- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal wabah virus Nipah


TS
cardia
Mengenal wabah virus Nipah
Spoiler for Bukti No Repost:

Spoiler for Pendahuluan:
Akhir-akhir ini jika kita perhatikan, sepertinya musim mangga bakalan datang dalam waktu dekat. Bisa diperhatikan di sekeliling kita banyak mangga muda mulai bergelantungan.

sumber referensi gambar
Terus banyak juga yang sudah berjatuhan di tanah, karena di makan kalelawar/ codot (jawa ref.).

Sumber referensi gambar

Sumber referensi gambar
Na, ngaku saja banyak yang di antara kita yang mengkonsumsi buah yang jatuh karena dimakan codot itu. Dengan membuang bagian yang sudah dimakan codot/kalelawar tersebut, kita sudah menganggap bahwa buah tersebut layak untuk kita konsumsi. Ternyata ada bahaya terselubung sebagai akibat kita mengkonsumsi buah tersebut.

sumber referensi gambar
Terus banyak juga yang sudah berjatuhan di tanah, karena di makan kalelawar/ codot (jawa ref.).

Sumber referensi gambar
Sumber referensi gambar
Na, ngaku saja banyak yang di antara kita yang mengkonsumsi buah yang jatuh karena dimakan codot itu. Dengan membuang bagian yang sudah dimakan codot/kalelawar tersebut, kita sudah menganggap bahwa buah tersebut layak untuk kita konsumsi. Ternyata ada bahaya terselubung sebagai akibat kita mengkonsumsi buah tersebut.
Potensi bahaya terselubung itu karena adanya VIRUS NIPAH yang mungkin di tularkan oleh kalelawar buah gan. Berikut info yang saya dapat dari infodokterku.com
Spoiler for Info:
Virus Nipah merupakan virus yang tumbuh dan berkembang secara alami pada kelelawar buah dan tidak menyebabkan penyakit pada binatang tersebut. Beberapa hasil penelitian telah mengindikasikan bahwa kondisi virus Nipah pada kelelawar buah sebelumnya berada dalam bentuk inaktif, namun akibat adanya perusakan habitat, perubahan iklim serta perkembangan dan perluasan areal industri pertanian dan peternakan, maka kelelawar mengalami krisis tempat tinggal, lebih lapar dan stress yang berakibat sistem kekebalan tubuhnya menjadi lemah dengan akibat lebih lanjut, virus ini yang tadinya inaktif menjadi aktif sehingga dapat menginfeksi spesies lain. Peneliti lain mengatakan bahwa ketika sistem kekebalan tubuh kelelawar semakin lemah, maka beban virus mereka meningkat sehingga banyak virus Nipah tumpah (masuk) kedalam urin dan saliva (air liur).
Peristiwa ini pada awalnya dipicu kelakuan banyak kelompok penduduk di Semenanjung Malaysia yang membuka peternakan babi di pinggiran hutan sehingga terjadi tumpang tindih antara habitat kelelawar dan ternak babi. Kebetulan pula di dekat kandang babi terdapat kebun buah-buahan, ada beberapa buah-buahan bekas dimakan kelelawar terjatuh dan dimakan babi, juga air seni dan kotoran (feses) kelelawar dapat dengan mudah memasuki kandang babi yang bila termakan oleh babi akan menularkan NiV dari kelelawar ke babi. Studi retrospektif menunjukkan bahwa transmisi NiV dari kelelawar kepada babi mungkin telah terjadi di Malaysia sejak tahun 1996 tanpa terdeteksi. Namun sejak tahun 1998, penyebaran virus telah terbantu oleh semakin marak (meningkatnya) penjualan babi yang telah terinfeksi NiV untuk peternakan lain sehingga meletuslah wabah NiV.
Teori lain mengatakan, fluktuasi pengeluaran virus mungkin terkait dengan kondisi fisiologis, stres dan musim. Bukti preferensi musiman transmisi Pteropus Lylei (kelelawar) telah ditunjukkan dalam sebuah studi di Thailand. Periode April sampai Juni (tertinggi pada bulan Mei) adalah waktu ketika RNA virus dapat dideteksi di dalam urin kelelawar terutama dikaitkan dengan adanya fluktuasi jumlah populasi yang diamati pada bulan Mei dan berhubungan dengan saat kelelawar muda meninggalkan sarang untuk terbang.
Pada wabah di Malaysia, distribusi kelelawar yang meliputi lokasi wabah dan waktu insiden menunjukkan pola musiman wabah yang berhubungan dengan musim buah dan musim melahirkan kelelawar. Karena tidak ada bukti penularan langsung dari kelelawar kepada manusia, tetapi Antibodi terhadap virus ini ditemukan pada babi maka diperkirakan bahwa infeksi pada manusia hanya terjadi melalui hospes perantara (host intermediate).
Sepak Terjang Penyakit Nipah (Nipah Virus)
Penyakit Nipah telah menyebabkan wabah (KLB) beberapa kali di beberapa Negara di Asia selatan dalam kurun waktu 1 dekade terakhir. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebut virus Nipah (NiV) yang berasal dari hewan mamalia yaitu rubah terbang atau kelelawar buah yang banyak berseliweran di wilayah Malaysia dan Bangladesh. Di Indonesia pun, banyak berseliweran kelelawar buah tetapi sampai saat ini belum pernah ditemukan atau dilaporkan penyakit ini telah memasuki Indonesia.
Di Malaysia, Virus Nipah pernah menimbulkan wabah yang cukup menghebohkan pada tahun 1998-1999, menyebabkan kematian 265 orang (peternak babi) terkena penyakit NIpah dan 105 orang diantaranya meninggal dunia serta banyak hewan ternak (babi) mati. Virus ini menyerang manusia melalui perantaraan babi yang ada di peternakan, babi berperan sebagai inang perantara (intermediate host). Sedangkan di Bangladesh, virus Nipah menyerang manusia tanpa perantaraan hewan lain, tetapi langsung dari kelelawar kepada manusia. Pada awal tahun 2011, wabah virus Nipah terjadi lagi di sebuah kota terpencil di Hatibandha di distrik Lalmonirhat, Bangladesh Utara, dari 24 orang dewasa yang terkena virus Nipah, sedikitnya (minimal) 15 orang telah meninggal dunia dan tercatat 21 kematian anak-anak sekolah karena terinfeksi virus Nipah pada tanggal 4 Februari 2011 (WHO, 2011).
Gejala Penyakit Nipah
Virus Nipah memiliki masa inkubasi selama 4 - 18 hari. Beberapa kasus dapat menunjukkan gejala sub-klinis. Pada kasus klinis, gejala dari infeksi virus Nipah berupa radang saluran pernafasan dan batuk menyerupai influenza, disertai demam tinggi yang mendadak dan nyeri otot. Penyakit ini dapat berlanjut menjadi peradangan pada otak (encephalitis) dengan disertai pusing (sakit kepala), mual dan muntah, disorientasi, dan konvulsi. Tanda-tanda dan gejala dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24-48 jam.
Fatality
Sebanyak 50% kasus infeksi klinis virus Nipah berakhir dengan kematian (WHO Media Center, 2001).
Selama wabah penyakit Nipah pada tahun 1998 - 1999, 265 pasien telah terinfeksi NiV dan sekitar 40% dari pasien yang masuk rumah sakit dengan penyakit saraf serius telah meninggal dunia. Dua dari tiga pasien atau 66,6% orang yang terinfeksi virus Hendra meninggal dunia.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang efektif untuk penyakit ini. Tetapi Ribavarin dikatakan dapat mengurangi gejala mual, muntah, dan kejang.
Pengobatan sebagian besar difokuskan pada pengelolaan demam dan gejala neurologis. Hasil penelitian mengenai Ribavarin sampai saat ini menyatakan bahwa kegunaan klinis obat ini masih diragukan.
Orang yang sakit parah harus dirawat di Rumah Sakit karena mungkin perlu memakai ventilator untuk mengatasi gangguan pernafasan.
Pencegahan
Penyakit Nipah bisa dicegah dengan menghindari hewan yang diketahui atau dicurigai terinfeksi atau berpotensi terinfeksi dan menggunakan alat pelindung yang sesuai jika diperlukan.
Peristiwa ini pada awalnya dipicu kelakuan banyak kelompok penduduk di Semenanjung Malaysia yang membuka peternakan babi di pinggiran hutan sehingga terjadi tumpang tindih antara habitat kelelawar dan ternak babi. Kebetulan pula di dekat kandang babi terdapat kebun buah-buahan, ada beberapa buah-buahan bekas dimakan kelelawar terjatuh dan dimakan babi, juga air seni dan kotoran (feses) kelelawar dapat dengan mudah memasuki kandang babi yang bila termakan oleh babi akan menularkan NiV dari kelelawar ke babi. Studi retrospektif menunjukkan bahwa transmisi NiV dari kelelawar kepada babi mungkin telah terjadi di Malaysia sejak tahun 1996 tanpa terdeteksi. Namun sejak tahun 1998, penyebaran virus telah terbantu oleh semakin marak (meningkatnya) penjualan babi yang telah terinfeksi NiV untuk peternakan lain sehingga meletuslah wabah NiV.
Teori lain mengatakan, fluktuasi pengeluaran virus mungkin terkait dengan kondisi fisiologis, stres dan musim. Bukti preferensi musiman transmisi Pteropus Lylei (kelelawar) telah ditunjukkan dalam sebuah studi di Thailand. Periode April sampai Juni (tertinggi pada bulan Mei) adalah waktu ketika RNA virus dapat dideteksi di dalam urin kelelawar terutama dikaitkan dengan adanya fluktuasi jumlah populasi yang diamati pada bulan Mei dan berhubungan dengan saat kelelawar muda meninggalkan sarang untuk terbang.
Pada wabah di Malaysia, distribusi kelelawar yang meliputi lokasi wabah dan waktu insiden menunjukkan pola musiman wabah yang berhubungan dengan musim buah dan musim melahirkan kelelawar. Karena tidak ada bukti penularan langsung dari kelelawar kepada manusia, tetapi Antibodi terhadap virus ini ditemukan pada babi maka diperkirakan bahwa infeksi pada manusia hanya terjadi melalui hospes perantara (host intermediate).
Sepak Terjang Penyakit Nipah (Nipah Virus)
Penyakit Nipah telah menyebabkan wabah (KLB) beberapa kali di beberapa Negara di Asia selatan dalam kurun waktu 1 dekade terakhir. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebut virus Nipah (NiV) yang berasal dari hewan mamalia yaitu rubah terbang atau kelelawar buah yang banyak berseliweran di wilayah Malaysia dan Bangladesh. Di Indonesia pun, banyak berseliweran kelelawar buah tetapi sampai saat ini belum pernah ditemukan atau dilaporkan penyakit ini telah memasuki Indonesia.
Di Malaysia, Virus Nipah pernah menimbulkan wabah yang cukup menghebohkan pada tahun 1998-1999, menyebabkan kematian 265 orang (peternak babi) terkena penyakit NIpah dan 105 orang diantaranya meninggal dunia serta banyak hewan ternak (babi) mati. Virus ini menyerang manusia melalui perantaraan babi yang ada di peternakan, babi berperan sebagai inang perantara (intermediate host). Sedangkan di Bangladesh, virus Nipah menyerang manusia tanpa perantaraan hewan lain, tetapi langsung dari kelelawar kepada manusia. Pada awal tahun 2011, wabah virus Nipah terjadi lagi di sebuah kota terpencil di Hatibandha di distrik Lalmonirhat, Bangladesh Utara, dari 24 orang dewasa yang terkena virus Nipah, sedikitnya (minimal) 15 orang telah meninggal dunia dan tercatat 21 kematian anak-anak sekolah karena terinfeksi virus Nipah pada tanggal 4 Februari 2011 (WHO, 2011).
Gejala Penyakit Nipah
Virus Nipah memiliki masa inkubasi selama 4 - 18 hari. Beberapa kasus dapat menunjukkan gejala sub-klinis. Pada kasus klinis, gejala dari infeksi virus Nipah berupa radang saluran pernafasan dan batuk menyerupai influenza, disertai demam tinggi yang mendadak dan nyeri otot. Penyakit ini dapat berlanjut menjadi peradangan pada otak (encephalitis) dengan disertai pusing (sakit kepala), mual dan muntah, disorientasi, dan konvulsi. Tanda-tanda dan gejala dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24-48 jam.
Fatality
Sebanyak 50% kasus infeksi klinis virus Nipah berakhir dengan kematian (WHO Media Center, 2001).
Selama wabah penyakit Nipah pada tahun 1998 - 1999, 265 pasien telah terinfeksi NiV dan sekitar 40% dari pasien yang masuk rumah sakit dengan penyakit saraf serius telah meninggal dunia. Dua dari tiga pasien atau 66,6% orang yang terinfeksi virus Hendra meninggal dunia.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang efektif untuk penyakit ini. Tetapi Ribavarin dikatakan dapat mengurangi gejala mual, muntah, dan kejang.
Pengobatan sebagian besar difokuskan pada pengelolaan demam dan gejala neurologis. Hasil penelitian mengenai Ribavarin sampai saat ini menyatakan bahwa kegunaan klinis obat ini masih diragukan.
Orang yang sakit parah harus dirawat di Rumah Sakit karena mungkin perlu memakai ventilator untuk mengatasi gangguan pernafasan.
Pencegahan
Penyakit Nipah bisa dicegah dengan menghindari hewan yang diketahui atau dicurigai terinfeksi atau berpotensi terinfeksi dan menggunakan alat pelindung yang sesuai jika diperlukan.
Spoiler for Penutup:
Hya... Serem gan, akhir kata, mungkin kita bisa mulai menghindari mengkonsumsi buah yang sudah di konsumsi kalelawar/codot, supaya bisa mengurangi resiko tertular virus nipah.
Spoiler for Sumber Referensi:
Sumber 1
[URL="http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=140:mengenal-penyakit-dan-wabah-virus-nipah&catid=25
enyakit-menular&Itemid=18"]Sumber 2[/URL]
Sumber 3
[URL="http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=140:mengenal-penyakit-dan-wabah-virus-nipah&catid=25

Sumber 3
Semoga Bisa Bermafaat bagi kita semua


0
3.2K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan