- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ababil berbuat sadis karena tidak di pinjami uang.....


TS
Ryuu..
Ababil berbuat sadis karena tidak di pinjami uang.....
Nazwa Ditikami di Gendongan
Quote:
Ibu Bersimbah Darah Dibunuh
MEDAN PM
Aksi maut Imanuel Pranata Barus (16) dan ketiga temannya ternyata berlatar pinjaman uang. Siswa STM di Medan itu kesal karena Nurianti (36) menolak memberi pinjaman Rp800 ribu. Padahal, Imanuel sangat butuh untuk menebus Jupiter miliknya yang digadai.
Kekesalan itulah yang membuat Imanuel merencanakan perampokan terhadap istri Pardamenta Barus (36). Pardamen adalah abang bapak Imanuel. Dalam bahasa Karo, Imanuel memanggil Nande Tua kepada Nurianti. Dia mau meminjam uang lagi. Ya, selama ini, dia sudah beberapakali meminjam uang dan selalu diberi.
Sialnya, kali terakhir itu, Nurianta tak memberi pinjaman karena yang sebelumnya belum juga dibayar.
Meski bermohon, Nurianti bersikukuh dengan pendiriannya. Itulah yang memicu kekesalan Imanuel. Soalnya, dia harus menebus dalam minggu ini juga, kalau tak mau keretanya lewat. Aku nabrak orang Bang, jadi bayar perobatannya kugadaikan keretaku. Kalau tak kutebus minggu ini, lewat Bang, jelasnya.
Imanuel tak terima dengan sikap Nurianti. Makanya, dia berencana merampoknya. ABG bertubuh bongsor ini kebetulan tahu kalau Nurianti selalu menyimpan uang di tas. Uangnya selalu di tas. Banyaklah Bang, bebernya di Polsek Sunggal kemarin (13/9).
Agar rencananya mulus, Imanuel meminta bantuan 3 temannya yakni Satria Syahputra (18), Sugi (21) dan Anang Setiawan (16). Kepada ketiganya, Imanuel menjanjikan upah Rp1 juta per orang. Minggu (9/9) lalu, mulai beraksi. Dia mengirim pesan minta bertemu Nurianti. Hanya saja, karena tak berada di rumah, aksi jahatnya urung terjadi.
Begitu juga keesokannya. Nurianti tak berada di rumah. Nah, Rabu (12/9) dia kembali nge-SMS Nurianti, berniat bertamu. Karena berada di rumah, Nurianti mempersilahkan Imanuel datang. Kesempatan itu tak disia-siakannya. Imanuel memanggil ketiga temannya. Mereka bagi tugas. Imanuel dan Satria bertamu dan masing-masing bawa pisau. Sementara, Sugi dan Anang bertugas berjaga di luar rumah.
Di malam nahas itu, Nurianti bahkan menyambut baik kedatangan Imanuel dan Satria. Keduanya bahkan disuguhkan minuman. Imanuel lalu curhat pada Nurianti soal kehidupan keluarganya. Selang beberapa menit cerita, Nurianti berniat ke dapur. Kesempatan itu langsung dimanfaatkan Satria. Dia mengikuti dari belakang dan langsung menghujamkan pisau ke punggung Nurianti.
Sangkin kuatnya, pisau Satria sampai patah dan tertinggal di tubuh Nurianti. Melihat itu, Imanuel langsung mengambil alih tugas. Dia membekap mulut Nurianti dan kembali menghujamkan tikaman. Terparah, dua tikaman didaratkan Imanuel ke leher. Aku tikam dua kali di leher, urai Imanuel, diamini Satria.
Melihat korbannya tak bergerak lagi dan bersimbah darah, Imanuel berencana menguras harta di rumah itu. Sialnya, mendadak Nazwa Aisyah Putri. Bocah polos itu menyapa Imanuel, sepupunya itu. Berlagak tak terjadi apa-apa, Imanuel langsung menggendong Nazwa, seperti kebiasaannya. Tak disangka, bak kesetanan, Imanuel menghujani puluhan tikaman ke punggung Nazwa yang digendong dengan posisi kepala Nazwa di pundak Imanuel.
Tak puas, Nazwa lalu didudukkan di kursi. Lagi, Imanuel menghujami tikaman. Totalnya ada 32 tikaman di tubuh bocah perempuan 7 tahun itu. Tapi, Imanuel mendadak menghentikan tikaman. Dia teringat kalau menjanjikan akan membeli bonek pada Nazwa. Dia jadi iba dan menyesal. Imanuel lalu mengajak ketiga temannya kabur walau belum sempat mengambil apapun dari kediaman kerabatnya itu.
Tak lama kemudian, warga di sekitar Jl. Bunga Cempaka I, Kel. PB Selayang I, Kec. Medan Selayang itu gempar. Nurianti dilarikan ke RS Elisabeth karena dikira masih hidup. Setelah dipastikan tak bernyawa, Nurianti diboyong polisi ke RSUP H Adam Malik. Ada 9 tikaman di tubuhnya. Nazwa sendiri dilarikan ke RS Siti Hajar dan bernasib baik. Walau 32 tikaman mendarat di tubuhnya, dia selamat.
Di RS Siti Hajar, dia terlihat ditemani ayahnya dan sejumlah kerabatnya. Kondisi bocah perempuan ini masih terbaring lemah dengan balutan perban. Tak jarang dia menangis karena kesakitan. Syukurlah dia sudah melewati masa kritis dan bisa selamat. Saya bersyukur warga cepat membawa dia ke rumah sakit, katanya dengan sedikit terisak.
Sementara itu, jasad Nuryanti disemayamkan di kediaman orang tuanya di Jl. Perjuangan Setia Budi, dan dikebumikan sekitar pukul 14.00 di pemakaman umum tak jauh dari sana.(mri/wel)
MEDAN PM
Aksi maut Imanuel Pranata Barus (16) dan ketiga temannya ternyata berlatar pinjaman uang. Siswa STM di Medan itu kesal karena Nurianti (36) menolak memberi pinjaman Rp800 ribu. Padahal, Imanuel sangat butuh untuk menebus Jupiter miliknya yang digadai.
Kekesalan itulah yang membuat Imanuel merencanakan perampokan terhadap istri Pardamenta Barus (36). Pardamen adalah abang bapak Imanuel. Dalam bahasa Karo, Imanuel memanggil Nande Tua kepada Nurianti. Dia mau meminjam uang lagi. Ya, selama ini, dia sudah beberapakali meminjam uang dan selalu diberi.
Sialnya, kali terakhir itu, Nurianta tak memberi pinjaman karena yang sebelumnya belum juga dibayar.
Meski bermohon, Nurianti bersikukuh dengan pendiriannya. Itulah yang memicu kekesalan Imanuel. Soalnya, dia harus menebus dalam minggu ini juga, kalau tak mau keretanya lewat. Aku nabrak orang Bang, jadi bayar perobatannya kugadaikan keretaku. Kalau tak kutebus minggu ini, lewat Bang, jelasnya.
Imanuel tak terima dengan sikap Nurianti. Makanya, dia berencana merampoknya. ABG bertubuh bongsor ini kebetulan tahu kalau Nurianti selalu menyimpan uang di tas. Uangnya selalu di tas. Banyaklah Bang, bebernya di Polsek Sunggal kemarin (13/9).
Agar rencananya mulus, Imanuel meminta bantuan 3 temannya yakni Satria Syahputra (18), Sugi (21) dan Anang Setiawan (16). Kepada ketiganya, Imanuel menjanjikan upah Rp1 juta per orang. Minggu (9/9) lalu, mulai beraksi. Dia mengirim pesan minta bertemu Nurianti. Hanya saja, karena tak berada di rumah, aksi jahatnya urung terjadi.
Begitu juga keesokannya. Nurianti tak berada di rumah. Nah, Rabu (12/9) dia kembali nge-SMS Nurianti, berniat bertamu. Karena berada di rumah, Nurianti mempersilahkan Imanuel datang. Kesempatan itu tak disia-siakannya. Imanuel memanggil ketiga temannya. Mereka bagi tugas. Imanuel dan Satria bertamu dan masing-masing bawa pisau. Sementara, Sugi dan Anang bertugas berjaga di luar rumah.
Di malam nahas itu, Nurianti bahkan menyambut baik kedatangan Imanuel dan Satria. Keduanya bahkan disuguhkan minuman. Imanuel lalu curhat pada Nurianti soal kehidupan keluarganya. Selang beberapa menit cerita, Nurianti berniat ke dapur. Kesempatan itu langsung dimanfaatkan Satria. Dia mengikuti dari belakang dan langsung menghujamkan pisau ke punggung Nurianti.
Sangkin kuatnya, pisau Satria sampai patah dan tertinggal di tubuh Nurianti. Melihat itu, Imanuel langsung mengambil alih tugas. Dia membekap mulut Nurianti dan kembali menghujamkan tikaman. Terparah, dua tikaman didaratkan Imanuel ke leher. Aku tikam dua kali di leher, urai Imanuel, diamini Satria.
Melihat korbannya tak bergerak lagi dan bersimbah darah, Imanuel berencana menguras harta di rumah itu. Sialnya, mendadak Nazwa Aisyah Putri. Bocah polos itu menyapa Imanuel, sepupunya itu. Berlagak tak terjadi apa-apa, Imanuel langsung menggendong Nazwa, seperti kebiasaannya. Tak disangka, bak kesetanan, Imanuel menghujani puluhan tikaman ke punggung Nazwa yang digendong dengan posisi kepala Nazwa di pundak Imanuel.
Tak puas, Nazwa lalu didudukkan di kursi. Lagi, Imanuel menghujami tikaman. Totalnya ada 32 tikaman di tubuh bocah perempuan 7 tahun itu. Tapi, Imanuel mendadak menghentikan tikaman. Dia teringat kalau menjanjikan akan membeli bonek pada Nazwa. Dia jadi iba dan menyesal. Imanuel lalu mengajak ketiga temannya kabur walau belum sempat mengambil apapun dari kediaman kerabatnya itu.
Tak lama kemudian, warga di sekitar Jl. Bunga Cempaka I, Kel. PB Selayang I, Kec. Medan Selayang itu gempar. Nurianti dilarikan ke RS Elisabeth karena dikira masih hidup. Setelah dipastikan tak bernyawa, Nurianti diboyong polisi ke RSUP H Adam Malik. Ada 9 tikaman di tubuhnya. Nazwa sendiri dilarikan ke RS Siti Hajar dan bernasib baik. Walau 32 tikaman mendarat di tubuhnya, dia selamat.
Di RS Siti Hajar, dia terlihat ditemani ayahnya dan sejumlah kerabatnya. Kondisi bocah perempuan ini masih terbaring lemah dengan balutan perban. Tak jarang dia menangis karena kesakitan. Syukurlah dia sudah melewati masa kritis dan bisa selamat. Saya bersyukur warga cepat membawa dia ke rumah sakit, katanya dengan sedikit terisak.
Sementara itu, jasad Nuryanti disemayamkan di kediaman orang tuanya di Jl. Perjuangan Setia Budi, dan dikebumikan sekitar pukul 14.00 di pemakaman umum tak jauh dari sana.(mri/wel)
sumber
Kami Mau Lihat Salju Sama Mamak
Quote:
Siapapun melihat kondisi Nazwa di RS Siti Hajar, bakal sedih. Bahkan bisa meneteskan air mata. Infus terpasang di tangannya. Dia tak mengenakan pakaian karena sejumlah luka tikaman di tubuhnya. Dia terlihat lemah. Sesekali dia menangis karena mencari ibunya.
Pak, mana mamak Pak? Kami mau lihat salju. Kata mamak, kalau sembuh liat saljunya kita kan Pak, sama Mamak, ucapnya lemah, menyesakkan dada Pardamenta dan kerabatnya yang menunggui bocah perempuan bijak itu. Tak jarang, bocah malang ini menangis dan memanggil ibunya yang telah tiada.
Kepada kru koran ini, Nazwa juga sempat mengutarakan kalau dia digendong Imanuel saat malam nahas itu. Tak hanya menggendonng dan memeluknya, Imanuel juga berjanji padanya. Kata Bang Nuel, mau dibeli samaku boneka cantik. Digendongnya aku, katanya mau jalan-jalan kami, kata Nazwa menambah kekesalan Pardamenta terhadap Imanuel.(wel/joe)
Pak, mana mamak Pak? Kami mau lihat salju. Kata mamak, kalau sembuh liat saljunya kita kan Pak, sama Mamak, ucapnya lemah, menyesakkan dada Pardamenta dan kerabatnya yang menunggui bocah perempuan bijak itu. Tak jarang, bocah malang ini menangis dan memanggil ibunya yang telah tiada.
Kepada kru koran ini, Nazwa juga sempat mengutarakan kalau dia digendong Imanuel saat malam nahas itu. Tak hanya menggendonng dan memeluknya, Imanuel juga berjanji padanya. Kata Bang Nuel, mau dibeli samaku boneka cantik. Digendongnya aku, katanya mau jalan-jalan kami, kata Nazwa menambah kekesalan Pardamenta terhadap Imanuel.(wel/joe)
sumber
Spoiler for sang ababil:

paling kanan
orang2 seperti ini pantas di musnahkan


anak kecil yg kagak tau apa2 juga di jadiin korban kebrutalannya

0
5.7K
Kutip
73
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan