Tepat sebelum hari raya idul fitri/hari raya kemenangan datang, aku banyak bertemu teman-teman lamaku.
Teman bermain sewaktu SD, teman remaja saat aku SMP dan teman seperjuangan saat aku SMA dulu. Mereka pulang
kekampung halaman untuk merayakan lebaran tahun ini bersama keluarga mereka masing masing. Kota kelahiran ku
pun mulai ramai dipadati oleh penduduk.

Kian hari semakin dekat dengan hari Kemenangan, penduduk dikota ini pun semakin sibuk mengurus pernak pernik
untuk menyambut hari nan fitri dirumah maupun dijalanan. Sesekali aku sempatkan mencuci mata untuk melihat
keramaian yang mulai kembali setiap satu tahun sekali. Tak sadar aku pun berpapasan dengan seorang wanita,
sepertinya aku mengenalnya. Wajahnya tak asing lagi dimata ataupun fikiranku, aku coba mengingat dan mengulang
kembali kemasa lalu, dan kini aku mulai ingat.
Grace, itulah namanya. Dia teman SD ku dulu.
Sewaktu SD aku tak begitu mengenalnya, dikarenakan aku dan dia berbeda kelas.
Dia begitu dewasa dan pintar (menurut ku).

Dalam beberapa hari ini aku coba untuk mencari info tentang dirinya, dari nomor handfone sampai ke
nomor rumahnya.
yapp....... akhirnya aku temukan apa yang kucari. Aku mendapatkan nomor handfone nya, kucoba untuk menghubunginya
dari mulai sms sampai telfon. Dan aku mendapatkan info ternyata dia Single. Aku begitu senang dan bahagia tapi dicampur
galau (Istilah anak muda jaman sekarang) dia tidak respect dengan perhatian yang aku berikan .

Kucoba untuk menghubungi teman SD ku yang lain, "Fina" nama yang disatukan dengan 4 huruf, jika huruf "F" di
ganti dengan huruf "C" maka akan dibaca "Cina". ya... sesuai dengan paras wajahnya. berkulit putih dan bermata sipit.
FIna teman semasa SD ku juga, teman satu kelas yang kini menjadi sahabat karibku dan nantinya akan menjadi,,??
(menjadi apa ayoo tebak...? baca ceritanya sampai habis,, hehehe)

Aku sering bercerita tentang Grace ini kepada fina, bisa dikatakan Aku dan Grace ini adalah "Teman lama yang kini
menjadi idola". Tidak hanya tentang wanita saja yang kuceritakan kepada Fina, semuanya.....
Fina orangnya humoris, santai dan selalu memberikanku motivasi walau terkadang dirinya selalu kalah dalam memotivasi
orang lain.

Didalam sebuah cerita atau cerpen, pasti selalu ada yang namanya "Hari Terus Berlalu" begitu juga dengan cerita ini.

Hari-hariku kuhabiskan dengan Fina, aku merasa nyaman dan enjoy dan membuat perasaanku lebih hidup. Tapi saat
bersama Fina aku merasakan sesuatu yang tak pernah kurasakan selama 2 tahun belakangan ini, aku rindu perasaan itu.
Perasaan yang membuatku lebih berenerjik dalam melakukan aktifitas. "Kebahagiaan" itulah yang kudapatkan saat bersama
dirinya. Aku tak tau kenapa perasaan itu muncul dan datang tiba-tiba.
Apa karna aku dan dia sudah menjadi "KITA", atau karna saat aku bersama dirinya aku mendapatkan kenyamanan? (entahlah,,, hanya TUhan yang tau)

Lama kelamaan bahagia itu berubah menjadi sayang, tanpa kusadari aku telah jatuh hati kepada dirinya. Aku malas menyebutkan
Aku jatuh cinta kepadanya karna menurut aku cinta itu tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata.

Dan akhirnya aku menjalin hubungan dengannya, tanpa ada pengakuan cinta atau bisa disebut juga "Penembakan/Mengatakan cinta".

Fina, nama seorang wanita yang tak pernah kuduga yang kini menjadi pasanganku. Hari itu tiba, dimana dia (Fina) harus melanjutkan
study nya dikota besar. Kami berpisah tapi tidak berpisah dalam hubungan, hanya lokasi saja yang membatasi kami.
Jarak kota ku ke tempat dimana dia melanjutkan study nya hanay "8 Jam". 8 jam perjalanan yang harus ditempuh, lumayan lama bagi seorang pemula.
Kami selalu melepas rindu melalui telepon, itu sudah cukup. Mendengarkan suaranya setiap hari itu sudah memberikan ku bekal disini agar aku
bisa bertahan dalam menjalani cobaan hidup. Hidup memang tak semudah membalikan telapak tangan, aku slalu bersabar dan bertahan hanya untuk dia.
dia lah alasan ku kenapa aku harus hidup, dia lah "My Reason" yang selalu memberikan ku kekuatan dalam mengerjakan sesuatu hal. Apa pun itu.

Setiap aku melepas rindu dengannya aku selalu bertanya kepada dirinya :
"Mau kah kau menikahiku suatu saat nanti..?"
"Bolehkah aku menjadi Imam mu..?"
"Mau kah kau membesarkan anak- anakku kelak..?"
"Dan maukah kau menggantikan Ibu ku untuk melayaniku dikeluarga kecil kita nanti..?"

Pertanyaan itu sering kutujukan kepadanya, bukan karena aku ingin cepat cepat menikahi atau meminangnya tapi aku hanya ingin memastikan
aku bersungguh sungguh dalam menjalani hubungan ini.

Aku ingin..........
Aku ingin kau menjadi Takdir ku kelak......
Aku ingin dihati kecilku ini ada satu orang yang selalu menempati, kau lah orangnya untuk yang terakhir.

Setelah dia menyelesaikan Study nya, kami akan melanjutkan hubungan ini dengan saksi-saksi dihadapan kitab Suci.
ya...... kami berencana untuk menikah. Pertemuanku dengan nya bukan lagi "Teman lama yang kini menjadi idola" tapi "Teman lama yang
nantinya menjadi istri yang sholeha". Dan Cerita Ini Pun Akan DiMulai.