TS
poemografi
Poemografi Oshin
Selamat Malam, ijinkan saya utk mengumpulkan karya saya di forum ini. Bila suka, mohon berkenan :
1. Rate *****
2. Komentar baik
3. Cendol
4. Ataupun doa.
silakan kunjungi pula poemografioshin
facebook @Poemografi Oshin
1. Rate *****
2. Komentar baik
3. Cendol
4. Ataupun doa.
silakan kunjungi pula poemografioshin
facebook @Poemografi Oshin
Quote:
Dulu kau tiada, sekarangpun sama.
Dulu kita tak ada, sekarangpun juga.
Dulu sebuah sajak yg kulantunkan berakhir.
Kinipun sajak itupun telah pula berakhir.
Rasa ini hanyalah sebuah buaian senja,
dikala tiada tetaplah menjadi sirna.
Dikala akhir, tetaplah menjadi tiada
Hanya satu yg tetap kan ada, janjiku padamu.
Adakah penggantimu, yang kini telah tiada.
Adakah ceritamu,yang kulantunkan dahulu
Adakah sajakmu, yang kan kunyanyikan esok.
Tiadalah penggantimu, dahulu. Kini, dan masa yg kan datang.
Dulu kita tak ada, sekarangpun juga.
Dulu sebuah sajak yg kulantunkan berakhir.
Kinipun sajak itupun telah pula berakhir.
Rasa ini hanyalah sebuah buaian senja,
dikala tiada tetaplah menjadi sirna.
Dikala akhir, tetaplah menjadi tiada
Hanya satu yg tetap kan ada, janjiku padamu.
Adakah penggantimu, yang kini telah tiada.
Adakah ceritamu,yang kulantunkan dahulu
Adakah sajakmu, yang kan kunyanyikan esok.
Tiadalah penggantimu, dahulu. Kini, dan masa yg kan datang.
Quote:
Kutertidur dalam sebuah buaian kehidupan. Pada saat kubuka sebuah lembaran baru, tersirat sebuah bayangan di masa lalu. Ku tak tahu sapa dan apa yang menjadi bayanganku di masa lalu. Sebuah memori tanpa sengaja terkubur. Mungkin Tuhan kehendaki pada awalnya.Sebuah rencana yang sampai kini pun tak kumengerti sepenuhnya apa yang menjadi kuasaNya.
Di penghujung senja, sekelebat bayangan kembali muncul. Berbagai gambaran dan warna di masa silam kembali menggelayuti membran otakku. Ia menggelitikku dalam sebuah lamunan hampa yang masih belum kumengerti. Ia menangis pun oleh sebuah cerita yang tak kufahami. Ia tertawa pun oleh sebuah canda yang tak dapat kugapai.Oh Tuhan... Apa maunya kini.
Awal kuduga, ia ada cerita kepadaku. Awal kukira, ia menginginkan sesuatu dariku. Awal kudepa, ada sesuatu yang menjadi hutangku. Ku berusaha menebusnya, walau perih di hati kan membuncak di dada. Ku berusaha tegar, walau hati ini kembali membuka warna merah kelam.
Di penghujung senja, sekelebat bayangan kembali muncul. Berbagai gambaran dan warna di masa silam kembali menggelayuti membran otakku. Ia menggelitikku dalam sebuah lamunan hampa yang masih belum kumengerti. Ia menangis pun oleh sebuah cerita yang tak kufahami. Ia tertawa pun oleh sebuah canda yang tak dapat kugapai.Oh Tuhan... Apa maunya kini.
Awal kuduga, ia ada cerita kepadaku. Awal kukira, ia menginginkan sesuatu dariku. Awal kudepa, ada sesuatu yang menjadi hutangku. Ku berusaha menebusnya, walau perih di hati kan membuncak di dada. Ku berusaha tegar, walau hati ini kembali membuka warna merah kelam.
Quote:
Awalnya kunikmati dunia ini.
Awalnya kurasakan air, kubasuh angin.
Berkelok setiap masa dalam sebuah perjumpaan,
Bergoyang sebuah biduk dalam kehidupan.
Meski akhirnya berhujung kepada samudera lepas
bersandar pada dermaga rasa.
Oh dunia, siapakah kamu...
Memporak porandakan hasrat dalam duka lalu
Mencabik tubuh dalam warna jingga ungu
Menoreh luka menyayat dalam kalbu
Jika kau pun tak pula menjawab sepoi itu
Jika kau pun tak usah hatur dalam rindu
Jika kau pun tak mudah lepaskan aku
Oh dunia, siapakah kamu...
Berani menghancurkan angan, mencederakan mimpi
Berani membelai biduk tanpa arahkan layar
Mengombang ambingkan bidukku dengan kegarangan
Oh dunia, siapakah kamu
Berani berucap, namun enggan berbuat
Berani bercita, namun enggan berkarya
Ku hanya mampu menunggu. Sikapmu
Awalnya kurasakan air, kubasuh angin.
Berkelok setiap masa dalam sebuah perjumpaan,
Bergoyang sebuah biduk dalam kehidupan.
Meski akhirnya berhujung kepada samudera lepas
bersandar pada dermaga rasa.
Oh dunia, siapakah kamu...
Memporak porandakan hasrat dalam duka lalu
Mencabik tubuh dalam warna jingga ungu
Menoreh luka menyayat dalam kalbu
Jika kau pun tak pula menjawab sepoi itu
Jika kau pun tak usah hatur dalam rindu
Jika kau pun tak mudah lepaskan aku
Oh dunia, siapakah kamu...
Berani menghancurkan angan, mencederakan mimpi
Berani membelai biduk tanpa arahkan layar
Mengombang ambingkan bidukku dengan kegarangan
Oh dunia, siapakah kamu
Berani berucap, namun enggan berbuat
Berani bercita, namun enggan berkarya
Ku hanya mampu menunggu. Sikapmu
Quote:
Biduk ini kembali terombang ambing di tengah samudra. Padahal telah kubuang sauh di tengah lautan. Telah pula kubuang beberapa beban. Namun ternyata, malah menjadikan bidukku ini ringan tertepa. Bagai buih yang terhanyut, bagai bulu yang tertiup. Oh tuhan, masih jauhkah perjalanan ke daratan. Oh Tuhan, masih lamakah badai ini berjelang.
Dalam sebuah waktu, terkadang beban biduk diperlukan untuk menjadikannya rata mengarungi lautan. Dalam sebuah waktu pula, terkadang beban harus dilabuhkan agar menjadikannya cepat mencapai tepian. Dalam sebuah waktu pula, banyak diantara kita tiada faham bahwa inilah perjalanan tanpa tepian. Aku, kami, engkau, dan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Oh Tuhan, bidukku ini kembali tertiup topan. Kembali terseret arus, tergerus perlahan oleh ombak yang ganas. Tubuh ini sudah renta tuhan. Pikiran ini telah berkecamuk, masihkah engkau tambahkan beban dalam bidukku. Namun kuyakin padamu Tuhan, biduk ini suatu saat kan berjelang. Bersandar kearah labuhan yang tenang.
Sekelumit bayangan mengoncang bidukku, melukis kembali masa silam yang keras. Meggores kembali duka dan luka lara. Menggoyang ketenangan jiwa dan pemikian. Kini bayangan hadir tersebut telah kembali bersua dalam sebuah lantunan episode yang tiada berkesudah. Oh Tuhan. Dulu kau hadir melukis warna dalam hidup yang penuh kehampaan...Namun sejenak hadirmu hilang terbang bersama asah yang terlukis, tapi bayangmu takkan terhapus dalam senyum dan tawa...Kini...kau kembali hadir, memberi warna baru memuncakkan asah yang pernah ada. Apakah rencana-Mu yaa Robb atas kami???
Dalam sebuah waktu, terkadang beban biduk diperlukan untuk menjadikannya rata mengarungi lautan. Dalam sebuah waktu pula, terkadang beban harus dilabuhkan agar menjadikannya cepat mencapai tepian. Dalam sebuah waktu pula, banyak diantara kita tiada faham bahwa inilah perjalanan tanpa tepian. Aku, kami, engkau, dan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Oh Tuhan, bidukku ini kembali tertiup topan. Kembali terseret arus, tergerus perlahan oleh ombak yang ganas. Tubuh ini sudah renta tuhan. Pikiran ini telah berkecamuk, masihkah engkau tambahkan beban dalam bidukku. Namun kuyakin padamu Tuhan, biduk ini suatu saat kan berjelang. Bersandar kearah labuhan yang tenang.
Sekelumit bayangan mengoncang bidukku, melukis kembali masa silam yang keras. Meggores kembali duka dan luka lara. Menggoyang ketenangan jiwa dan pemikian. Kini bayangan hadir tersebut telah kembali bersua dalam sebuah lantunan episode yang tiada berkesudah. Oh Tuhan. Dulu kau hadir melukis warna dalam hidup yang penuh kehampaan...Namun sejenak hadirmu hilang terbang bersama asah yang terlukis, tapi bayangmu takkan terhapus dalam senyum dan tawa...Kini...kau kembali hadir, memberi warna baru memuncakkan asah yang pernah ada. Apakah rencana-Mu yaa Robb atas kami???
Quote:
Ada satu cerita tentang sebuah mimpi. Mimpi itu pernah sirnah, dan kini kembali muncul. Namun, ada tembok besar yang menjadi penghalang. Dan ada sebuah luka yang kian menganga. Kini pilihannya cuman satu, mengubur mimpi itu dan membiarkan luka itu sembuh. Atau menggapai mimpi itu, dan menorehkan sebuah luka baru di jalan yang baru.
Oh Tuhan, sungguh ku tak mengerti arah jalan ini. Atau pun ku tak sanggup memilih diantara pilihan itu. Namun, kan kupilih luka yang tetap menganga, dan mati sebagai pejuang cita. Biarlah luka itu membusuk, memakanku, dan merenggutku. Hingga akhirnya mampu kuraih cita-cita itu. Biarlah perih itu menusuk, menerkam, dan mencabik. Hingga kugapai mimpi itu kembali.
Oh Tuhan, sungguh aneh rangkaian onak jiwa ini. Sungguh jalanmu elok nan berliku. Tiada kini yang ingin kudamba, hanya sebuah pertolongan Sang Maha Kuasa. Oh Tuhan, rengkuhku dalam keselamatanMu. Basuhku dalam rahmatMu, dan kasihanilah aku dalam meraih mimpi itu.
Oh Tuhan, sungguh ku tak mengerti arah jalan ini. Atau pun ku tak sanggup memilih diantara pilihan itu. Namun, kan kupilih luka yang tetap menganga, dan mati sebagai pejuang cita. Biarlah luka itu membusuk, memakanku, dan merenggutku. Hingga akhirnya mampu kuraih cita-cita itu. Biarlah perih itu menusuk, menerkam, dan mencabik. Hingga kugapai mimpi itu kembali.
Oh Tuhan, sungguh aneh rangkaian onak jiwa ini. Sungguh jalanmu elok nan berliku. Tiada kini yang ingin kudamba, hanya sebuah pertolongan Sang Maha Kuasa. Oh Tuhan, rengkuhku dalam keselamatanMu. Basuhku dalam rahmatMu, dan kasihanilah aku dalam meraih mimpi itu.
Quote:
Oh Tuhan..Apa salah hamba, ketika Kau berikan aku dunia.
Oh Tuhan..Apa salah hamba, ketika Kau berikan aku lara.
Oh Tuhan..Apa salah hamba, ketika Kau berikan aku cita.
Oh Tuhan..Apa salah hamba, ketika Kau berikan aku warna.
Oh Tuhan.
Kembali Kau buka mimpi ini
Kembali Kau toreh luka ini
Kembali Kau gocang jiwa ini
dalam sebuah untaian resah dan bingung.
Tak sanggup ku tuhan .
untuk menolak cita yang Kau tebar.
untuk menghapus mimpi yang Kau buka lebar.
Kenapa kau buka luka itu, kenapa kau cabik lagi perasaanku.
Bila kau tak sanggup untuk berkata jujur.
Bila kau tak sanggup untuk bersikap.
Bila kau tak sanggup untuk memilih.
Oh Tuhan..Apa salah hamba, ketika Kau berikan aku lara.
Oh Tuhan..Apa salah hamba, ketika Kau berikan aku cita.
Oh Tuhan..Apa salah hamba, ketika Kau berikan aku warna.
Oh Tuhan.
Kembali Kau buka mimpi ini
Kembali Kau toreh luka ini
Kembali Kau gocang jiwa ini
dalam sebuah untaian resah dan bingung.
Tak sanggup ku tuhan .
untuk menolak cita yang Kau tebar.
untuk menghapus mimpi yang Kau buka lebar.
Kenapa kau buka luka itu, kenapa kau cabik lagi perasaanku.
Bila kau tak sanggup untuk berkata jujur.
Bila kau tak sanggup untuk bersikap.
Bila kau tak sanggup untuk memilih.
0
1.7K
Kutip
12
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan