Emoticon History (Ulang Tahun ke-30, 19 September 2012)
TS
putradanahita
Emoticon History (Ulang Tahun ke-30, 19 September 2012)
Semoga Jadi HT Semoga tidak
Siapa sih yang jaman Sekarang tidak tau Emoticon :-) , semua pasti pada tau kan. Tepata hari ini 19 September 2012 Emoticon ini sudah berumur 30 Tahun, Ternyata sudah lama juga ya gan
Untuk menyambut ulang tahunnya , dan untuk memperkenalkan lebih dalam lagi tentang sejaranhnya berikut ane buat Sejarah Singkatnya :
Spoiler for Gambar Emoticon:
Spoiler for Sejarah:
Emoticon pertama kali lahir pada hari minggu tanggal 19 September 1982, pukul 11.44. Senyum smiley dikirim melalui email yang dibuat Scott Fahlman, seorang pakar ilmu komputer Carneggie Mellon University (CMU) AS. Emailnya ditujukan untuk bulletin board Computer Science CMU. Ia menyarankan simbol smiley sebagai solusi untuk mengungkapkan bahwa seseorang sedang bercanda lewat teks email. Iniliha teks asli Fahlman yang dikirim saat itu :
Quote:
<19-Sep-82 11:44 Scott E Fahlman
From: Scott E Fahlman <Fahlman at Cmu-20c>
I propose that the following character sequence for joke markers:
:-)
Read it sideways. Actually, it is probably more economical to mark
things that are NOT jokes - given current trends. For this, use
:-(
Maka lahirlah smiley. Di email yang sama Fahlman juga yang menemukan ikon wajah merengut dan wajah tersenyum.
Saran Fahlman langsung ditanggapi dan menyebar di kalangan Carnegie Mellon dan universitas-universitas lainnya, hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Spoiler for Penemu (Fahlamn):
Spoiler for Lanjutan Sejarah:
Sementara Fahlman diketahui sebagai penemu smiley ke dunia modern, ia nyaris saja dikalahkan oleh saah seorang penulis besar di abad 20, seorang penulis novel asal RUsia: Vladimir Nabokov. Ia adalah pengarang beberapa judul klasik, seperti Lolita. Nabokov pernah menyarankan penggunaan sesuatu yang mirip dengan emoticon, dalam wawancaranya dengan New York Times di tahun 1969.
NYT: Bagaimana Anda memposisikan diri Anda di antara para penulis yang masih hidup dan di masa lalu??
Nabokov: Saya sering berpikir bahwa seharusnya ada tipografi khusus untuk sebuah senyuman, semacam tanda lengkung, tanda kurung terlentang, yang ingin saya jabarkan untuk menjawab pertanyaan Anda.
Namun, Nabokov tak pernah mengeksplor sarannya lebih jauh, sehingga dunia harus menunggu 13 tahun, hingga akhirnya tipografi yang mengekspresikan senyuman benar-benar muncul.
Spoiler for Nabakov:
Nabokov bahkan bukan yang pertama menemukan emoticon prasejarah. Pada 1887, essaynya berjudul 'For Brevity and Clarity', jurnalis dan satiris Amerika Ambrose Bierce juga menawarkan indikator humor bergaya mirip smiley yang terlihat di gambar atas, menggunakan tanda kurung yang memanjang untuk mengindikasikan senyuman yang lebar. Ia menamakan penemuannya itu dengan nama 'snigger point'. Sayangnya penemuannya itu tidak pernah populer.
Ternyata kontribusi Bierce pada 1887 bukan merupakan yang temuan pertama dari proto-emoticon. Majalah satir Puck, juga pernah menyarankan serangkaian tanda semacam smiley, enam tahun sebelumnya, yakni 1881
Spoiler for Majalah Puck:
Sejak email Fahlman pada 1982 mengantarkan dunia kepada era emoticon maka terjadilah ledakan komunikasi teks digital melalui email, bulletin boards, pesan instan, pesan SMS, serta jejaring sosial. Emoticon mengalami berbagai modifikasi yang begitu luas. Tak lama setelah pesan asli Fahlman tersebar, rekan-rekannya menyarankan varian lainnya. Pada 1990-an perusahaan pesan instan seperti AOL mulai mengkonversi emoticon secara otomatis menjadi sebuah gambar yang kemudian menjadi bagian inti dari pengalaman online. Fahlman bukanlah penggemar dari smiley bergambar, dan ia menulis: "Secara pribadi saya pikir ini akan menghancurkan elemen unik dari emoticon yang asli."
Spoiler for AOL Emoticon:
Emoticon Fahlman mungkin memang peninggalan barat, sebuah smiley yang menggunakan alfabet romawi. Namun, emoticon di Jepang hadir dalam bentuk yang berbeda, saat mereka mulai memperkenalkannya di pertengahan 1980-an. Anda tak perlu memiringkan kepala untuk mencoba memahami smiley Jepang. Mereka juga hadir dalam varian yang begitu banyak, dan lebih kompleks.
Masaki Yuki, seorang periset dari Hokkaido University menemukan beberapa perbedaan yang mungkin disebabkan oleh perbedaan budaya dalam hal penekanan yang dilakukan oleh orang Jepang dan Amerika. Riset menemukan bahwa bahwa orang Amerika lebih menilai emosi seseorang melalui mulut. Sementara orang Jepang lebih cenderung untuk fokus memperhatikan mata. Hal ini bisa menjelaskan mengapa emoticon Jepang lebih menampilkan ekspresi mata ketimbang mulut.
Di Jepang, emoticon berubah dari simbol tipografi menjadi gambar. Diketahui sebagai Emoji, yang variannya lebih banyak ketimbang emoticon di barat, dan secara tradisional tersedia secara built-in di banyak ponsel, dengan setiap jaringan ponsel yang memiliki set emoji-nya masing-masing. Dengan meningkatnya jumlah smartphone, banyak emoji yang kini telah menjadi standar, dan tersedia di berbagai smartphone, mulai dari iPhone hingga Windows Phone.
Dan sampai saat ini selain jepang banyak negara juga sudah mulai mengembankan emoticon seperti contohnya di indonesia bnyak anak2 alaya Mulai Mengembangkan Emoticon Alay