Kaskus

Story

AdityawandismAvatar border
TS
Adityawandism
Perasaan Apakah Ini ?
Tatapan mataku jatuh tepat diretina matamu. Tiga puluh detik saling bertatap pandang, entah mengapa aku tiba-tiba saja memiliki kekuatan untuk menatap matamu. Aku menabur senyum, kau membalasnya dengan senyuman tujuh sentimeter panjangnya. Lalu, aku menyimpulkan untuk menamakannya “cinta”.


Hari Rabu, minggu kedua pada September. Pertama kali kulihat dirimu. Tak ada yang istimewa memang, namun begitu mengena dan terkenang di hati. Hari demi hari, tak terduga kita bertemu lagi. Apakah kau menyadarinya? Merasakan tatapanku? Aku ingat waktu pertama kali kita bertemu, kau memakai cardigan berwarna pink dan aku suka itu. Di pertemuan kita yang kedua, aku ingat kau memakai kaos klub bola Manchester United dan aku suka itu. Di kali ketiga, kita tak saling bertemu, tapi aku melihatmu. Aku melihatmu dari kejauhan, kuingat waktu itu kau sedang bercengkrama dengan laptopmu, kupikir kau sedang mengerjakan tugas dan kuingat kau memakai kaos berwarna kuning waktu itu. Aku ingat semuanya …


Aku pikir-pikir ternyata kau hebat juga yah, kau berhasil menyita dua pertiga waktuku dalam dua puluh empat jam hanya untuk memikirkanmu. Pernah disuatu malam, aku benar-benar terpuruk karena tak bisa berhenti memikirkanmu. Bayangmu begitu kuat menempel dalam relungku. Aku hancur, aku hancur ketika aku menyadari bahwa aku belum tahu siapa namamu. Sejujurnya, aku lelah untuk lebih lama lagi menunggu untuk tahu siapa namamu. Perasaan apakah ini? Apakah cinta? Ah, ini bukan cinta. Kau tak melakukan apa-apa, bagaimana aku bisa cinta kau? Apakah ini hanya ketertarikan pada fisik semata? Ah kurasa juga tidak, disekitarku tersebar banyak gadis cantik melebihi artis mancanegara, tapi aku bingung kenapa kau lah yang berhasil ku rekam. Aku sulit mencernanya dengan logika-ku.


Perasaan ini semakin membunuhku ketika kita semakin sering berjumpa sedangkan nyawaku untuk sekedar bertanya siapa namamu tak kunjung dating. Aku terlalu bodoh, bahkan untuk sekedar mengikuti kata hatiku. Logika-ku berkata “Hei ! ini hanya kenalan, bukan hendak melamar, masa tak berani?”. Tapi lagi-lagi kenyataan menunjukkan bahwa memang aku tak berani untuk sekedar berkenalan. Sejauh ini aku hanya mampu menatapmu dari radius seratus meter, selebihnya dari itu aku tak mampu.

Kata orang, cinta itu tak bisa menunggu. Tapi kata orang juga, jangan gegabah dalam bertindak. Aku semakin bingung dalam menafsirkan antara keberanian dan kenekatan. Jika aku berani, mungkin aku akan tahu siapa namamu, kalau aku nekat mungkin bisa jadi aku malah gegabah dan malah bertindak konyol didepanmu, dan itu bisa membunuhku dalam hitungan detik. Aku perlu tahu apakah ini sebuah perasaan cinta, atau hanya perasaan suka yang bisa dengan mudah pudar. Entahlah, yang jelas dibalik semua perasaan ini aku takut tak mampu benar-benar untuk mencinta …
0
1.2K
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan