Masih tentang tawuran pelajar neh gan.
Ane baca ini berita awalnya seh biasa aja. Tapi ternyata pas di akhir berita ane sedih banget. Coba agan baca yang ane tebelin itu.
Orangtua Minta Pemerintah Serius Tangani Tawuran Pelajar
Kamis, 27 September 2012 | 15:10
Suasana duka di pemakaman korban tawuran pelajar [antara]
[JAKARTA] Pelajar kelas X-1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mardhika itu masih terbaring di bangsal Ruang Bougenvile II, Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia (UKI). Alat bantu masih terpasang di hidungnya, sementara di bagian kaki terdapat selang infus.
Susilo masih berumur 15 tahun, dan baru beberapa bulan bersekolah di SMK itu. Cita-citanya yang sederhana untuk berbakti pada orang tua nyaris kandas. Pinggangnya terkena sabetan cerulit oleh pelajar lain, membuat luka sedalam tiga cm dengan panjang sekitar 10 cm dan mengenai otot besarnya yang membuat pendarahan hebat.
Menurut sang Ibu, Suminah (35), untuk sementara, biaya pengobatan Susilo ditanggung oleh dirinya yang hanya ibu rumah tangga, dan sang ayah, Haryadi (41) yang bekerja mengurus Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK). Namun, dia berharap Dinas Pendidikan DKI Jakarta, membantu biaya pengobatan anak sulungnya itu.
"Biaya sekarang Ditanggung sendiri. Mudah-mudahan nanti ada dari dinas pendidikan. Kalau dari pihak sekolah sudah ada guru piket yang datang guru piket," katanya.
Selain mengharap bantuan biaya, lebih jauh, Suminah berharap agar dinas terkait lebih memperhatikan para pelajar yang belakangan kembali marak melakukan aksi kekerasan. Dia menyayangkan para pelajar yang seharusnya bertugas untuk menuntut ilmu melakukan tindak kekerasan, dan bahkan hingga membuat rekannya sesama pelajar meregang nyawa.
"Semalam Wakil Kepala Dinas Pendidikan sudah menjenguk Susilo. Saya minta pertanggunjawaban dinas. Dinas Pendidikan harus lebih teliti dan Memperhatikan anak-anak ini. Anak sekolah harusnya sekolah. Saya minta mereka menangani secara serius masalah ini," ungkapnya dengan mata berkaca.
Dikatakan Suminah, Susilo yang dia kenal memiliki banyak teman. Bahkan beberapa teman anak pertamanya itu dikenalinya karena pernah ke rumah mereka di Jalan Lebak Barat, Gang Lebak Indah RT 08/02 Cijantung, Jakarta Timur. Suminah menyatakan, sejauh sepengetahuannya, anaknya itu tak memiliki musuh.
"Nggak ada. Dia anak baik, temannya juga banyak. Sekolahnya juga setahu saya bukan sekolah yang punya musuh," kata Suminah.
Suminah menegaskan, anaknya tidak terlibat dalam tawuran. Dikatakan, Susilo merupakan korban kekerasan oleh pelajar lain. Dia berharap polisi segera menangkap para pelaku, dan mengganjarnya dengan hukuman yang setimpal.
"Saya harap pelaku bertanggung jawab dan tidak mengulangi tindakan seperti ini lagi," tambahnya.
Diturukan Suminah, kondisi anak pertamanya itu kini sudah semakin membaik. Luka di pinggang telah ditangani oleh dokter dengan 15 jahitan.
"Sudah mulai bisa bicara, tapi masih lemah," kata Suminah saat ditemui di RS UKI, Kamis (27/9).
Perempuan yang saat ditemui mengenakan kerudung merah mengatakan, meski lemah, Susilo masih sempat menceriterakan peristiwa naas yang dialaminya. Dituturkan, dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu (26/9) itu, Susilo bersama kedua temannya, Faturohim dan Rahmat Kardin, diberi izin untuk tidak mengikuti pelajaran. Dengan menggunakan motor ketiganya berencana untuk mengambil Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)di rumah Rohim, sapaan Faturohim, di daerah Jengki Halim Perdana Kusuma. Di tengah perjalanan tepatnya, di Jalan Komodor, Halim Perdana Kusuma, salah seorang dari mereka bermaksud untuk buang air kecil. Belum selesai buang hajat, ketiganya didatangi oleh motor yang dikendarai oleh dua pelajar dari sekolah yang berbeda dengan mereka.
"Susilo bilang kenal dengan seragam para pelaku, dia juga mendengar para pelaku teriak kalau mereka dari Kapal (sebuah julukan untuk SMK Penerbangan Gautama), sambil mengeluarkan cerulit," kata Suminah.
Dikatakan, Susilo yang kaget dengan penyerangan itu, sempat berduel dengan salah seorang pelaku. Namun, karena tangan kosong, cerulit yang dibawa pelaku pun mengenai jari dan pinggang anaknya.
"Susilo sempat teriak 'saya kena', teman-temannya yang juga lagi berkelahi segera melempari pelaku dengan batu yang buat mereka kabur pakai motor," katanya.
Melihat Susilo bersimbah darah, Rohim, dan Rahmat segera membantu korban ke klinik terdekat. Namun, karena lukanya cukup serius, Susilo dilarikan ke RS UKI.
"Semoga dia tidak trauma untuk bersekolah," ungkapnya lirih. [F-5]
sumber:
http://www.suarapembaruan.com/home/o...-pelajar/25186
Itu korban di sekolah minta izin pulang karena mau urus SKTM. Tapi di tengah jalan malah kena celurit.
Semoga Gubernur DKI tidak hanya janji-janji sekolah gratis saja. Sehingga pelajar tidak perlu lagi mengurus SKTM untuk keperluan pendidikannya.