Sepi akan hadirmu adinda, tak ada kata yg harus ku baca, mata penuh deraian air nestapa, hati menyesak sakit tak terkira ,
aku menangisimu adinda, kau terlihat nyata , tapi engkau ada disana, bukan disini ,dibawah naungan lampu yg berkilau cahaya .

Dusta, aku tak tau apa '
cinta, sama atau beda '

kau hidup dikeramaian kota, pergi tinggalkanku di panas y sahara, ku lucuti semua pakaian raga , hati pun tercambuk deraian nestapa,
kau , sakiti ku tanpa berkata,
kau menyenangi y tanpa memandangku jua ,

akulah yg mencinta, aku yg tak mungkin dusta, padamu sang adinda .
Aku hanya cinta, cinta padamu saja .

Akulah merindu, rindu senyummu, rindu akan dekapmu, rindu akan candamu, rindu akan perhatianmu, rindu akan suratmu, rindu akan suaramu, rindu akan bentuk wajahmu, rindu akan genggamanmu, rindu akan belaian mu, rindu akan tawa manismu, rindu akan semua yg ada padamu ,

aliran tangis tak pernah berhenti , sosokmu membayang dipelupuk hari,
wajahmu terbang diatas mataku di tiap pagi ,
fatamorgana dari bias senyummu menjulang ke samudra raya lautan cinta ini,
kenangan yg pudar ku harap terbentuk kembali, walau ku slalu tau, itu takkan datang kemari .

Ini yg terakhir dariku,

kehilanganmu terasa sakiti mataku, buta kehilangan sinar dr kilau cahaya matamu,
aku kan slalu cintaimu, wlaupun kau menggenggam tangan selainku,
aku berharap padamu,
ketika kau datang untukku, ku kan mengubur cinta ini dibawah dingin y salju