Kaskus

News

eCiputraAvatar border
TS
eCiputra
Entrepreneurship Sosial Merebak di Cina
Tak seperti organisasi nirlaba, bisnis sosial harus bisa mendapatkan laba dan menyokong operasionalnya sendiri. Namun, saat mereka harus mencetak untung, sering mereka juga harus menerima kenyataan bahwa keuntungan tak sebesar jenis bisnis lain dan mereka menginvestasikan kembali keuntungan yang diperoleh dalam berbagai kegiatan amal yang relevan dengan tujuan mereka, yaitu untuk mengatasi masalah sosial dalam masyarakat tempat mereka berada.



Di negeri tirai bambu, tren entrepreneurship sosial sedang merebak. Di tahun 2011, sebuah studi filantropi keluarga di Asia yang dilakukan oleh bank Swiss UBS dan sekolah bisnis Insead menyatakan 40% dari responden yang tinggal di Cina menganggap kebangkitan entrepreneurship sosial sebagai salah satu tren yang paling ditunggu.



Saat para hartawan Bill Gates dan Warren Buffett mengunjungi Cina untuk membujuk orang-orang kaya negeri itu untuk mendonasikan sebagian kekayaan mereka, dilaporkan oleh reporter Jack Ma bahwa orang-orang kaya di Cina lebih suka mendanai bisnis-bisnis sosial daripada harus memberikan donasi begitu saja pada badan amal.



Menurut Ross Baird,direktur pelaksana Viullage Capital yang berpusat di Atlanta AS yang bekerja dengan para entrepreneur sosial di Cina, AS, Kenya dan india, hal itu masuk akal.

“Saya pikir masyarakat Cina merupakan salah satu masyarakat yang memiliki bakat bawaan berwirausaha paling tinggi di dunia. Dan di setiap negeri, para entrepreneur-lah yang bisa menanggapi dengan lebih cepat akan adanya kebutuhan daripada orang lain.”



Tren entrepreneurship sosial ini bisa kita saksikan di Hong Kong, tempat penduduk usia lanjut menghadapi masalah karena mereka harus dirawat oleh orang asing karena anak-anak mereka sendiri harus bekerja siang malam, tak sempat untuk merawat orang tua mereka. Legward Wong dan Jeff Ng menangkap peluang tersebut dan mendirikan usaha kecil berupa panti werda “Home of Elderly” 7 tahun lalu. Mereka yakin ini merupakan sebuah masalah sosial yang harus dipecahkan dan sekaligus sebagai peluang bisnis yang harus digarap.



Makin diminatinya usaha bertema sosial di Cina mungkin dipicu oleh rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada lembaga amal yang dijalankan oleh pemerintah, demikian kata Legward Wong. “Lebih mudah untuk menciptakan manfaat dengan usaha sendiri daripada meminta sumbangan, karena tingkat kepercayaan di sini tidak begitu tinggi,” katanya.

Selengkapnya: eciputra.com
0
732
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan