- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
satu per satu Bisnis Bakrie bermasalah lagi


TS
anjroid
satu per satu Bisnis Bakrie bermasalah lagi
Belum satu bulan analisa keuangan perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh taipan Aburizal Bakrie, kini bisnis yang merupakan mesin uang politikus Golkar itu kembali dihantam badai. Kali ini badai menghantam perusahaan Bumi Resources.
Senin (24/9) lalu, pemilik 29 persen saham Bumi Resources yang berkedudukan di Inggris, Bumi Plc mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan audit investigasi kepada laporan keuangan Bumi Resources.
Bumi Plc mengaku bahwa ada dugaan penyimpangan laporan keuangan dan potensi penyimpangan lain. Bumi Plc dalam siaran persnya mengatakan bahwa investigasi akan difokuskan pada dana pengembangan pembiayaan Bumi Resources dan juga pengembangan aset di PT Berau coal Energy yang tercatat nihil di dalam pembukuan Bumi Plc per 31 Desember tahun lalu.
Menurut sumber Reuters mengatakan jika dugaan tersebut meluas hingga masalah utang Bumi Resources dan pengembangan pembiayaan perseroan tersebut, maka nilai transaksi yang akan diselidiki bisa mencapai USD 1,1 miliar (Rp 10,6 triliun).
Dengan adanya masalah ini, saham Bumi Resources sempat jatuh 13 persen pada perdagangan Selasa (25/9) sebelum ditutup menguat 1,5 persen.
Masalah antara Bumi Plc yang dulunya bernama Vallar Plc memang bukan kali ini saja. Tahun 2010 lalu, pemilik Vallar Plc, Nathaniel Philip Rothschild telah melakukan transaksi 'tukar guling' dengan Bakrie. Waktu itu, Vallar mengumumkan bahwa pihaknya telah membeli saham di Bumi Resources (BUMI) sebesar USD 3 miliar (Rp 28,8 triliun). Pembelian tersebut dilakukan melalui kepemilikan saham PT Bakrie&Brothers; (BNBR) di BUMI sebesar 25 persen. Sementara Vallar Plc melakukan barter dengan 90.1 juta saham baru Vallar Plc atau dengan kata lain Bakrie and Brothers menguasai 43 persen saham Vallar Plc.
Tahun 2011, Vallar mengubah namanya menjadi Bumi Plc. Beberapa transaksi tukar guling telah terjadi semenjak transaksi pertama. Di satu sisi pria 41 tahun yang sering dipanggil Nat itu berambisi untuk menguasai saham mayoritas BNBR. Namun di sisi lain dia juga ingin menguasai kursi Bumi Plc.
Di sisi lain, berita dari Inggris mengatakan bahwa Nat sangat memperhatikan kondisi keuangan Bumi Resources dan mengkhawatirkan bahwa Bumi akan gagal bayar. Saat ini, Nat hanya menduduki wakil Presdir Bumi Plc. Sementara Presiden Direktur Bumi Plc diduduki oleh Samin Tan yang merupakan eksekutif PT Borneo Lumbung Energi.
Sebelumnya menurut analisa keuangan dari Panin Sekuritas, kondisi keuangan Bumi Resources berdasarkan laporan keuangan semester pertama tahun ini berada dalam zona tidak aman. Hal tersebut disebabkan oleh laba yang diperoleh lebih rendah daripada beban keuangan.
Pada semester pertama tahun ini, beban keuangan BUMI telah mencapai USD 324 juta (Rp 3,1 triliun), padahal BUMI tercatat merugi hingga USD 322 juta (Rp 3 triliun).
Tahun ini mungkin tahun yang buruk bagi bisnis Bakrie. Namun, masih ada dugaan bahwa berita dari Bumi Plc tersebut hanya akal-akalan belaka untuk memulai perang dingin antara Nat dan Bakrie yang terjadi tahun lalu. "Mungkin saja ada spekulasi untuk orang-orang yang ingin mengambil keuntungan dari berita ini," ujar analis dari Trust Securities Reza Priyambada.
http://www.merdeka.com/uang/bisnis-b...alah-lagi.html
semoga ini tidak mengganggu pencalonan Ical
Senin (24/9) lalu, pemilik 29 persen saham Bumi Resources yang berkedudukan di Inggris, Bumi Plc mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan audit investigasi kepada laporan keuangan Bumi Resources.
Bumi Plc mengaku bahwa ada dugaan penyimpangan laporan keuangan dan potensi penyimpangan lain. Bumi Plc dalam siaran persnya mengatakan bahwa investigasi akan difokuskan pada dana pengembangan pembiayaan Bumi Resources dan juga pengembangan aset di PT Berau coal Energy yang tercatat nihil di dalam pembukuan Bumi Plc per 31 Desember tahun lalu.
Menurut sumber Reuters mengatakan jika dugaan tersebut meluas hingga masalah utang Bumi Resources dan pengembangan pembiayaan perseroan tersebut, maka nilai transaksi yang akan diselidiki bisa mencapai USD 1,1 miliar (Rp 10,6 triliun).
Dengan adanya masalah ini, saham Bumi Resources sempat jatuh 13 persen pada perdagangan Selasa (25/9) sebelum ditutup menguat 1,5 persen.
Masalah antara Bumi Plc yang dulunya bernama Vallar Plc memang bukan kali ini saja. Tahun 2010 lalu, pemilik Vallar Plc, Nathaniel Philip Rothschild telah melakukan transaksi 'tukar guling' dengan Bakrie. Waktu itu, Vallar mengumumkan bahwa pihaknya telah membeli saham di Bumi Resources (BUMI) sebesar USD 3 miliar (Rp 28,8 triliun). Pembelian tersebut dilakukan melalui kepemilikan saham PT Bakrie&Brothers; (BNBR) di BUMI sebesar 25 persen. Sementara Vallar Plc melakukan barter dengan 90.1 juta saham baru Vallar Plc atau dengan kata lain Bakrie and Brothers menguasai 43 persen saham Vallar Plc.
Tahun 2011, Vallar mengubah namanya menjadi Bumi Plc. Beberapa transaksi tukar guling telah terjadi semenjak transaksi pertama. Di satu sisi pria 41 tahun yang sering dipanggil Nat itu berambisi untuk menguasai saham mayoritas BNBR. Namun di sisi lain dia juga ingin menguasai kursi Bumi Plc.
Di sisi lain, berita dari Inggris mengatakan bahwa Nat sangat memperhatikan kondisi keuangan Bumi Resources dan mengkhawatirkan bahwa Bumi akan gagal bayar. Saat ini, Nat hanya menduduki wakil Presdir Bumi Plc. Sementara Presiden Direktur Bumi Plc diduduki oleh Samin Tan yang merupakan eksekutif PT Borneo Lumbung Energi.
Sebelumnya menurut analisa keuangan dari Panin Sekuritas, kondisi keuangan Bumi Resources berdasarkan laporan keuangan semester pertama tahun ini berada dalam zona tidak aman. Hal tersebut disebabkan oleh laba yang diperoleh lebih rendah daripada beban keuangan.
Pada semester pertama tahun ini, beban keuangan BUMI telah mencapai USD 324 juta (Rp 3,1 triliun), padahal BUMI tercatat merugi hingga USD 322 juta (Rp 3 triliun).
Tahun ini mungkin tahun yang buruk bagi bisnis Bakrie. Namun, masih ada dugaan bahwa berita dari Bumi Plc tersebut hanya akal-akalan belaka untuk memulai perang dingin antara Nat dan Bakrie yang terjadi tahun lalu. "Mungkin saja ada spekulasi untuk orang-orang yang ingin mengambil keuntungan dari berita ini," ujar analis dari Trust Securities Reza Priyambada.
http://www.merdeka.com/uang/bisnis-b...alah-lagi.html
semoga ini tidak mengganggu pencalonan Ical

0
1K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan