Punya hobi nonton film? Film dengan genre apa yang kamu suka? Action, Romance, Classic, Comedy, Horror? Atau mungkin kamu punya selera film yang lain daripada yang lain. Tapi di sini kita akan membahas seputar film-film bergenre romance. Sebenarnya tidak semua yang akan dibahas itu bergenre romance, cuma sebagian film ini memang benar-benar membuat hati trenyuh waktu nonton. Ini dia beberapa film klasik yang bisa menguras air mata...
1. RATAPAN ANAK TIRI (Sandy Suwardi Hassan, 1973)
Spoiler for "RATAPAN ANAK TIRI":
Inilah film pelopor lahirnya film-film melankolis yang mengurasi air mata penonton. Ratapan Anak Tiri (1973), menjadi film yang diperbincangkan pada era itu dan juga terkenang hingga kini. Tergambar jelas karakter hitam dan putih dalam film ini, dan tentunya menjadi film yang laris di masa itu. Berinti cerita pada malangnya nasib anak-anak yang ditinggal mati ibu kandungnya, dan ayah mereka yang dipenjara karena difitnah. Nasib mereka begitu malang karena di zalimi oleh ibu tiri mereka dan terlunta-lunta di jalanan mencari ayah mereka. Ramuan ini sukses besar, dan berhasil meraup 467.831 penonton, dan meraih penghargaan FFI 1974 untuk Pemain Cilik Terbaik (Faradilla Sandy) dan Film Terlaris. Mengangkat nama Faradilla Sandy, Dewi Rosaria Indah, dan karakter ibu tiri, Tanti Josepha.
2. TETESAN AIR MATA IBU (Iksan Lahardi, 1974)
Spoiler for "TETESAN AIR MATA IBU":
Tahun berikutnya, 1974, muncul film melankolis lainnya, berjudul Tetesan Air Mata Ibu. Kemalangan nasib karakter utama (khususnya perempuan) diurai sepanjang film, menjadi resep mujarab untuk mendatangkan penonton di era itu. Film ini dibintangi penyanyi pop Emilia Contessa, Fifi Young dan Tatiek Tito. Tentunya sepanjang film ini menceritakan kemalangan nasib dan berakhir happy ending.
3. DIMANA KAU IBU (Hasmanan, 1973)
Spoiler for "DIMANA KAU IBU":
Rano Karno tampil cukup mengesankan dalam film ini. Begitu juga dengan Lenny Marlina, aktingnya cukup bagus dan dapat membawa penonton larut dalam kesedihan. Kisah hubungan gelap, yang melahirkan ank diluar nikah. Perpisahan ibu dan anak yang cukup menyedihkan, apalagi sang anak yang terlunta menjadi gelandangan. Seiring berjalannya cerita, ibu dan anak ini bertemu di rumah sakit setelah sang anak ditabrak mobil. Terdengar klise, namun penggarapannya cukup baik. Akting Lenny Marlina mendapat penghargaan PWI tahun 1974.
4. AIR MATA KEKASIH (Lilik Sudjio, 1971)
Spoiler for "AIR MATA KEKASIH":
Dari judulnya, sudah ketahuan bahwa film ini tipe film melankolis. Bercerita tentang dua pasang insan kekasih yang dihalangi percintaan mereka karena banyak hal. Diperankan cukup baik oleh Suzanna, dan didukung pemain-pemain handal, seperti Sofia WD dan AN Alcaff. Penghargaan PWI tahun 1972 untuk aktris terbaik, Suzanna, dan film ini pernah ditayangkan oleh RCTI.
5. JANGAN AMBIL NYAWAKU (Sophan Sophiaan, 1981)
Spoiler for "JANGAN AMBIL NYAWAKU":
Adaptasi dari novel karya Titie Said, film karya Sophan Sophiaan ini memang cukup bagus untuk ditonton. Tidak hanya menyajikan kisah hidup Non (Lenny Marlina), yang menderita kanker rahim, tapi bagaimana semangat dan tidak keputusasaan Non untuk mencapai kesembuhannya. Kehidupan perkimpoian Non dengan suami dan anak-anak mereka juga menjadi inti cerita, dan dalam film juga diceritakan bagaimana rasa kasih sayang antar anggota keluarga dan motivasi dari suami dan anak-anak untuk proses kesembuhan Non. Dimainkan bagus oleh sederetan pemain seperti Frans Tumbuan, Rima Melati, Lenny Marlina, Ria Irawan sebagai salah satu anak Non, dan yang mencuri perhatian, Titi Qadarsih yang berperan sebagai sesama pasien yang satu kamar dengan Non. Meraih 8 nominasi FFI 1982 dan mendapatkan Citra untuk Tata Kamera Terbaik. Film juga pernah dibuat ulang versi sinetron.
6. TAK SEINDAH KASIH MAMA (Hasmanan, 1986)
Spoiler for "TAK SEINDAH KASIH MAMA":
Film pilihan FFI 1987 ini menceritakan tentang kehidupan Nurhayati, wanita yang kehilangan suaminya secara mendadak, dan ketika dia menerima nasib bahwa dia mengidap sakit yang untuk hidup kemungkinannya sangat kecil. Nurhayati tak kuasa meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil ketika dia harus pergi dipanggil yang maha kuasa. Dengan berat hati, satu per satu anaknya dititipkan pada orang tua asuh, dan di akhir film Nur pun pegi dengan tenang. Cukup mengharukan, dan diperankan bagus oleh Zoraya Perucha, Deddy Mizwar, Nani Widjaya, Pietrajaya Burnama, dan lain-lain.
7. HATIKU BUKAN PUALAM (Nasri Cheppy, 1985)
Spoiler for "HATIKU BUKAN PUALAM":
Di era 80-an, muncul pula film-film melankolis yang tidak begitu menguras air mata seperti di era 70-an, tapi tetap berfokus pada penderitaan seorang wanita. Kali ini, Jenny Rachman berperan sebagai Hanum, wanita yang berada di posisi tidak mengenakkan dalam pernikahannya. Intrik dan konflik batin Hanumdengan dua lelaki dalam kehidupannya diurai sepanjang film, sampai akhirnya Hanum bertemu pria yang tepat. Disutradarai Nasri Cheppy, yang lebih dikeanl lewat film-film pop remaja. Mendapatkan Piala Citra untuk Poster film terbaik FFI 1986.
8. TELAGA AIR MATA (Christ Helwedery, 1986)
Spoiler for "TELAGA AIR MATA":
Adaptasi dari novel berjudul sama, Telaga Air Mata, mengisahkan penderitan berlarut-larut dari perempuan bernama Yeni (Nena Rosier), yang tumbuh dari keluarga berantakan, kemudian nasib dan penderitaan Yeni yang bertubi-tubi, dari masuknya Yeni ke rumah bordil, hampir dirudapaksa, kematian ibunya, kehamilan Yeni di luar nikah, dan ditambah dengan ceritanya yang cukup kompleks dan rumit. Salah satu film yang lolos seleksi FFI 1987.
9. BUAH HATI MAMA (Sophan Sophiaan, 1980)
Spoiler for "BUAH HATI MAMA":
Adaptasi dari cerita pendek karya Makmur Hendrik "Jangan Menangis Mama", film ini benar-benar film tentang problematika sebuah keluarga. Berinti cerita tentang adaptasi budaya dan kultur, dan kesalahpahaman dalam keluarga. Cukup dramatis dan membuat haru. Ditambah dengan akting dari Widyawati yang begitu emosional. Dalam film ini pula, Sophan Sophiaan tidak lupa menyelipkan semangat nasionalismenya seperti ada adegan Sophan menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka", sama seperti film karya Sophan yang lain. Nominasi FFI 1981 untuk pemeran utama wanita, Widyawati, dan Tata Kamera.
10. ANAK-ANAK TAK BERIBU (Maman Firmansjah, 1980)
Spoiler for "ANAK-ANAK TAK BERIBU":
Lagi, kisah sedih anak-anak dengan ibu tiri mereka. Anak-anak ini mencari dimana keberadaan ibu kandung mereka, dan untuk mencapai tujuan itu, mereka berusaha melakukan apa saja, dari menjadi pembantu, tukan semir sepatu dan lain-lain. Kisah pun bergulir dengan kemalangan mereka, memang maksud film ini adalah mengumbar kesedihan, yaitui ketika salah satu anak, Memed terbawa kereta. Film ini pun berakhir dengan kematian salah satu anak itu. Menarik, karena diperankan oleh anak-anak Idris Sardi; Lukman Sardi, Santi Sardi dan Ajeng Triani Sardi, saat mereka masih kecil.