- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Amdal siapa, tanggung jawab siapa?


TS
bobymongin
Amdal siapa, tanggung jawab siapa?
Pada saat pemilihan Kepala Desa di bekasi 9 September , iseng iseng saya jalan menelusuri persawahan yang luas sekali di daerah Sukatani, Sukamantri, Dmar Murub, Tambelang keluar dari Pasar Tambun.
Apel, Pisang , Nanas dan Durian sebagai identitas para calon Lurah. Tampak meriah sekali, masyarakat menyambutnya seperti Hari Raya Idul Fitri.
Bagaimana tidak, konon kabarnya setiap pemilih mendapat santunan Rp 50.000 sampai Rp 100.000.- dari para calon Kepala Desa.
Tetapi yang sangat menarik bagi saya adalah hamparan sawah ratusan hektar di sekitar Sukatani dan Tambelang, Sebagian ada yang sedang panen padi, sebagian ada yang sudah selesai panen, namun dari cerita petani katanya kali ini panennya kurang baik, tidak seperti beberapa tahun lalu.
Yang sangat menarik perhatian lagi adalah adalah keluhan air irigasi, yang biasanya tidak pernah putus, dimusim kemarau ini berkurang malah airnya hitam agak kental (seperti oli bekas) dan berbau busuk menyengat hidung. Katanya kalau ada hujan tidak terlalu hitam kental dan bau.
\t
Konon kabarnya air ini merupakan air limbah dari pabrik pabrik di Cikarang, yang airnya dibuang kesungai. Padahal air ini selain dipakai mengairi sawah, oleh penduduk setempat sehari hari dipakai mencuci pakaian, alat dapur bahkan mandi . Bukankah ini sangat berbahaya?? Karena air ini busuk limbah pabrik yang mengandung banyak bahan kimia ( AMDAL ) akan meresap kedalam tanah dan menjadi resapan sumur dimana airnya dimakao memasak dan air minum seluruh warga yang lahannya dilalui aliran sungai tsb.
Menurut penduduk, hal ini sudah berulang kali dilaporkan kepada Kepala Desa dan Kecamatan, katanya sudah ditangani. Lalu apakah PEMDA Bekasi tidak mendapat laporan ini?
Seingat saya DISNAKER (Dinas Tenaga Kerja) yang menangani AMDAL kerapkali mendatangani perusahaan yang berproduksi apapun, untuk memeriksa LIMBAH dari perusahaan, jangankan yang menghasilkan LIMBAH CAIR, yang dialirkan kesungai, limbah lain, seperti potongan kertas, plastik, kain, kayu dan segala macam saja oleh petugas DISNAKER sangat mendapat perhatian. Mengapa yang jelas pencemaran air sungai yang dipakai oleh ribuan penduduk dibiarkan saja? Apakah ini dianggap tidak berbahaya?
Mohon dari mass media dapat turun kelapangan untuk mengetahui lebih jauh, apakah sebenarya yang sedang terjadi, kasihan itu para petani rakyat kecil yang hidupnya sangat tertindas , pupuk yang mahal lagi susah, hasil panen yang dikuasai oleh para TENGKULAK harus dijual dengan harga rendah, sementara Tengkulak menjual kepasar dengan harga tinggi. Lalu apa yang harus dimakan para petani, siapa yang akan membantu petani?? Bukankah kita hidup makan beras dan sayuran dari petani.? Atau akan diimport semua seperti buah buahan?


Apel, Pisang , Nanas dan Durian sebagai identitas para calon Lurah. Tampak meriah sekali, masyarakat menyambutnya seperti Hari Raya Idul Fitri.
Bagaimana tidak, konon kabarnya setiap pemilih mendapat santunan Rp 50.000 sampai Rp 100.000.- dari para calon Kepala Desa.
Tetapi yang sangat menarik bagi saya adalah hamparan sawah ratusan hektar di sekitar Sukatani dan Tambelang, Sebagian ada yang sedang panen padi, sebagian ada yang sudah selesai panen, namun dari cerita petani katanya kali ini panennya kurang baik, tidak seperti beberapa tahun lalu.
Yang sangat menarik perhatian lagi adalah adalah keluhan air irigasi, yang biasanya tidak pernah putus, dimusim kemarau ini berkurang malah airnya hitam agak kental (seperti oli bekas) dan berbau busuk menyengat hidung. Katanya kalau ada hujan tidak terlalu hitam kental dan bau.
\t
Konon kabarnya air ini merupakan air limbah dari pabrik pabrik di Cikarang, yang airnya dibuang kesungai. Padahal air ini selain dipakai mengairi sawah, oleh penduduk setempat sehari hari dipakai mencuci pakaian, alat dapur bahkan mandi . Bukankah ini sangat berbahaya?? Karena air ini busuk limbah pabrik yang mengandung banyak bahan kimia ( AMDAL ) akan meresap kedalam tanah dan menjadi resapan sumur dimana airnya dimakao memasak dan air minum seluruh warga yang lahannya dilalui aliran sungai tsb.
Menurut penduduk, hal ini sudah berulang kali dilaporkan kepada Kepala Desa dan Kecamatan, katanya sudah ditangani. Lalu apakah PEMDA Bekasi tidak mendapat laporan ini?
Seingat saya DISNAKER (Dinas Tenaga Kerja) yang menangani AMDAL kerapkali mendatangani perusahaan yang berproduksi apapun, untuk memeriksa LIMBAH dari perusahaan, jangankan yang menghasilkan LIMBAH CAIR, yang dialirkan kesungai, limbah lain, seperti potongan kertas, plastik, kain, kayu dan segala macam saja oleh petugas DISNAKER sangat mendapat perhatian. Mengapa yang jelas pencemaran air sungai yang dipakai oleh ribuan penduduk dibiarkan saja? Apakah ini dianggap tidak berbahaya?
Mohon dari mass media dapat turun kelapangan untuk mengetahui lebih jauh, apakah sebenarya yang sedang terjadi, kasihan itu para petani rakyat kecil yang hidupnya sangat tertindas , pupuk yang mahal lagi susah, hasil panen yang dikuasai oleh para TENGKULAK harus dijual dengan harga rendah, sementara Tengkulak menjual kepasar dengan harga tinggi. Lalu apa yang harus dimakan para petani, siapa yang akan membantu petani?? Bukankah kita hidup makan beras dan sayuran dari petani.? Atau akan diimport semua seperti buah buahan?


0
1.3K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan