Selasa, 25 September 2012 11:59 WIB
Sejumlah siswa Muhammadiyah 2 Pucang saat membuat website
Quote:
SURYA Online, SURABAYA- SMA Muhammadiyah 2 Pucang Surabaya membuat terobosan dalam bidang pembelajaran dan pengajaran. Sistem pembelajaran mereka kini berbasis website dan blog. Setidaknya, mulai semester ini tugas dan PR setiap siswa di sekolah ini harus ditulis di website pribadi atau blog mereka.
Mau tidak mau, setiap siswa dituntut membuat dan memiliki website dan blog sendiri. "Kebetulan saya sudah sejak SMP sudah diajari membuat website. Di kelas dua ini tinggal menyempurnakan. Aku lebih banyak isi web saya dengan fashion mulai era 1980-an," ucap Destya Rini, salah satu siswa IPA 3 SMA Muhammadiyah 2 Pucang.
Namun sebelum asyik melanjutkan hobi di dunia fashion, Destya harus memenuhi kewajibannya sebagai siswa. Sekolahnya, mulai semester ini menuntut dirinya memanfaatkan media sosial untuk tujuan pembelajaran di sekolah. "Nantinya, tugas dan PR harus ditulis di web dan dilihat oleh guru," tambahnya.
Seluruh siswa kelas XI tadi pagi memang mendapat pelajaran khusus TIK. Mereka diminta membuat website. Tampak seluruh siswa banyak yang sudah mahir dan sebagian ada yang perlu bimbingan. "Awalnya agak susah. Apalagi harus bisa photoshop. Tapi sekarang tak sulit. Malah menyenangkan," kata Tisa Larasati.
Mustofa Agus, guru Teknologi Informasi dan Komunikasi
SMA Muhammadiyah 2 Pucang menuturkan bahwa pihaknya sedang mengajari siswa membangun cita diri di internet. Namun, sekolah harus lebih dulu mengajari siswa dengan materi membuat website.
Tidak hanya itu,
mereka diajari membuat firtual kartu bisnis, atau menggunakan facebook dan blog dengan lebih edukatif dan terarah. Para siswa harus mampu mengelola akun sosial tak sekedar punya-punyaan.
"
Harus diisi dengan menulis hal baik. Semester ini setelah siswa punya website dan blog, PR guru harus lewat media ini. Misalnya pelajaran bahasa Indonesia atau pelajaran yang lain. Alamat web dikirim khusus masuk link guru. Guru tinggal membaca dan mencermati tugas siswa," kata Mustofa.
Pemanfaatan teknologi yg lebih baik, drpd membiarkan para siswa menjadi 4l4y
