- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Travellers
(NOTES) Lok Baintan, Kalsel. Pasar terapung tradisioal yang mendunia
TS
bayuwinata
(NOTES) Lok Baintan, Kalsel. Pasar terapung tradisioal yang mendunia
Ini jurnal perjalanan pribadi ane gan waktu menjelajahi pasar terapung Lok Baintan
Yang merupakan Salah satu destinasi wisata kebanggaan Indonesia. Foto dan tulisan asli punya gw gan.
Pasar Terapung Lok Baintan terletak di Sungai Lok Baintan salah satu anak sungai Martapura, dan masuk dalam wilayah Desa Sungai Pinang, Kec. Sungai Tabuk, Kab. Banjar - Kalimantan Selatan. Secara umum pasar terapung ini sama dengan pasar terapung yang juga berada di Kuin, Muara Sungai Barito. Namun pasar terapung Lok Baintan jauh lebih ramai dikunjungi wisatawan karena proses jual beli masih di lakukan di atas air dan terkadang masih memakai sistem barter. Teks dan Foto Bayu Amde Winata
Pukul 14.00 WITA saya tiba di Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Kota yang di kenal juga dengan nama julukan kota Seribu Sungai. Namun, jarak Lok Baintan masih sekitar kurang lebih satu jam dari kota Banjarmasin. Padahal waktu terbaik mengunjungi pasar terapung Lok Baintan adalah pagi hari sekitar pukul 06.00 09.00 WITA sehingga perjalanan baru akan dimulai esok harinya. Jadi kita masih memiliki waktu untuk mengelilingi kota Banjarmasin sambil mencicipi kuliner khas seperti, Soto Banjar, Nasi kuning, Haruan Bakar, dll..
Pagi-pagi sekali saya bergegas menuju pelabuhan jukung (sampan bermesin) di depan masjid Raya. Disana sudah menunggu pak Madi sang juru mudi jukung yang saya kontak sehari sebelumnya. Sebenarnya kita bisa berangkat agak siangan, namun kata sang juru mudi sayang jika abang melewatkan aktivitas kehidupan masyarakat yang tinggal di pesisir sungai yang akan kita lewati nanti dan ternyata benar saja, saya seakan di hipnotis dengan lansekap kehidupan masyarakat di pesisir sungai saat di pagi hari selama dalam perjalanan menuju Lok Baintan. Dimulai dari rombongan beberapa penduduk desa yang bergegas menjalankan ibadah solat subuh, anak-anak kecil yang mandi dan berlompatan di pinggir sungai, lalu satu persatu terlihat ibu-ibu mendayung perahunya dengan membawa hasil bumi untuk di jual di pasar terapung Lok Baintan.
setelah sekitar satu jam perjalanan tibalah kita di pasar terapung Lok Baintan yang merupakan salah satu dari pasar tradisional atas air Asia tenggara yang masih ada selain di kuin muara sungai Barito, Vietnam dan Thailand. Pasar Lok Baintan ini, menjual hasil hasil bumi. Beras, sayur mayur, jajanan pasar, dan buah buahan. Pak Madi, mengatakan bahwa Januari dan Februari merupakan musim durian. Sehingga di bulan itu mayoritas masyarakat menjual durian dengan harga yang sangat terjangkau tentunya.
Sejauh mata memandang hiru pikuk pembeli dan pedagang di atas perahu terhampar luas yang di dominasi kaum hawa. Menurut pak Madi sang juru jukung, bahwa ada semacam aturan yang tidak tertulis dimasyarakat pesisir Martapura ini, dimana laki-laki bertugas untuk bertani dan menangkap ikan sedangkan para perempuan yang menjajakannya. Itu sebabnya mengapa mayoritas pedagang tradisional di pasar terapung Lok Baintan adalah kaum hawa.
Menyusuri setiap sudut dan sesekali berinteraksi dengan para pedagang dan menikmati sensasi sarapan di atas perahu layak anda coba! Atau anda bisa membeli hasil bumi yang dijamin masih fresh! Saya sempat membeli jeruk Kalimantan yang terkenal manis itu. Cukup terjangkau, sekitar Rp10.000 untuk lima buah jeruk yang ukuranya agak jumbo dibanding jeruk dari daerah lain.
Mungkin karena hasil bumi yang terbilang fresh dan murah sehingga banyak pembeli dari kota Banjarmasin yang membeli disini untuk di jual kembali saat tiba di pasar kota.
Menurut pak Mahdi di pasar terapung Lok Baintan ini terdapat sekitar 300 jukung atau perahu yang setiap hari silih berganti menjajakan dagangan mereka, dan puncaknya akan jauh lebih pada hari Sabtu dan Minggu. Jika barang dagangan masih banyak maka para wanitaperkasa ini akan mendayung perahu mereka menuju kota untuk kembali menjajajkanya
Tak terasa sudah pukul 08.00 WITA dan pelan terlihat perahu-perahu yang tadi nya memadati sungai mulai berpisah satu persatu. Ada yang ke hulu dan ada juga yang ke hilir. Saya pun kembali menuju Banjarmasin bersama pak Madi yang ramah dan selalu sabar menjawab secara detail setiap pertanyaan yang di ajukan.
1.\tSebaiknya Share trip atau melakukan perjalanan dengan beberapa orang teman.
2.\tCarilah penginapan di sekitar jalan Ahmad Yani Banjarmasin. Karena dekat dengan fasilitas kota dan beberapa tempat makan. Rata-rata penginapan di Banjarmasin Rp 160.000 kamar standar. Banyak terdapat hotel di kawasan ini. Karena Jalan Ahmad Yani ini merupakan jalan Protokol di Banjarmasin.
3.\tMenggunakan ojek dari hotel menuju Pelabuhan klotok di Mesjid Raya, bisa di negosiasikan. Bertanya lah dahulu sebelum hendak naik ojek. Harga ojek berkisar Rp 10.000 sampai Rp 15.000, jarak dari Jalan Ahmad Yani menuju pelabuhan mesjid raya kira kira 1 km.
4.\tUntuk menuju ke pasar terapung ini, bisa lewat jalan darat. Namun jalan darat tidak di sarankan. Karena ada ruas jalan yang belum terhubung. Akan lebih menarik jika kita menggunakan Klotok dari Banjarmasin. Bisa menghubungi Pak Madi di 081348766573. Beliau pemandu klotok yang handal dan guide yang ramah. Tarif kapal klotok ini RP 250.000,-
5.\tJukung akan berjalan pada pukul 05.00 WITA, maka kita harus bersiap siap pukul 04.30 WITA. Karena jika kita telat. Maka kita tidak akan mendapatkan pemandangan matahari terbit di atas sungai Martapura.
Yang merupakan Salah satu destinasi wisata kebanggaan Indonesia. Foto dan tulisan asli punya gw gan.
Spoiler for Pasar Terapung Lok Baintan:
Pasar Terapung Lok Baintan terletak di Sungai Lok Baintan salah satu anak sungai Martapura, dan masuk dalam wilayah Desa Sungai Pinang, Kec. Sungai Tabuk, Kab. Banjar - Kalimantan Selatan. Secara umum pasar terapung ini sama dengan pasar terapung yang juga berada di Kuin, Muara Sungai Barito. Namun pasar terapung Lok Baintan jauh lebih ramai dikunjungi wisatawan karena proses jual beli masih di lakukan di atas air dan terkadang masih memakai sistem barter. Teks dan Foto Bayu Amde Winata
Pukul 14.00 WITA saya tiba di Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Kota yang di kenal juga dengan nama julukan kota Seribu Sungai. Namun, jarak Lok Baintan masih sekitar kurang lebih satu jam dari kota Banjarmasin. Padahal waktu terbaik mengunjungi pasar terapung Lok Baintan adalah pagi hari sekitar pukul 06.00 09.00 WITA sehingga perjalanan baru akan dimulai esok harinya. Jadi kita masih memiliki waktu untuk mengelilingi kota Banjarmasin sambil mencicipi kuliner khas seperti, Soto Banjar, Nasi kuning, Haruan Bakar, dll..
Pagi-pagi sekali saya bergegas menuju pelabuhan jukung (sampan bermesin) di depan masjid Raya. Disana sudah menunggu pak Madi sang juru mudi jukung yang saya kontak sehari sebelumnya. Sebenarnya kita bisa berangkat agak siangan, namun kata sang juru mudi sayang jika abang melewatkan aktivitas kehidupan masyarakat yang tinggal di pesisir sungai yang akan kita lewati nanti dan ternyata benar saja, saya seakan di hipnotis dengan lansekap kehidupan masyarakat di pesisir sungai saat di pagi hari selama dalam perjalanan menuju Lok Baintan. Dimulai dari rombongan beberapa penduduk desa yang bergegas menjalankan ibadah solat subuh, anak-anak kecil yang mandi dan berlompatan di pinggir sungai, lalu satu persatu terlihat ibu-ibu mendayung perahunya dengan membawa hasil bumi untuk di jual di pasar terapung Lok Baintan.
setelah sekitar satu jam perjalanan tibalah kita di pasar terapung Lok Baintan yang merupakan salah satu dari pasar tradisional atas air Asia tenggara yang masih ada selain di kuin muara sungai Barito, Vietnam dan Thailand. Pasar Lok Baintan ini, menjual hasil hasil bumi. Beras, sayur mayur, jajanan pasar, dan buah buahan. Pak Madi, mengatakan bahwa Januari dan Februari merupakan musim durian. Sehingga di bulan itu mayoritas masyarakat menjual durian dengan harga yang sangat terjangkau tentunya.
Sejauh mata memandang hiru pikuk pembeli dan pedagang di atas perahu terhampar luas yang di dominasi kaum hawa. Menurut pak Madi sang juru jukung, bahwa ada semacam aturan yang tidak tertulis dimasyarakat pesisir Martapura ini, dimana laki-laki bertugas untuk bertani dan menangkap ikan sedangkan para perempuan yang menjajakannya. Itu sebabnya mengapa mayoritas pedagang tradisional di pasar terapung Lok Baintan adalah kaum hawa.
Menyusuri setiap sudut dan sesekali berinteraksi dengan para pedagang dan menikmati sensasi sarapan di atas perahu layak anda coba! Atau anda bisa membeli hasil bumi yang dijamin masih fresh! Saya sempat membeli jeruk Kalimantan yang terkenal manis itu. Cukup terjangkau, sekitar Rp10.000 untuk lima buah jeruk yang ukuranya agak jumbo dibanding jeruk dari daerah lain.
Mungkin karena hasil bumi yang terbilang fresh dan murah sehingga banyak pembeli dari kota Banjarmasin yang membeli disini untuk di jual kembali saat tiba di pasar kota.
Menurut pak Mahdi di pasar terapung Lok Baintan ini terdapat sekitar 300 jukung atau perahu yang setiap hari silih berganti menjajakan dagangan mereka, dan puncaknya akan jauh lebih pada hari Sabtu dan Minggu. Jika barang dagangan masih banyak maka para wanitaperkasa ini akan mendayung perahu mereka menuju kota untuk kembali menjajajkanya
Tak terasa sudah pukul 08.00 WITA dan pelan terlihat perahu-perahu yang tadi nya memadati sungai mulai berpisah satu persatu. Ada yang ke hulu dan ada juga yang ke hilir. Saya pun kembali menuju Banjarmasin bersama pak Madi yang ramah dan selalu sabar menjawab secara detail setiap pertanyaan yang di ajukan.
Spoiler for Trip And Trik:
1.\tSebaiknya Share trip atau melakukan perjalanan dengan beberapa orang teman.
2.\tCarilah penginapan di sekitar jalan Ahmad Yani Banjarmasin. Karena dekat dengan fasilitas kota dan beberapa tempat makan. Rata-rata penginapan di Banjarmasin Rp 160.000 kamar standar. Banyak terdapat hotel di kawasan ini. Karena Jalan Ahmad Yani ini merupakan jalan Protokol di Banjarmasin.
3.\tMenggunakan ojek dari hotel menuju Pelabuhan klotok di Mesjid Raya, bisa di negosiasikan. Bertanya lah dahulu sebelum hendak naik ojek. Harga ojek berkisar Rp 10.000 sampai Rp 15.000, jarak dari Jalan Ahmad Yani menuju pelabuhan mesjid raya kira kira 1 km.
4.\tUntuk menuju ke pasar terapung ini, bisa lewat jalan darat. Namun jalan darat tidak di sarankan. Karena ada ruas jalan yang belum terhubung. Akan lebih menarik jika kita menggunakan Klotok dari Banjarmasin. Bisa menghubungi Pak Madi di 081348766573. Beliau pemandu klotok yang handal dan guide yang ramah. Tarif kapal klotok ini RP 250.000,-
5.\tJukung akan berjalan pada pukul 05.00 WITA, maka kita harus bersiap siap pukul 04.30 WITA. Karena jika kita telat. Maka kita tidak akan mendapatkan pemandangan matahari terbit di atas sungai Martapura.
Spoiler for sumber:
Tulisan ane di atas juga bisa dilihat Majalah digital infobackpacker donlot aja di [url]www.infobackpacker.com[/url] GRATIS!!
0
2K
Kutip
10
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan