- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berita Seputar PON XVIII Riau (flashback)


TS
KrisnaKASKUS
Berita Seputar PON XVIII Riau (flashback)
Spoiler for liat aja gan:
Quote:


Disni ane mau bagiin flashback PON XVIII Riau
Langsung aja

Spoiler for flashback:
PON XVIII: Tak Miliki Uang Protes, Lifter Jambi Gagal Dapatkan Medali
Senin, 17 September 2012 | 14:29
Senin, 17 September 2012 | 14:29
Quote:
Spoiler for pic:

Quote:
Spoiler for beritanya gan:
Atlet angkat berat Jambi gagal meraih medali karena tidak memiliki uang untuk melakukan protes pada pertandingan cabang angkat berat PON XVIII/2012 di Riau.
Kekalahan pahit harus diterima lifter Jambi, Dodi yang turun di angkat berat kelas 83 Kg, harus memupus harapan menyumbang medali akibat tidak bisa protes karena tidak ada uang untuk melakukan protes.
Pelatih Angkat Berat Jambi, Aman Mulyadi mengatakan tanpa uang protes lifter Jambi Dodi gagal meraih medali karena tidak bisa melancarkan protes.
Kendala nonteknis justru menjadi penyebabnya. Sesuai aturan pertandingan, jika ada lifter yang melakukan kesalahan angkatan maka otomatis akan dikenai sanksi Walk Over (WO).
Ironisnya sanksi itu otomatis hilang jika tim melakukan protes dengan menyerahkan uang Rp1 juta sesuai aturan.
"Karena tim angkat berat Jambi tidak membawa dana taktis dan terpaksa kami harus merelakan kesempatan ini melayang. Atlet daerah lain meski WO, bisa tetap tampil sebab, imbuhnya, mereka bisa membayar uang protes. Lain dengan Jambi yang meski protes tidak bisa bermain sehingga harus gigit jari," papar Aman.
"Terpaksa Jambi harus melihat atlet daerah lain bertanding sementara kita tidak bisa turun karena tidak ada dana protes."
Cabang angkat besi dan angkat berat Jambi pada PON kali ini hanya bisa menyumbangkan satu medali emas dan satu perak atas nama Robi dan Kinnanty.
Kekalahan pahit harus diterima lifter Jambi, Dodi yang turun di angkat berat kelas 83 Kg, harus memupus harapan menyumbang medali akibat tidak bisa protes karena tidak ada uang untuk melakukan protes.
Pelatih Angkat Berat Jambi, Aman Mulyadi mengatakan tanpa uang protes lifter Jambi Dodi gagal meraih medali karena tidak bisa melancarkan protes.
Kendala nonteknis justru menjadi penyebabnya. Sesuai aturan pertandingan, jika ada lifter yang melakukan kesalahan angkatan maka otomatis akan dikenai sanksi Walk Over (WO).
Ironisnya sanksi itu otomatis hilang jika tim melakukan protes dengan menyerahkan uang Rp1 juta sesuai aturan.
"Karena tim angkat berat Jambi tidak membawa dana taktis dan terpaksa kami harus merelakan kesempatan ini melayang. Atlet daerah lain meski WO, bisa tetap tampil sebab, imbuhnya, mereka bisa membayar uang protes. Lain dengan Jambi yang meski protes tidak bisa bermain sehingga harus gigit jari," papar Aman.
"Terpaksa Jambi harus melihat atlet daerah lain bertanding sementara kita tidak bisa turun karena tidak ada dana protes."
Cabang angkat besi dan angkat berat Jambi pada PON kali ini hanya bisa menyumbangkan satu medali emas dan satu perak atas nama Robi dan Kinnanty.
Spoiler for flashback:
Maluku protes peralatan sistem skor
Senin, 17 September 2012 22:00 WIB
Pekanbaru (ANTARA News) - Tim taekwondo Maluku memprotes Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) terkait penggunaaan peralatan "protector scoring system" (PSS) pada PON Riau 2012 yang terkesan dipaksakan karena tidak disosialisasikan jauh hari sebelumnya.
Pelatih Kepala Tim Taekwondo Maluku John Hitipeuw di Pekanbaru, Senin, mengatakan bahwa PB TI terkesan memaksakan kehendak karena atlet hanya diberi waktu selama dua hari untuk mempraktikkan alat tersebut.
"Pengunaan PSS ini terkesan memaksakan kehendak karena sosialisasinya terkesan mendadak oleh PB TI. Setiba di Riau kami pelatih wajib mengikuti tes", kata Jhon.
Menurutnya, penggunaan alat penghitungan tersebut harus tanpa gangguan dari jarak 100 meter dan sinyal dan alat eletronika lainnya bisa mengganggu fungsi alat itu.
"Harus hati-hati jika menerapkan teknologi seperti ini karena sangat sensitif," katanya menambahkan.
John yang menjadi pelatih dalam lima kali PON terakhir secara beruntun itu juga mengkritisi rekrutmen Wasit oleh PB TI.
Sebanyak 18 wasit yang direkrut PB TI untuk memimpin pertandingan di PON XVIII Riau dianggapnya tidak aspiratif dan semua dari 18 wasit itu berasal dari Pulau Jawa.
"Tidak ada satupun wasit yang dipanggil berasal dari luar Jawa seperti Maluku atau daerah lainnya di Kawasan Timur Indonesia. Padahal Maluku memiliki sembilan wasit, tapi tidak pernah mendapat kesempatan memimpin pertandingan setingkat PON," katanya.
Spoiler for flashback:
Jabar Ajukan Protes dan Banding
PEKANBARU, Kompas.com - Kontingen Jawa Barat mengajukan protes dan banding ke Dewan Hakim PB PON XVIII/2012 di lima cabang olahraga yang dipertandingkan di ajang pesta olahraga empat tahunan itu.
"Ya... kita sudah mengajukan banding hasil pertandingan di lima cabang pertandingan yang kami anggap bermasalah, semuanya protes dan banding ke dewan hakim," kata Ketua Tim Advokasi Kontingen PON XVIII Jawa Barat, Agus Sihombing di Pekanbaru Riau, Rabu.
Menurut Agus, banding atas putusan pertandingan itu sudah dilakukan di empat cabang olahraga yakni di cabang sepatu roda, sofbol, menembak dan tinju. "Yang sudah masuk ke dewan hakim sebanyak empat kasus banding, sedangkan terakhir untuk protes cabang bola basket dimasukan pada Rabu ini," kata Agus.
Protes yang dilakukan oleh Jabar, kata Agus sebagian besar terkait legalitas dan penggunaan atlet yang bermasalah seperti di bola basket, sofbol dan menembak.
Sedangkan protes lainnya adalah memprotes hasil pertandingan, seperti pada cabang olahraga sepatu roda yang memprotes protes DKI Jakarta yang seharusnya kena diskualifikasi pada salah satu nomor final di cabang itu.
"Banding sudah diajukan ke Dewan Hakim PB PON 2012, kami masih menunggu. Itu jelas ada rekamannya dan kita akan upayakan hingga maksimal karena pada laga itu Jabar meraih perak," kata Agus Sihombing.
Untuk urusan banding ke Dewan Hakim itu, Manajer Tim Sepatu Roda Jawa Barat Erry Sudradjat yang sudah pulang ke Bandung kembali ke Pekanbaru untuk mengurus banding itu.
"Semua protes dan pengajuan banding yang kami lakukan disertai dengan data dan bukti yang disiapkan oleh cabang olahraga masing-masing," katanya.
Langkah protes dan banding itu, kata Agus dilakukan karena merupakan hak kontingen yang merasa dirugikan untuk melakukan protes atau banding, tentunya dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.
"Atlet berlaga di lapangan, tim advokasi pun beserta tim maksimal memperjuangkan proses banding terhadap keputusan hasil pertandingan, alasannya jelas," kata Agus Sihombing menambahkan.
Quote:
Spoiler for picnya gan :

"Ya... kita sudah mengajukan banding hasil pertandingan di lima cabang pertandingan yang kami anggap bermasalah, semuanya protes dan banding ke dewan hakim," kata Ketua Tim Advokasi Kontingen PON XVIII Jawa Barat, Agus Sihombing di Pekanbaru Riau, Rabu.
Menurut Agus, banding atas putusan pertandingan itu sudah dilakukan di empat cabang olahraga yakni di cabang sepatu roda, sofbol, menembak dan tinju. "Yang sudah masuk ke dewan hakim sebanyak empat kasus banding, sedangkan terakhir untuk protes cabang bola basket dimasukan pada Rabu ini," kata Agus.
Protes yang dilakukan oleh Jabar, kata Agus sebagian besar terkait legalitas dan penggunaan atlet yang bermasalah seperti di bola basket, sofbol dan menembak.
Sedangkan protes lainnya adalah memprotes hasil pertandingan, seperti pada cabang olahraga sepatu roda yang memprotes protes DKI Jakarta yang seharusnya kena diskualifikasi pada salah satu nomor final di cabang itu.
"Banding sudah diajukan ke Dewan Hakim PB PON 2012, kami masih menunggu. Itu jelas ada rekamannya dan kita akan upayakan hingga maksimal karena pada laga itu Jabar meraih perak," kata Agus Sihombing.
Untuk urusan banding ke Dewan Hakim itu, Manajer Tim Sepatu Roda Jawa Barat Erry Sudradjat yang sudah pulang ke Bandung kembali ke Pekanbaru untuk mengurus banding itu.
"Semua protes dan pengajuan banding yang kami lakukan disertai dengan data dan bukti yang disiapkan oleh cabang olahraga masing-masing," katanya.
Langkah protes dan banding itu, kata Agus dilakukan karena merupakan hak kontingen yang merasa dirugikan untuk melakukan protes atau banding, tentunya dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.
"Atlet berlaga di lapangan, tim advokasi pun beserta tim maksimal memperjuangkan proses banding terhadap keputusan hasil pertandingan, alasannya jelas," kata Agus Sihombing menambahkan.
Sekian trit ane kalo agan punya rasa sosial kasih ane


dan rasa sosial yang agan kasih ke ane bakal di bales yang Maha Kuasa


0
1.7K
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan