- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Para Atlet Keluhkan Fasilitas PON Riau..[parah]
TS
donflamengo83
Para Atlet Keluhkan Fasilitas PON Riau..[parah]
Quote:
(PEKANBARU) Para atlet mengeluhkan minimnya fasilitas venue penyelenggaraan PON XVIII 2012 Riau. Pasalnya, fasilitas yang ada tidak mendukung atlet untuk menunjukan kualitas terbaiknya demi mengharumkan nama daerahnya masing-masing.
Hal itu, terlihat dalam beberapa nomor cabang atletik yang digelar di Sport Center Rumbai, Pekanbaru, Senin (10/9). Minimnya fasilitas venue membuat masing-masing kontingen mengeluh akan situasi tersebut.
Pada cabang atletik nomor 200 meter putra, kontingen Papua Barat John Muray menilai, venue yang disediakan tidak mengakomodasi atlet untuk melakukan pemanasan. Situasi tersebut jauh berbeda dengan fasilitas venue atletik pada dua PON sebelumnya yakni, PON XVII 2008 Samarinda, Kaltim, dan PON XVI 2004 Palembang, Sumatera Selatan.
Seharusnya, kata Muray, sebagaimana standar nasional dan internasional, lapangan pemanasan menyatu dengan venue perlombaan.
"Di Palembang ada, di Kaltim juga ada. Di sini (Sport Center Rumbai) kami, pemanasan di stadion sepakbola, agak jauh karena keluar stadion," kata Muray, kepada SP, kemarin.
Pembangunan venue atletik, jika dilihat dari luar memang terlihat megah namun, jika masuk ke dalam, tercium aroma cat yang baru kering. Belum lagi banyak debu-debu bekas semen yang menyengat hidung. Beberapa ruangan didalamnya juga banyak yang kosong.
Hal itu, dikeluhkan atlet loncat tinggi kontingen Jawa Barat (Jabar) Ika Puspa Dewi. Tidak hanya itu, menurutnya ruang ganti atlet, serta toilet dalam stadion tidak memadai untuk digunakan. Sementara, para kontingen memerlukan konsentrasi penuh dalam bertanding.
Selain itu, Ika juga mengeluhkan arena lapangan yang hanya memiliki satu tribun dengan tiang lampu stadion yang tidak terlalu tinggi.
"Membuat silau, seharusnya tiangnya lebih tinggi. Kondisi lapangan tidak maksimal, tribun hanya satu, fasilitas ruang ganti (atlet) bau cat, dan kotor. (Penyelenggaraan) Belum maksimal," kata Ika.
Dia berharap ke depan, kekurangan yang ada dapat diperbaiki. Setidaknya dapat menjadi catatan agar penyelenggaraan PON XIX Jabar 2016 dapat lebih baik lagi.
"Mudah-mudahan di Bandung enggak begini, dapat lebih baik," jelasnya.
Pada cabang olahraga renang, yang digelar di Aquatic, Sport Center Rumbai situasi yang memprihatinkan juga terjadi. Air dalam kolam renang sangat keruh sehingga mengganggu pandangan atlet ketika berenang.
Kendati berhasil meraih emas pada nomor 200 meter gaya ganti perorangan Glen Victor, semalam, perenang andalan kontingen Jawa Barat tersebut tidak dapat mengelak kondisi air kolam renang yang membuatnya sulit konsentrasi.
"Kondisi air mengganggu, iya karena keruh dan susah untuk melihat dan menyentuh tembok," kata Glen.
Sementara atlet jalan cepat tuan rumah Kristian Ginting mengaku tidak mempermasalahkan minimnya fasilitas pada venue atletik. Alasannya, para atlet harus mampu membangun suasana positif agar nantinya menjadi juara.
"Saya hanya memikirkan bagaimana berpikir positif, memberikan yang terbaik saja. Apa guna fasilitas baik tapi hasilnya enggak ada," ujarnya.
Hal itu, terlihat dalam beberapa nomor cabang atletik yang digelar di Sport Center Rumbai, Pekanbaru, Senin (10/9). Minimnya fasilitas venue membuat masing-masing kontingen mengeluh akan situasi tersebut.
Pada cabang atletik nomor 200 meter putra, kontingen Papua Barat John Muray menilai, venue yang disediakan tidak mengakomodasi atlet untuk melakukan pemanasan. Situasi tersebut jauh berbeda dengan fasilitas venue atletik pada dua PON sebelumnya yakni, PON XVII 2008 Samarinda, Kaltim, dan PON XVI 2004 Palembang, Sumatera Selatan.
Seharusnya, kata Muray, sebagaimana standar nasional dan internasional, lapangan pemanasan menyatu dengan venue perlombaan.
"Di Palembang ada, di Kaltim juga ada. Di sini (Sport Center Rumbai) kami, pemanasan di stadion sepakbola, agak jauh karena keluar stadion," kata Muray, kepada SP, kemarin.
Pembangunan venue atletik, jika dilihat dari luar memang terlihat megah namun, jika masuk ke dalam, tercium aroma cat yang baru kering. Belum lagi banyak debu-debu bekas semen yang menyengat hidung. Beberapa ruangan didalamnya juga banyak yang kosong.
Hal itu, dikeluhkan atlet loncat tinggi kontingen Jawa Barat (Jabar) Ika Puspa Dewi. Tidak hanya itu, menurutnya ruang ganti atlet, serta toilet dalam stadion tidak memadai untuk digunakan. Sementara, para kontingen memerlukan konsentrasi penuh dalam bertanding.
Selain itu, Ika juga mengeluhkan arena lapangan yang hanya memiliki satu tribun dengan tiang lampu stadion yang tidak terlalu tinggi.
"Membuat silau, seharusnya tiangnya lebih tinggi. Kondisi lapangan tidak maksimal, tribun hanya satu, fasilitas ruang ganti (atlet) bau cat, dan kotor. (Penyelenggaraan) Belum maksimal," kata Ika.
Dia berharap ke depan, kekurangan yang ada dapat diperbaiki. Setidaknya dapat menjadi catatan agar penyelenggaraan PON XIX Jabar 2016 dapat lebih baik lagi.
"Mudah-mudahan di Bandung enggak begini, dapat lebih baik," jelasnya.
Pada cabang olahraga renang, yang digelar di Aquatic, Sport Center Rumbai situasi yang memprihatinkan juga terjadi. Air dalam kolam renang sangat keruh sehingga mengganggu pandangan atlet ketika berenang.
Kendati berhasil meraih emas pada nomor 200 meter gaya ganti perorangan Glen Victor, semalam, perenang andalan kontingen Jawa Barat tersebut tidak dapat mengelak kondisi air kolam renang yang membuatnya sulit konsentrasi.
"Kondisi air mengganggu, iya karena keruh dan susah untuk melihat dan menyentuh tembok," kata Glen.
Sementara atlet jalan cepat tuan rumah Kristian Ginting mengaku tidak mempermasalahkan minimnya fasilitas pada venue atletik. Alasannya, para atlet harus mampu membangun suasana positif agar nantinya menjadi juara.
"Saya hanya memikirkan bagaimana berpikir positif, memberikan yang terbaik saja. Apa guna fasilitas baik tapi hasilnya enggak ada," ujarnya.
0
1.1K
Kutip
8
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan