.
Selain hamparan pasir, Anda juga bisa menyaksikan kesempurnaan matahari terbit yang mengawali hari. Konon, keindahan ini sudah dikenal hingga mancanegara. Bahkan para wisatawan pun mendaulat tempat ini sebagai pemilik sunrise terindah.



Butuh sedikit usaha untuk dapat merasakan pemandangan pagi buta ini. Anda harus rela melawan dinginnya udara yang menusuk tulang dan jalan yang lumayan berkabut. Jika Anda sudah puas menikmati sunrise, silahkan bergeser ke padang savanna di lereng Bromo. Anda juga pasti akan berdecak kagum menyaksikan rerumputan hijau yang diselimuti titik-titik embun. Segar, tanpa polusi.

Hampir setiap sudut Bromo menawarkan kekaguman. Anda juga bisa menuju kawah Bromo dengan menunggangi kuda sewaan. Perjalanan menuju kawah masih harus dilanjutkan dengan pendakian 150 anak tangga. Sebuah tantangan kecil, untuk mendapatkan pemandangan indah. Kawah berukuran besar dengan kepulan asap dari dalamnya.

Tidak perlu khawatir dengan akses menuju Bromo yang berliku ini. Anda dapat menyewa sebuah mobil jenis hardtop yang banyak ditawarkan bagi para wisatawan. Jika ingin merasakan kesegaran kawasan Bromo lebih lama, Anda juga bisa menumpang di rumah-rumah penduduk, atau menginap di hotel-hotel di sekitarnya.