- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Solo] Dua Terduga Teroris Dibebaskan


TS
masmancung
[Solo] Dua Terduga Teroris Dibebaskan
Selasa, 25 September 2012 20:03 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri membebaskan 2 dari 9 terduga teroris yang ditangkap di Solo, Jawa Tengah, 22-23 September 2012. Keduanya dinyatakan tidak cukup bukti terlibat kelompok Thorik.
"Saudara Nopem dan Indra Vitriyanto telah dikembalikan kepada pihak keluarga," kata Juru Bicara Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (25/9).
Indra dan Nopem ditangkap saat berada di rumah terduga teroris lain bernama Kamidi di Griyan, Kelurahan Panjang, Kecamatan Lawean, Solo. Di rumah itulah, petugas menemukan bom cair nitroglycerin dan empat bom pipa aktif. Ditemukan juga bahan-bahan pembuat bom peledak.
"Jadi memang mereka berada di lokasi, yang kedapatan ada sejumlah bahan peledak, yakni di rumah saudara Kamidi. Tapi tidak cukup bukti," kata Boy.
Dengan dipulangkan Indra dan Nopem, maka masih tujuh orang yang diperiksa. Mereka adalah Kamidi, Rudi Kurnia Putra, Badri Hartono, Fajar Novianto, Barkah Nawa Saputra, Triyatno, Joko Tri Priyanto alias Joko Parkit. Seluruhnya ditangkap di Solo.
Penangkapan mereka berdasarkan pengembangan pemeriksaan Thorik, tersangka kasus kepemilikan bom di Tambora, dan ledakan bom rakitan di Beji, Depok, Jawa Barat. Menurut Boy, Thorik cs menamakan kelompoknya sebagai Alqaeda Indonesi yang dipimpin Badri.
Sepak terjang kelompok ini terungkap dari kepulan asap di rumah Thorik di Jalan Teratai 7, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, 5 September 2012. Warga mengira terjadi kebakaran. Saat didekati, Thorik malah melarikan diri. Warga curiga dan melapor polisi. Saat digeledah, ditemukan bahan peledak dan bom rakitan setengah jadi di rumah tersebut.
Pada 8 September 2012, warga Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok, Jawa Barat, dikejutkan dengan bunyi ledakan dari sebuah rumah petak. Ledakan ternyata berasal dari bom yang diduga sedang dirakit. Seorang pria tanpa identitas terkapar di lokasi.
Sehari kemudian, Thorik menyerahkan diri ke Pos Polisi Jembatan Lima. Thorik mengaku ada di lokasi ledakan Beji. Ia juga mengenali pria yang terkapar di lokasi sebagai Wahyu Ristanto alias Anwar, warga Karanganyar, Jawa Tengah. Tes DNA menyatakan pria tersebut benar Wahyu.
Beberapa hari berselang, giliran Yusuf Rizaldi menyerahkan diri di Polsek Pangkalan Susu, Langkat, Sumatra Utara. Yusuf adalah orang yang menyewa rumah di Beji. Rumah itu dijadikan klinik pengobatan tradisional bekam. Saat ledakan, Yusuf kabur ke rumah orangtuanya di Langkat.
Dari hasil pemeriksaan Thorik, polisi menggeledah sebuah rumah kontrakan di Bojong, Bogor, Jawa Barat. Polisi menangkap seorang pria bernama Arif, perantara sewa-menyewa rumah tersebut. Rumah itu dinyatakan sebagai gudang bahan peledak kelompok mereka.
Kemudian petugas menangkap dua terduga teroris di Bintaro, Jakarta Selatan, 17 September 2012. Mereka adalah Agus Abdillah alias Jody (33), warga Tambora, dan Abay alias Saidil AKbar (30), warga Bintaro. Keduanya dinyatakan terkait jaringan Thorik. Dari sana, Densus 88 menggeledah rumah Jody di Tambun, Bekasi, dan menangkap seorang berinisial A.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, baru lah Densus 88 mengarah ke Solo. Di hari yang sama dengan penangkapan Solo, Densus 88 juga menangkap terduga teroris bernama Anggri Pamungkas (19) di Melawi, Kalimantan Barat.
Boy mengatakan, kelompok ini belum lama terbentuk. Tapi sebagian anggotanya terkait dengan kelompok atau tersangka lama. Menurut Boy, Joko Parkit dan Badri dinyatakan sebagai anak buah Urwah, pengikut tersangka teroris Noordin M. Top. Urwah tewas ditembak saat penyergapan Noordin.
Joko Parkit juga diketahui sebagai pemimpin Kelompok Laweyan, basis pendukung Noordin M Top di Solo. Joko bebas pada 2007, setelah sebelumnya dihukum tiga tahun penjara karena menyembunyikan Noordin M Top usai peledakan bom di Kedutaan Besar Australia.
Boy mengatakan, saat ini polisi masih mengejar empat lainnya yang ikut dalam kelompok Al- Qaeda Indonesi. "Kita masih mencari sekitar empat yang ditelusuri berkait aktifitas mereka," kata Boy.
sumber :
http://www.metrotvnews.com/metromain...ris-Dibebaskan
tidak ada bukti yg cukup maka ke dua orang di bebaskan dan dikembalikan kekeluarganya.
Metrotvnews.com, Jakarta: Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri membebaskan 2 dari 9 terduga teroris yang ditangkap di Solo, Jawa Tengah, 22-23 September 2012. Keduanya dinyatakan tidak cukup bukti terlibat kelompok Thorik.
"Saudara Nopem dan Indra Vitriyanto telah dikembalikan kepada pihak keluarga," kata Juru Bicara Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (25/9).
Indra dan Nopem ditangkap saat berada di rumah terduga teroris lain bernama Kamidi di Griyan, Kelurahan Panjang, Kecamatan Lawean, Solo. Di rumah itulah, petugas menemukan bom cair nitroglycerin dan empat bom pipa aktif. Ditemukan juga bahan-bahan pembuat bom peledak.
"Jadi memang mereka berada di lokasi, yang kedapatan ada sejumlah bahan peledak, yakni di rumah saudara Kamidi. Tapi tidak cukup bukti," kata Boy.
Dengan dipulangkan Indra dan Nopem, maka masih tujuh orang yang diperiksa. Mereka adalah Kamidi, Rudi Kurnia Putra, Badri Hartono, Fajar Novianto, Barkah Nawa Saputra, Triyatno, Joko Tri Priyanto alias Joko Parkit. Seluruhnya ditangkap di Solo.
Penangkapan mereka berdasarkan pengembangan pemeriksaan Thorik, tersangka kasus kepemilikan bom di Tambora, dan ledakan bom rakitan di Beji, Depok, Jawa Barat. Menurut Boy, Thorik cs menamakan kelompoknya sebagai Alqaeda Indonesi yang dipimpin Badri.
Sepak terjang kelompok ini terungkap dari kepulan asap di rumah Thorik di Jalan Teratai 7, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, 5 September 2012. Warga mengira terjadi kebakaran. Saat didekati, Thorik malah melarikan diri. Warga curiga dan melapor polisi. Saat digeledah, ditemukan bahan peledak dan bom rakitan setengah jadi di rumah tersebut.
Pada 8 September 2012, warga Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok, Jawa Barat, dikejutkan dengan bunyi ledakan dari sebuah rumah petak. Ledakan ternyata berasal dari bom yang diduga sedang dirakit. Seorang pria tanpa identitas terkapar di lokasi.
Sehari kemudian, Thorik menyerahkan diri ke Pos Polisi Jembatan Lima. Thorik mengaku ada di lokasi ledakan Beji. Ia juga mengenali pria yang terkapar di lokasi sebagai Wahyu Ristanto alias Anwar, warga Karanganyar, Jawa Tengah. Tes DNA menyatakan pria tersebut benar Wahyu.
Beberapa hari berselang, giliran Yusuf Rizaldi menyerahkan diri di Polsek Pangkalan Susu, Langkat, Sumatra Utara. Yusuf adalah orang yang menyewa rumah di Beji. Rumah itu dijadikan klinik pengobatan tradisional bekam. Saat ledakan, Yusuf kabur ke rumah orangtuanya di Langkat.
Dari hasil pemeriksaan Thorik, polisi menggeledah sebuah rumah kontrakan di Bojong, Bogor, Jawa Barat. Polisi menangkap seorang pria bernama Arif, perantara sewa-menyewa rumah tersebut. Rumah itu dinyatakan sebagai gudang bahan peledak kelompok mereka.
Kemudian petugas menangkap dua terduga teroris di Bintaro, Jakarta Selatan, 17 September 2012. Mereka adalah Agus Abdillah alias Jody (33), warga Tambora, dan Abay alias Saidil AKbar (30), warga Bintaro. Keduanya dinyatakan terkait jaringan Thorik. Dari sana, Densus 88 menggeledah rumah Jody di Tambun, Bekasi, dan menangkap seorang berinisial A.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, baru lah Densus 88 mengarah ke Solo. Di hari yang sama dengan penangkapan Solo, Densus 88 juga menangkap terduga teroris bernama Anggri Pamungkas (19) di Melawi, Kalimantan Barat.
Boy mengatakan, kelompok ini belum lama terbentuk. Tapi sebagian anggotanya terkait dengan kelompok atau tersangka lama. Menurut Boy, Joko Parkit dan Badri dinyatakan sebagai anak buah Urwah, pengikut tersangka teroris Noordin M. Top. Urwah tewas ditembak saat penyergapan Noordin.
Joko Parkit juga diketahui sebagai pemimpin Kelompok Laweyan, basis pendukung Noordin M Top di Solo. Joko bebas pada 2007, setelah sebelumnya dihukum tiga tahun penjara karena menyembunyikan Noordin M Top usai peledakan bom di Kedutaan Besar Australia.
Boy mengatakan, saat ini polisi masih mengejar empat lainnya yang ikut dalam kelompok Al- Qaeda Indonesi. "Kita masih mencari sekitar empat yang ditelusuri berkait aktifitas mereka," kata Boy.
sumber :
http://www.metrotvnews.com/metromain...ris-Dibebaskan
tidak ada bukti yg cukup maka ke dua orang di bebaskan dan dikembalikan kekeluarganya.
0
882
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan