

TS
Buburpanda
Kemajuan Industri Logam, Cerminkan Kemajuan Bangsa
Pada 2014, ekspor mineral, termasuk di dalamnya iron ore sebagai bahan baku industri besi baja dinyatakan dilarang karena harus melalui proses pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah.
JAKARTA, IndoTrading.com Kemajuan industri logam, khususnya besi baja menjadi industri yang modern, turut mencerminkan kemajuan suatu bangsa. Ini dikarenakan kebutuhan akan besi baja terus meningkat.
Pembangunan infrastruktur, hingga peralatan rumah tangga, dipastikan akan mengonsumsi besi baja dengan jumlah yang sangat besar, ujar Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto, saat membuka Pameran Produk Logam, bertajuk Kemampuan Industri Material Dasar Logam, di Plasa Pameran Kemenperin, Selasa (11/9/2012).
Hal ini, menurut dia, menjadi keuntungan sekaligus tantangan bagi industri baja nasional, karena juga memiliki pangsa pasar yang luas, baik di pasar domestik maupun pasar internasional.
Secara statistik, angka pertumbuhan sektor industri logam dasar besi baja pada 2010 meningkat menjadi 2,38 persen. Pada 2011, industri ini mengalami pertumbuhan hinga mencapai 13,06 persen. Namun, pada semester pertama 2012 ini, pertumbuhannya mengalami perlambatan hingga 3,71 persen.
Perlambatan ini disebabkan karena sebagian besar bahan baku masih tergantung dari impor, khususnya bahan baku scrap, dimana, masih sekitar 70 persen kebutuhan scrap berasal dari luar negeri, terang Panggah.
Untuk menekan penggunaan jumlah produk impor dan mendorong tumbuhnya industri dalam negeri, sambungnya, diperlukan adanya keberpihakan terhadap produk yang dihasilkan oleh industri dalam negeri, khususnya industri material dasar logam.
Salah satu upaya pemerintah adalah mendorong program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) agar masyarakat lebih menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk impor, kata Panggah.
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri melalui penerbitan sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) terhadap perusahaan-perusahaan yang telah melakukan verifikasi. Dengan sertifikasi tersebut, maka perusahaan penghasil barang/jasa akan memperoleh prefrensi dari panitia lelang, tambahnya.
Industri Nasional Diarahkan Menuju Industri Modern
Panggah mengatakan, pemerintah terus berupaya agar pengembangan industri logam nasional juga terus diarahkan menuju industri logam modern dan efisien yang berstandar dunia.
Maka pada tahun 2014 ekspor mineral, termasuk di dalamnya iron ore sebagai bahan baku industri besi baja dinyatakan dilarang untuk diekspor, karena harus melalui proses pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah, jelasnya.
Saat ini, sebutnya, beberapa mega proyek besi baja nasional sangat membutuhkan bahan baku mineral lokal tersebut. Antara lain adalah, proyek pengolahan iron ore menjadi sponge iron di Batulicin, Kalimantan Selatan, dengan rencana produksi tahap pertama sebesar 315.000 ton per tahun. Selain itu, proyek pengolahan iron sand menjadi ping iron di Kulonprogo, DIY, dengan rencana produksi tahap pertama sebesar 1 juta ton per tahun.
Tentunya kehadiran kedua mega proyek industri hulu besi baja ini akan dapat mengurangi ketergantungan industri baja nasional kita akan bahan baku impor, kata dia.
JAKARTA, IndoTrading.com Kemajuan industri logam, khususnya besi baja menjadi industri yang modern, turut mencerminkan kemajuan suatu bangsa. Ini dikarenakan kebutuhan akan besi baja terus meningkat.
Pembangunan infrastruktur, hingga peralatan rumah tangga, dipastikan akan mengonsumsi besi baja dengan jumlah yang sangat besar, ujar Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto, saat membuka Pameran Produk Logam, bertajuk Kemampuan Industri Material Dasar Logam, di Plasa Pameran Kemenperin, Selasa (11/9/2012).
Hal ini, menurut dia, menjadi keuntungan sekaligus tantangan bagi industri baja nasional, karena juga memiliki pangsa pasar yang luas, baik di pasar domestik maupun pasar internasional.
Secara statistik, angka pertumbuhan sektor industri logam dasar besi baja pada 2010 meningkat menjadi 2,38 persen. Pada 2011, industri ini mengalami pertumbuhan hinga mencapai 13,06 persen. Namun, pada semester pertama 2012 ini, pertumbuhannya mengalami perlambatan hingga 3,71 persen.
Perlambatan ini disebabkan karena sebagian besar bahan baku masih tergantung dari impor, khususnya bahan baku scrap, dimana, masih sekitar 70 persen kebutuhan scrap berasal dari luar negeri, terang Panggah.
Untuk menekan penggunaan jumlah produk impor dan mendorong tumbuhnya industri dalam negeri, sambungnya, diperlukan adanya keberpihakan terhadap produk yang dihasilkan oleh industri dalam negeri, khususnya industri material dasar logam.
Salah satu upaya pemerintah adalah mendorong program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) agar masyarakat lebih menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk impor, kata Panggah.
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri melalui penerbitan sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) terhadap perusahaan-perusahaan yang telah melakukan verifikasi. Dengan sertifikasi tersebut, maka perusahaan penghasil barang/jasa akan memperoleh prefrensi dari panitia lelang, tambahnya.
Industri Nasional Diarahkan Menuju Industri Modern
Panggah mengatakan, pemerintah terus berupaya agar pengembangan industri logam nasional juga terus diarahkan menuju industri logam modern dan efisien yang berstandar dunia.
Maka pada tahun 2014 ekspor mineral, termasuk di dalamnya iron ore sebagai bahan baku industri besi baja dinyatakan dilarang untuk diekspor, karena harus melalui proses pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah, jelasnya.
Saat ini, sebutnya, beberapa mega proyek besi baja nasional sangat membutuhkan bahan baku mineral lokal tersebut. Antara lain adalah, proyek pengolahan iron ore menjadi sponge iron di Batulicin, Kalimantan Selatan, dengan rencana produksi tahap pertama sebesar 315.000 ton per tahun. Selain itu, proyek pengolahan iron sand menjadi ping iron di Kulonprogo, DIY, dengan rencana produksi tahap pertama sebesar 1 juta ton per tahun.
Tentunya kehadiran kedua mega proyek industri hulu besi baja ini akan dapat mengurangi ketergantungan industri baja nasional kita akan bahan baku impor, kata dia.
0
1.2K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan