Tiga orang yang mengklaim sebagai pendiri SM*SH, tidak puas karena orangtua para personel mulai ikut campur urusan manajeman. Semisal masalah honor. Intervensi itu bukan tanpa alasan. Orangtua personel boyband itu mulai curiga kepada pihak manajemen. Buntutnya, para bunda mengambil alih urusan honor putra-putra mereka.

Pascaperalihan manajemen, Rangga Cs seakan dibayang-bayangi teror. Ketujuh personel diminta tak menggunakan nama SM*SH. "Kita akan berusaha untuk mempertahankannya. Karena, dari nama tersebut kita bertujuh bisa dikenal," ujar Morgan, baru-baru ini.

Ketujuh personel memang tak menampik jasa orang yang mengorbitkan mereka. Tapi mereka risih ketika tiga awak kantor manajemen itu mulai mengkalkulasi budget yang dikeluarkan untuk ongkos mengibarkan SM*SH di pentas hiburan.

Kabar berembus, biaya promosi, transportasi, akomodasi, dan pembuatan album berjumlah miliaran rupiah. "Kita juga sudah banyak berkorban. Mulai dari tenaga, pikiran, hingga waktu. Tapi kita engga pernah mengeluh soal itu," ujar Dicky.

Publik bisa menjadi saksi SM*SH begitu mendominasi tangga lagu Indonesia di awal kemunculan mereka. Dalam sehari, mereka bisa manggung di sejumlah stasiun televisi plus manggung off air di beberapa tempat.

Menurut Rangga, hak dan kewajiban mesti seimbang. "Kalau itu tidak terjadi, ya berarti kita harus mencari cara untuk lebih baik kan" tuturnya.