Massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berunjuk rasa di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, menentang peredaran film Innocence of Muslims, Jumat (14/9/2012). Film mengenai Nabi Muhammad SAW yang dibuat oleh warga California, Amerika Serikat, Sam Bacile, dianggap melecehkan umat Islam, dan telah memicu serangan mematikan terhadap diplomat Amerika Serikat di Libia. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-
Aparat keamanan dalam hal ini kepolisian harus bersikap waspada akan potensi munculnya reaksi keras atas penayangan film 'Innocence of Muslims'. Mereka diminta melakukan penjagaan di obyek-obyek vital yang dianggap sebagai simbol negara Amerika Serikat, seperti kedutaan, restoran dan lain sebagainya.
"Aparat kepolisian harus menjaga terutama sentra-sentra yang punya identifikasi politik dengan pesan atau aktor pelaku pembuat film tersebut. Misalnya sentra-sentra diplomatik, perusahaan-perusahaan dan orang ekspatriat," kata Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto kepada Tribunnews.com, Sabtu (15/9/2012).
Meski begitu kata Gun Gun, penjagaan dari aparat kepolisian janganlah terlihat berlebihan dan terlalu mencolok. Karena hal itu justru akan menimbulkan kecemasan di dalam negeri.
"Tetapi tidak perlu berlebihan hingga justru meresahkan," katanya.
Perlunya antisipasi dari aparat keamanan dilihat Gun Gun karena efek geopolitik atas adanya film 'Innocence of Muslims' sudah meluas dan bersifat global. Bisa saja katanya ada orang atau kelompok-kelompok yang memanfaatkan kemarahan di Timur Tengah dengan melakukan aksi untuk tujuan politik tertentu.
"Ya kalau kewaspadaan itu perlu terlebih ada stimulus yang sifatnya global. Karena bisa saja dimanfaatkan oleh orang atau sekelompok orang yang mengail kemarahan komunitas-komunitas tertentu untuk tujuan-tujuan politik tertentu,"katanya.
"Percayalah ketika kita berhenti mengeluh semua akan lebih baik"
Emank perlu perhatian dan agak extra, antisipasi penunggang gelap yg mau buat rusuh, asal ngamuk dan asal merusak aja.
