Pemerintah yang lalai, abai, dan tidak cakap mengurus negara, bangsa, dan rakyatnya akan menjadi sasaran kegemasan, kegeraman, dan kemarahan yang berujung pada tindakan anarkis mereka yang tidak puas. Pemerintah yang melakukan banyak pembiaran terhadap persoalan-persoalan besar akan menjadi sasaran tindakan amuk, sebagai bentuk frustrasi sosial.

Demikain juga kondisi politik dan ekonomi global yang penuh ketidakadilan, dapat memancing orang atau kelompok yang tidak sabar untuk melampiaskan diri dengan tindakan-tindakan kekerasan. Jika negara atau kekuatan apa saja dapat berbuat sewenang-wenang, kenapa yang lain tidak? Begitulah kira-kira para pelaku kekerasan akan berlogika, suatu logika yang tentu saja salah. Lucunya, dunia internasional khususnya Amerika Serikat begitu resah dengan terorisme, termasuk terhadap Al-Qaida. Tapi negara adidaya itu ikut melakukan kebijakan-kebijakan dari penciptaan ketidakadilan global seperti membiarkan tindakan-tindakan brutal Israel terhadap Palestina. Terorisme orang atau kelompok ditumpas, tetapi terorisme negara dibiarkan dan bahkan dibantu.

Karena itu pemerintah Indonesia perlu lebih menempatkan terorisme secara lebih elegan dalam konteks masalah-maslah yang menyeluruh, jangan kasus per kasus. Jangan pula menjadikan terorisme sebagai komoditi ke dunia internasional, sehingga bukan malah selesai tetapi sebaliknya terus mekar...

Makasih gan uda menyimak curahan hati kami...
(Aku Bangga Menjadi) Warga Muhammadiyah

Link Orasi: