- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Nenek Moyang Bangsa Asia dari Asia Tenggara


TS
makaribi
Nenek Moyang Bangsa Asia dari Asia Tenggara
Jurnal Sainsnya : Mapping Human Genetic Diversity in Asia
SUMBER BERITANYA
Human Genome Project, Asia
Tolong ya diskusi aja, lagi males Debat
:
SUMBER BERITANYA
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com Hasil riset terbaru deoxyribonucleic acid atau DNA tentang asal-usul manusia Asia menunjukkan bahwa Asia Tenggara merupakan sumber geografis utama dari populasi di Asia yang kemudian menyebar ke utara.
"Nenek-moyang bangsa-bangsa Asia yang keluar dari Afrika sekitar 100.000 tahun lalu itu menyusuri sepanjang pesisir selatan ke arah timur dan lebih dulu berpusat di Asia Tenggara sekitar 60.000 tahun lalu, baru kemudian menyebar ke berbagai kawasan di utaranya di Asia," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Dr Sangkot Marzuki kepada pers di Jakarta, Jumat (11/12/2009).
Menurut Sangkot Marzuki, kesimpulan terbaru ini membantah teori sebelumnya yang menyebut bahwa ada jalur majemuk migrasi nenek moyang bangsa Asia, yakni melalui jalur utara dan jalur selatan, serta membantah bahwa bangsa Asia Tenggara (yang berbahasa Austronesia) berasal dari Taiwan.
Hal itu terlihat pula dari keanekaragaman genetik yang makin ke selatan semakin tinggi, sedangkan etnik-etnik di kawasan Asia lebih utara lebih homogen. Demikian dikatakan Sangkot yang merupakan salah satu pemrakarsa riset tersebut.
Riset ini dilakukan oleh lebih dari 90 ilmuwan dari konsorsium Pan-Asian SNP (Single-Nucleotide Polymorphisms) dinaungi Human Genome Organization (Hugo) yang meneliti 73 populasi etnik Asia di 10 negara (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, India, China, Korea, Jepang, dan Taiwan) dengan total sekitar 2.000 sampel.
Menurut Sangkot, kesimpulan dari riset yang memakan waktu tiga tahun dan telah dirilis di jurnal Science pada 10 Desember 2009 berjudul "Mapping Human Genetic Diversity in Asia" itu jauh lebih akurat dibanding riset-riset sebelumnya yang hanya menggunakan DNA mitokondria atau kromosom Y karena menganalisis seluruh kromosom.
Ia menolak untuk menyimpulkan secara spesifik bahwa pusat peradaban bangsa Asia pada sekitar 60.000 tahun lalu itu ada di Indochina atau di semenanjung Malaya karena hal itu masih memerlukan riset yang lebih detail lagi.
"Bisa saja pusatnya sebenarnya ada di Sundaland (di laut China Selatan) yang sudah tenggelam pada sekitar 12.000 hingga 8.000 tahun lalu," katanya.
Menurut dia, penjelasan menyeluruh dari sejarah genetik populasi Asia memerlukan sebuah studi lanjutan mengenai genom dengan lebih banyak sampel dan marka yang densitasnya lebih tinggi lagi. Saat ini, dari setiap sampel individu, 50.000 marka dianalisis.
"Fase berikutnya, kami akan lebih banyak memasukkan berbagai etnik sehingga percabangannya akan menjadi lebih detail terlihat," katanya.
Pemetaan keanekaragaman genetik ini, tambah dia, juga sangat penting bagi penelusuran dan penanganan berbagai penyakit genetik, seperti hepatitis, dan talasemia.
"Nenek-moyang bangsa-bangsa Asia yang keluar dari Afrika sekitar 100.000 tahun lalu itu menyusuri sepanjang pesisir selatan ke arah timur dan lebih dulu berpusat di Asia Tenggara sekitar 60.000 tahun lalu, baru kemudian menyebar ke berbagai kawasan di utaranya di Asia," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Dr Sangkot Marzuki kepada pers di Jakarta, Jumat (11/12/2009).
Menurut Sangkot Marzuki, kesimpulan terbaru ini membantah teori sebelumnya yang menyebut bahwa ada jalur majemuk migrasi nenek moyang bangsa Asia, yakni melalui jalur utara dan jalur selatan, serta membantah bahwa bangsa Asia Tenggara (yang berbahasa Austronesia) berasal dari Taiwan.
Hal itu terlihat pula dari keanekaragaman genetik yang makin ke selatan semakin tinggi, sedangkan etnik-etnik di kawasan Asia lebih utara lebih homogen. Demikian dikatakan Sangkot yang merupakan salah satu pemrakarsa riset tersebut.
Riset ini dilakukan oleh lebih dari 90 ilmuwan dari konsorsium Pan-Asian SNP (Single-Nucleotide Polymorphisms) dinaungi Human Genome Organization (Hugo) yang meneliti 73 populasi etnik Asia di 10 negara (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, India, China, Korea, Jepang, dan Taiwan) dengan total sekitar 2.000 sampel.
Menurut Sangkot, kesimpulan dari riset yang memakan waktu tiga tahun dan telah dirilis di jurnal Science pada 10 Desember 2009 berjudul "Mapping Human Genetic Diversity in Asia" itu jauh lebih akurat dibanding riset-riset sebelumnya yang hanya menggunakan DNA mitokondria atau kromosom Y karena menganalisis seluruh kromosom.
Ia menolak untuk menyimpulkan secara spesifik bahwa pusat peradaban bangsa Asia pada sekitar 60.000 tahun lalu itu ada di Indochina atau di semenanjung Malaya karena hal itu masih memerlukan riset yang lebih detail lagi.
"Bisa saja pusatnya sebenarnya ada di Sundaland (di laut China Selatan) yang sudah tenggelam pada sekitar 12.000 hingga 8.000 tahun lalu," katanya.
Menurut dia, penjelasan menyeluruh dari sejarah genetik populasi Asia memerlukan sebuah studi lanjutan mengenai genom dengan lebih banyak sampel dan marka yang densitasnya lebih tinggi lagi. Saat ini, dari setiap sampel individu, 50.000 marka dianalisis.
"Fase berikutnya, kami akan lebih banyak memasukkan berbagai etnik sehingga percabangannya akan menjadi lebih detail terlihat," katanya.
Pemetaan keanekaragaman genetik ini, tambah dia, juga sangat penting bagi penelusuran dan penanganan berbagai penyakit genetik, seperti hepatitis, dan talasemia.
Human Genome Project, Asia
Quote:
East Asians are all one big happy family historically, from south east Asia not China.
A new investigative study, "Mapping Human Genetic Diversity in Asia" involving data collection from 73 ethnic groups in Southeast Asia and East Asia and carried out by 93 scientists from 40 institutions in 10 countries led by the Singapore-based Human Genome Organization (HUGO) Pan-Asian SNP Consortium, has found that by studying SNP (single-nucleotide polymorphism), which is the sequence variation in human genes, it can be demonstrated that east and south-east Asians share a common origin, - South East Asia - and that previous theories about their migration movements were likely partly false.
Traditionally, according to Dr Edison Liu, executive director at the Genome Institute of Singapore and president of HUGO, people had the wrong-headed notion that
However Dr Liu says that the new evidence points only to a single, South-east Asian origin for Asians, that being northern Thailand and Peninsular Malaysia, via a southern Indian coastal route from Africa.
After the initial migration out of Africa people got split up, some heading north to the Levant, while others moved through the Dravidian part of India, with some of the more hardy travelers among them continuing on to Thailand and Malaysia, and thence fanning out to the rest of Asia, like Indonesia to the south, and China to the north. This would entail that Chinese people are genetically and historically a subset of south-east Asians.
Africa is still thought to be the original place of man but Dr Maude E. Phipps from Monash University suggests that hidden in the depths of Asian soil could be evidence that could change this thinking.
A consequence of this new theory is that people previously considered weird outliers, like the Dayaks of Kalimantan, get to join the common East Asian family:
A scientist in Malaysia who took part in the study, Dr Zilfalil, a researcher at the Human Genome Centre, Universiti Sains Malaysia (USM), hoped, possibly wistfully, that once the new information about common origins filtered down to the people that ethnic relations would be improved, and general harmony result. [1]
A new investigative study, "Mapping Human Genetic Diversity in Asia" involving data collection from 73 ethnic groups in Southeast Asia and East Asia and carried out by 93 scientists from 40 institutions in 10 countries led by the Singapore-based Human Genome Organization (HUGO) Pan-Asian SNP Consortium, has found that by studying SNP (single-nucleotide polymorphism), which is the sequence variation in human genes, it can be demonstrated that east and south-east Asians share a common origin, - South East Asia - and that previous theories about their migration movements were likely partly false.
Traditionally, according to Dr Edison Liu, executive director at the Genome Institute of Singapore and president of HUGO, people had the wrong-headed notion that
Quote:
Asia was populated by two waves of migration. One wave was from Southeast Asia, called the Southern route, and the second from Central Asia, called the Northern route.
However Dr Liu says that the new evidence points only to a single, South-east Asian origin for Asians, that being northern Thailand and Peninsular Malaysia, via a southern Indian coastal route from Africa.
After the initial migration out of Africa people got split up, some heading north to the Levant, while others moved through the Dravidian part of India, with some of the more hardy travelers among them continuing on to Thailand and Malaysia, and thence fanning out to the rest of Asia, like Indonesia to the south, and China to the north. This would entail that Chinese people are genetically and historically a subset of south-east Asians.
Africa is still thought to be the original place of man but Dr Maude E. Phipps from Monash University suggests that hidden in the depths of Asian soil could be evidence that could change this thinking.
A consequence of this new theory is that people previously considered weird outliers, like the Dayaks of Kalimantan, get to join the common East Asian family:
Quote:
This places disparate ethnic groups like the Negritos [in the Philippines], Dayaks [in Borneo, Indonesia] etc. within the Asian fold.
A scientist in Malaysia who took part in the study, Dr Zilfalil, a researcher at the Human Genome Centre, Universiti Sains Malaysia (USM), hoped, possibly wistfully, that once the new information about common origins filtered down to the people that ethnic relations would be improved, and general harmony result. [1]
Tolong ya diskusi aja, lagi males Debat

0
4.6K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan