- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
SMAN 70 dan 6 Bulungan Tawuran, 1 Tewas


TS
untuk.kaskus
SMAN 70 dan 6 Bulungan Tawuran, 1 Tewas
'Tradisi' Tawuran SMA 6 dan SMA 70 Sudah Sejak 1980-an
Spoiler for PROLOG:
TAWURAN ANTAR PELAJAR
Prilaku tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda atau korban cedera tapi sudah merenggut ratusan nyawa melayang sia-sia selama sepuluh tahun terakhir. Maraknya tawuran pelajar dipicu oleh banyak faktor. Pada tingkat mikro, rendahnya kualitas pribadi dan sosial siswa mendorong mereka berprilaku yang tidak pronorma. Pada tingkat messo, buruknya kualitas dan manajemen pendidikan mendorong rasa frustasi anak yang dilampiaskan pada tindakan negatif, termasuk tawuran. Di tingkat makro, persoalan pengangguran, kemiskinan, dan kesulitan hidup memberi sumbangan tinggi bagi terbentuknya masyarakat (termasuk siswa) yang merasa kehilangan harapan untuk hidup layak.

"Sejauh mana efektivitas pendidikan bagi peningkatan kualitas siswa?"Pertanyaan mendasar tersebut layak dikedepankan mengingat sumbangsih pendidikan bagi masyarakat belum terlihat secara kasat mata. Padahal investasi yang diserap dunia pendidikan sangat besar. Pendidikan belum berhasil menjadi solusi bagi kesejahteraan hidup manusia, tetapi sebaliknya menciptakan masalah bagi masyarakat.
Salah satu masalah yang dihadapi pendidikan adalah kurikulum yang dianggap terlalu berat dan membebani siswa. Di samping itu, banyak pihak yang ingin memasukan kepentingannya dalam kurikulum pendidikan. Akibatnya batok kepala siswa menjadi keranjang sampah bagi beragam kepentingan. Banyaknya bidang kajian menjadikan substansi pengetahuan menjadi sedikit, tetapi terlalu montok. Akhirnya kita lupa, bahwa apa yang dipelajari siswa tidak bermanfaat. Sudah sumpeg, metode pembelajarannya pun represif. Modus pembelajaran yang monolog oleh guru terasa benar miskin makna. Yang dimaksud cerdas oleh guru adalah besarnya daya ingat siswa terhadap segudang informasi, seperti halnya ketangkasan cerdas cermat.
Pendidikan juga terlalu science minded. Ada siswa SMU yang setiap minggunya harus belajar matematika 10 jam dan fisika masing-masing 10 jam pelajaran. Seolah-olah matematika dan fisika merupakan satu-satunya jawaban dari persoalan hidup manusia. Jarang sekali ada sekolah yang mengembangkan pembelajaran sesuai potensi, minat, dan bakat siswa seperti olah raga atau musik, misalnya. Akibat kurikulum yang terlalu berat menjadikan sekolah sebagai stressor baru sebagai siswa. Disebut baru karena siswa sebenarnya sudah sangat tertekan akibat berbagai persoalan keluarga dan masyarakat (termasuk pengangguran dan kemiskinan). Akibatnya, siswa ke sekolah tidak enjoy tetapi malah stress. Siswa tidak menganggap sekolah sebagai aktivitas yang menyenangkan tetapi sebaliknya: membebani atau bahkan menakutkan. Akibatnya, siswa lebih senang keluyuran dan kongkow-kongkow di jalan-jalan daripada mengikuti pelajaran di sekolah. Ada joke yang akrab di masyarakat, sekolah sudah menjadi pembunuh nomor satu di atas penyakit jantung.
Sekolah yang Menyenangkan
Saat ini mulai berkembang paradigma baru tentang pendidikan yang menyenangkan". Pendidikan disesuaikan dengan ranah berpikir siswa. Jadi bukannya siswa yang dipaksa mengikuti pelajaran sesuai kemauan guru, termasuk dalam hal penilaian benar-salah. Guru yang harus masuk ke dalam ranah berpikir siswa, menyelami apa pemikiran, kehendak, dan jiwa siswa. Guru juga tidak bisa otoriter memaksakan pendapatnya paling benar. Tetapi siswa dilibatkan untuk mengkaji kebenaran nilai-nilai itu dan perbedaan pendapat tidak dilarang. Selama ini kan tidak, Aturan yang dibuat sekolah bernilai mutlak. Siswa tidak punya kewajiban lain selain patuh. Kalau tidak patuh maka dianggap melanggar peraturan sehingga wajib diberi sanksi. Tidak ada hak bagi siswa untuk mengemukakan pendapat bahwa setiap aturan mesti tergantung pada konteksnya, termasuk konteks pemikiran siswa. Akibatnya, siswa patuh karena pura-pura.
Selain itu para pemerhati pendidikan di Barat mulai menyadari bahwa kecerdasan emosional (EQ) tidak kalah penting dibanding kecerdasan intelektual (IQ). Bahkan menurut penelitian, siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, setelah dewasa justru lebih banyak yang berhasil dibanding siswa yang memiliki IQ tinggi. Paradigma baru ini hendaknya juga mulai diadopsi di Indonesia. Kecerdasan emosional siswa meliputi kemampuan mengembangkan potensi diri dan melakukan hubungan sosial dengan manusia lain. Beberapa tolok ukurnya adalah: memiliki pengendalian diri, bisa menjalin relasi, memiliki sifat kepemimpinan, bisa melobi, dan bisa mempengaruhi manusia lain. Siswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi memiliki beragam alternatif bahasa untuk berkomunikasi dan bernegosiasi dengan manusia lain, termasuk dengan seseorang yang dianggap musuh. Sebaliknya, siswa yang kecerdasan emosionalnya rendah hanya memiliki satu bahasa: takut atau justru sebaliknya, tawur. Mereka juga tidak bisa membedakan musuh. Tolok ukur seseorang dianggap kawan atau musuh adalah seragamnya. Siapapun dia, asalnya darimana, kalau memakai seragam sekolah lawan harus dimusuhi.
Seragam sekolah menjadi sumber masalah. Meski tujuannya baik yakni untuk melatih kedisplinan, tetapi juga membawa dampak negatif. Seragam sekolah menumbuhkan identitas kelompok yang memicu tawuran. Lagi pula, penyeragaman seragam sekolah juga tidak bermanfaat. Malahan, rok siswi yang kadang terlalu mini juga mengundang masalah sendiri bagi siswa laki-laki. Sebaiknya siswa tidak diwajibkan mengenakan seragam.
Itulah beberapa tawaran untuk mengurangi tawuran pelajar. Kalau usaha tersebut telah diikhtiarkan tetapi tawuran pelajar makin menggejala, artinya kita perlu berikhtiar lebih keras lagi. Justru itulah makna hakikat pendidikan: terus berusaha dan tak kenal menyerah.
Spoiler for kronologis:
Quote:
VIVAnews - Tawuran antar pelajar kembali lagi terjadi, kali ini melibatkan siswa dua sekolah yang sudah jadi musuh bebuyutan, SMAN 6 dan SMAN 70 Bulungan, Jakarta Selatan. Akibatnya satu siswa tewas, dua orang lainnya luka-luka.
"Satu orang meninggal atas nama AS. Dia kena luka bacok di bagian dada. Dua lainnya ada yang luka di bagian jari dan luka dibagian pelipis diduga terkena batu," ujar kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Wahyu Hadiningrat saat dihubungi VIVAnews, Senin 24 September 2012.
Menurut Wahyu, polisi masih melakukan penyelidikan terhadap pelaku yang melakukan penyerangan. Ketiga korban lainnya sedang dirawat di RS Muhammadiyah, Jakarta Selatan.
Dijelaskan Wahyu, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu 15 siswa SMA 6 Jakarta sedang ingin melakukan latihan futsal. Mereka ke luar dari sekolah dan menuju Tugu Taman di dekat gerai Seven Eleven. Gerai ini berada seberang jalan tak jauh dari lokasi sekolah SMAN 70.
Saat itu juga, sebanyak 20 siswa yang diduga berasal dari SMA 70 Jakarta langsung menyerang 15 orang siswa SMA 6. Kedua lokasi sekolah ini memang sangat berdekatan.
"Peristiwanya sangat cepat, begitu mereka menyerangan dan langsung bubar," jelas Wahyu. Tawuran antar-dua sekolah ini sudah seperti langganan setiap tahun. Tetapi, kejadian itu terus berulang dan menimbulkan korban.
SUMBER

Quote:
Original Posted By UPDATEmenurut kabar, jenazah akan di kuburkan Selasa, 25 september 2012 pukul 10:00 WIB di kampung poncol deket rumahnya
komentar kaskuser:
Quote:
Original Posted By rzq3k►akibat doktrin, tradisi, dan pembiaran ... tidak ada efek jera ... kalo orang tua dan guru tidak bijak mengarahkan, yg ada kasus ini justru semakin memperuncing dendam di kemudian hari
selamat deh buat kakak2 kelasnya yg udah ngedoktrin ,,,, ente semua dapet jatah dosa ...
buat orang tua yg ditinggalkan turut berduka cita, tidak seharusnya seseorang melihat darah dagingnya tak bernyawa ...
selamat deh buat kakak2 kelasnya yg udah ngedoktrin ,,,, ente semua dapet jatah dosa ...
buat orang tua yg ditinggalkan turut berduka cita, tidak seharusnya seseorang melihat darah dagingnya tak bernyawa ...

Saksi Mata:
Quote:
Original Posted By JASA.FULL.BAR►turut berduka gan 
pas kejadian gw lagi ada di tkp sevel blok m
saat itu yang gw liat si emang kayak tawuran biasa gitu , rata2 pada bawa bambu ma kayu doang (ga ada yg gw liat bawa senjata tajam).
ternyata makan korbannya di depan kfc nya
kalo saran gw si ,
mendingan 70 nya aja yang di binasakan sekolahnya
coz menurut gw , anak2 06 cantik2 and kalem
beda hawanya gan ,
lewat skolah sma 70 hawanya udh hawa iblis aje
kalo lewat skolah sma 6 bawaannya adem kalem gitu
u know if my posting fact

pas kejadian gw lagi ada di tkp sevel blok m
saat itu yang gw liat si emang kayak tawuran biasa gitu , rata2 pada bawa bambu ma kayu doang (ga ada yg gw liat bawa senjata tajam).
ternyata makan korbannya di depan kfc nya

kalo saran gw si ,
mendingan 70 nya aja yang di binasakan sekolahnya
coz menurut gw , anak2 06 cantik2 and kalem

beda hawanya gan ,
lewat skolah sma 70 hawanya udh hawa iblis aje
kalo lewat skolah sma 6 bawaannya adem kalem gitu
u know if my posting fact
0
18.5K
Kutip
158
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan