Wakil Ketua UmumPengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) As'ad Said Ali, mengungkapkan bahwa NU secara kelembagaan siap memaafkan pihak Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disinyalir terlibat langsung dalam pembantaian terhadap para kyai dan santri pada tahun 1965.

Hal itu diungkapkan oleh As'ad dalam acara pembacaan tahlil dan doa untuk Kiai dan Santri korban peristiwa pemberontakan PKI tahun 1948 dan 1965, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2012).

"NU bisa memaafkan PKI tetapi sama sekali tidak boleh melupakan semua petualangan PKI, agar tidak terjerumus dalam lubang sejarah untuk kesekian kali. Demi membangun Indonesia ke depan yang utuh dan tanpa diskriminasi, NU bersedia memaafkan PKI sejauh mereka meminta maaf," kata As'ad.

As'ad menambahkan, jika memang hendak menciptakan iklim yang damai, maka kedua belah pihak harus bisa saling memaafkan, bukan permintaan maaf sepihak. As'ad menilai bahwa dalam peristiwa tersebut, pihak yang dianggap bersalah adalah PKI.

"Pemahaman sejarah yang hanya membaca potongan-potongan fragmen akan melahirkan pemahaman menyimpang, bahkan bisa memutarbalikan fakta dalam peristiwa. Hal itu terjadi di tengah bangsa ini dalam memahami sejarah pemberontakan PKI," ujarnya.

Menurut As'ad, munculnya peristiwa 1965 masih berkaitan dengan peristiwa pemberontakan PKi pada tahun 1926 di Prambanan, serta peristiwa 1948 di Madiun, Jawa Timur.

"Para pelakunya saling berhubungan. Tujuan utamanya adalah bagaimana mengkomunikasikan Indonesia dengan mengorbankan para ulama dan aparat negara," pungkasnya.

Komentar : Komunis hanya ideologi akar rumput Karl Max, jangan kaitkan dengan anti tuhan. PKI vs NU, hanyalah korban kekuasaan pada waktu itu...Beri Maaf kalau Pki minta maaf!!!

Sumber : LINK