- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Setahun, Angka Kecelakaan Menembus 30.000


TS
wanmar
Setahun, Angka Kecelakaan Menembus 30.000
Sumbernye
Tiap hari warga Jakarta disuguhi pemandangan jalanan Ibu Kota yang penuh sesak dengan berbagai macam kendaraan. Dari sekian banyak jenis kendaraan yang berebut jalan untuk sampai ke tujuan, sepeda motor menjadi raja jalanan di Jakarta.
Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, angka peningkatan jumlah kendaraan bermotor mencapai 9,5 persen tiap tahunnya. Tahun lalu saja, jumlah kendaraan bermotor bertambah sebanyak 2.150 unit per hari dengan rincian 1.600 di antaranya adalah sepeda motor dan sisanya sebanyak 550 adalah kendaraan roda empat.
Psikolog dari Universitas Indonesia, Niniek L Karim, mengatakan, peningkatan pengguna sepeda motor membuat mereka menjadi tidak peka pada pengguna jalan lain.
"Kalau di Belanda, raja jalanannya itu pengguna sepeda. Kalau di Paris, raja jalanannya itu pejalan kaki. Kalau di Jakarta, raja jalanannya sepeda motor. Perilakunya seenaknya," kata Niniek saar "Dialog Publik Penegakan Hukum Lalu Lintas Berbasis Teknologi Informasi", di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Rabu (26/9/2012).
Fenomena yang terjadi pada para pengguna sepeda motor, lanjutnya, adalah tidak mau memedulikan keselamatan dirinya dan pengguna jalan lain. Tidak jarang para pengguna sepeda motor ini kerap berkendara sambil menelepon atau berkirim pesan melalui ponselnya.
Tidak hanya itu, pengguna sepeda motor juga kerap tak mau mengalah dan merangsek masuk saat ada celah kosong antara kendaraan atau nekat melanggar rambu lalu lintas dan marka jalan. Bahkan, para pengguna sepeda motor ini juga tak segan melawan arah atau mengambil hak pejalan kaki dengan melintas di pedestrian.
"Lama-lama memang seenaknya. Karena itu, aturan yang diterapkan bukan hanya menjadi kewajiban bagi aparat, tapi kewajiban kita juga sebagai masyarakat," ujar Niniek.
"Jangan ragu untuk menegur motor yang masuk ke jalur pejalan kaki misalnya. Karena aturan dibuat agar kita dapat hidup bersama dengan aman dan nyaman. Biasanya jika diingatkan sesama masyarakat akan muncul rasa malu dan menjadi sadar," imbuhnya.
Dengan perilaku berkendara yang serampangan tersebut, kecelakaan lalu lintas tentu tak terelakkan lagi. Berdasarkan data dari TMC Polda Metro Jaya, tiap hari selalu ada korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas. Dalam setahun saja, angka kecelakaan di Indonesia menembus 30.000 kejadian dan didominasi oleh roda dua.
Pilihan menggunakan kendaraan roda dua ini tentunya adalah waktu tempuh yang lebih cepat. Namun, tanpa memperhatikan pengguna jalan lain, tentu akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk itu, para pengguna sepeda motor dituntut menjadi raja jalanan yang bijak demi kenyamanan bersama. (han)

Tiap hari warga Jakarta disuguhi pemandangan jalanan Ibu Kota yang penuh sesak dengan berbagai macam kendaraan. Dari sekian banyak jenis kendaraan yang berebut jalan untuk sampai ke tujuan, sepeda motor menjadi raja jalanan di Jakarta.
Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, angka peningkatan jumlah kendaraan bermotor mencapai 9,5 persen tiap tahunnya. Tahun lalu saja, jumlah kendaraan bermotor bertambah sebanyak 2.150 unit per hari dengan rincian 1.600 di antaranya adalah sepeda motor dan sisanya sebanyak 550 adalah kendaraan roda empat.
Psikolog dari Universitas Indonesia, Niniek L Karim, mengatakan, peningkatan pengguna sepeda motor membuat mereka menjadi tidak peka pada pengguna jalan lain.
"Kalau di Belanda, raja jalanannya itu pengguna sepeda. Kalau di Paris, raja jalanannya itu pejalan kaki. Kalau di Jakarta, raja jalanannya sepeda motor. Perilakunya seenaknya," kata Niniek saar "Dialog Publik Penegakan Hukum Lalu Lintas Berbasis Teknologi Informasi", di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Rabu (26/9/2012).
Fenomena yang terjadi pada para pengguna sepeda motor, lanjutnya, adalah tidak mau memedulikan keselamatan dirinya dan pengguna jalan lain. Tidak jarang para pengguna sepeda motor ini kerap berkendara sambil menelepon atau berkirim pesan melalui ponselnya.
Tidak hanya itu, pengguna sepeda motor juga kerap tak mau mengalah dan merangsek masuk saat ada celah kosong antara kendaraan atau nekat melanggar rambu lalu lintas dan marka jalan. Bahkan, para pengguna sepeda motor ini juga tak segan melawan arah atau mengambil hak pejalan kaki dengan melintas di pedestrian.
"Lama-lama memang seenaknya. Karena itu, aturan yang diterapkan bukan hanya menjadi kewajiban bagi aparat, tapi kewajiban kita juga sebagai masyarakat," ujar Niniek.
"Jangan ragu untuk menegur motor yang masuk ke jalur pejalan kaki misalnya. Karena aturan dibuat agar kita dapat hidup bersama dengan aman dan nyaman. Biasanya jika diingatkan sesama masyarakat akan muncul rasa malu dan menjadi sadar," imbuhnya.
Dengan perilaku berkendara yang serampangan tersebut, kecelakaan lalu lintas tentu tak terelakkan lagi. Berdasarkan data dari TMC Polda Metro Jaya, tiap hari selalu ada korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas. Dalam setahun saja, angka kecelakaan di Indonesia menembus 30.000 kejadian dan didominasi oleh roda dua.
Pilihan menggunakan kendaraan roda dua ini tentunya adalah waktu tempuh yang lebih cepat. Namun, tanpa memperhatikan pengguna jalan lain, tentu akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk itu, para pengguna sepeda motor dituntut menjadi raja jalanan yang bijak demi kenyamanan bersama. (han)

0
918
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan