- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
A Tribute to STAN yang Tutup: Antara Kuliah, Sepeda, dan Perjuangan
TS
bintang.kaskus
A Tribute to STAN yang Tutup: Antara Kuliah, Sepeda, dan Perjuangan
Spoiler for STAN:
Quote:
Tahun ini resmi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tidak membuka penerimaan mahasiswa baru untuk tahun akademik 2012/2013. Kebijakan yang terdengar tidak populis memang, karena tercatat sudah dua tahun berturut-turut kampus kedinasan ini tidak membuka kursibagi lulusan SMA sederajat untuk Diploma III.
Sambil menunggu pembukaan kembali tahun depan (semoga), yuk kita simak kisah seorang sahabat yang berjuang menamatkan studi-nya di kampus yang terkenal dengan sistem DO (Drop-Out)-nya ini:
Pertengahan 2002
Senangnya bisa menjadi bagian dari kampus Idaman, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Jujur, alasan ikut seleksi penerimaan STAN adalah karena gratis, tak ada pungutan biaya dari pihak kampus selama perkuliahan. Pastinya, tidak akan membebani kedua orang tua di kampung. Untungnya lagi, ada saudara di dekat Jurangmangu yang bisa ditumpangi selama kuliah. Tak perlu lagi keluar biaya untuk membayar kos/kontrakan.
Berikutnya, saya harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup selama di Jakarta. Kendati nebeng dengan saudara, mereka tak mungkin memberikan banyak amunisi untuk bertahan selama kuliah. Kondisi orang tua, bisa ku mahfum dengan kondisi mereka. Namun, saya tetap bangga dengan mereka yang telah mendidik hinggaseperti ini.
Minggu pertama
Studi Perdana Memasuki Kampus (Dinamika), sebuah kegiatan orientasi yang diadakan BEM kampus mengharuskan kami membawa macam-macam barang. Lagi-lagi Tuhan memberikan ujian bagaimana mendapatkan barang-barang tersebut. Dengan segala rasa saya lalui acara demi acara selama DINAMIKA. Bagaimanapun, saya bersyukur bisa merasakan euforia maba miba (mahasiswa mahasiswi baru) untuk mengenal kampus tercinta.
Minggu-minggu berikutnya
Alhamdulillah ada seorang pensiunan di kompleks belakang rumah kontrakan, yang tahu kalau saya berhasil masuk STAN. Beliau bersikap begitu simpatik, apalagi saya berasal dari keluarga yang sederhana. Yang menarik dari beliau adalah pribadi yang begitu ramah, cerdas, dan dermawan. Sampai akhirnya beliau memutuskan untuk membelikanku sepeda federal sebagai moda transportasi pribadi ke kampus. Hal ini amat membantu saya untuk menghemat pengeluaran.
Ternyata, bersepeda asyik juga ya. Sesampainya di kampus, saya langsung menuju ke tempat parkir, mampir dulu di toilet security untuk mengganti kostum. Sengaja dari rumah memakai kaos dan jaket. Kemudian menggantinya dengan kemeja yang saya bawa dari rumah.
Tahun kedua
Indahnya kuliah di kampus jurangmangu ini. Alhamdulillah secara akademik tahun pertama berhasil dilalui dengan hasil yang memuaskan. Ditambah sudah punya link rekan-rekan satu angkatan. Saya pun sudah terlibat dalam beberapa kegiatan yang bisa menyalurkan energi muda saat itu. Tapi, ada satu hal yang selalu memotivasi saya yaitu saat ikut di Mentoring kampus. Bisa mengenal MBM (nama masjid di kampus) adalah sebuah anugerah. Mereka mengenalkan bagaimana menjadi pemuda muslim yang tangguh dan berprestasi.
Tahun ketiga
Kuliah tetap menjadi prioritas. Alhamdulillah sumber dana sudah dapat saya hasilkan sendiri dari kerja sampingan, yaitu mengajar les privat ke anak-anak SD maupun SMP door-to-door. Tinggal mengatur kembali fokus antara Belajar, Mengajar (mencari nafkah diri) dan Amanah organisasi/kegiatan.
September 2005
Berakhirlah tiga tahun perjuangan akademik maupun non akademik di kampus Jurangmangu. Saat diwisuda oleh Menteri Keuangan dan berhak mewakili jurusan untuk menjadi salah satu lulusan terbaik. Kedua orang tua menangis terharu saat anak kampung seperti saya berhasil menamatkan kuliah D-III nya di kampus ini. Batin saya berkata semoga perjuangan yang selama ini bermanfaat, berkah, dan membuat Alloh Ridho. Aamiin Yaa Rabbal Aaalamiin.
Terima kasih untuk sahabat yang telah berbagi cerita.
Sambil menunggu pembukaan kembali tahun depan (semoga), yuk kita simak kisah seorang sahabat yang berjuang menamatkan studi-nya di kampus yang terkenal dengan sistem DO (Drop-Out)-nya ini:
Pertengahan 2002
Senangnya bisa menjadi bagian dari kampus Idaman, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Jujur, alasan ikut seleksi penerimaan STAN adalah karena gratis, tak ada pungutan biaya dari pihak kampus selama perkuliahan. Pastinya, tidak akan membebani kedua orang tua di kampung. Untungnya lagi, ada saudara di dekat Jurangmangu yang bisa ditumpangi selama kuliah. Tak perlu lagi keluar biaya untuk membayar kos/kontrakan.
Berikutnya, saya harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup selama di Jakarta. Kendati nebeng dengan saudara, mereka tak mungkin memberikan banyak amunisi untuk bertahan selama kuliah. Kondisi orang tua, bisa ku mahfum dengan kondisi mereka. Namun, saya tetap bangga dengan mereka yang telah mendidik hinggaseperti ini.
Minggu pertama
Studi Perdana Memasuki Kampus (Dinamika), sebuah kegiatan orientasi yang diadakan BEM kampus mengharuskan kami membawa macam-macam barang. Lagi-lagi Tuhan memberikan ujian bagaimana mendapatkan barang-barang tersebut. Dengan segala rasa saya lalui acara demi acara selama DINAMIKA. Bagaimanapun, saya bersyukur bisa merasakan euforia maba miba (mahasiswa mahasiswi baru) untuk mengenal kampus tercinta.
Minggu-minggu berikutnya
Alhamdulillah ada seorang pensiunan di kompleks belakang rumah kontrakan, yang tahu kalau saya berhasil masuk STAN. Beliau bersikap begitu simpatik, apalagi saya berasal dari keluarga yang sederhana. Yang menarik dari beliau adalah pribadi yang begitu ramah, cerdas, dan dermawan. Sampai akhirnya beliau memutuskan untuk membelikanku sepeda federal sebagai moda transportasi pribadi ke kampus. Hal ini amat membantu saya untuk menghemat pengeluaran.
Ternyata, bersepeda asyik juga ya. Sesampainya di kampus, saya langsung menuju ke tempat parkir, mampir dulu di toilet security untuk mengganti kostum. Sengaja dari rumah memakai kaos dan jaket. Kemudian menggantinya dengan kemeja yang saya bawa dari rumah.
Tahun kedua
Indahnya kuliah di kampus jurangmangu ini. Alhamdulillah secara akademik tahun pertama berhasil dilalui dengan hasil yang memuaskan. Ditambah sudah punya link rekan-rekan satu angkatan. Saya pun sudah terlibat dalam beberapa kegiatan yang bisa menyalurkan energi muda saat itu. Tapi, ada satu hal yang selalu memotivasi saya yaitu saat ikut di Mentoring kampus. Bisa mengenal MBM (nama masjid di kampus) adalah sebuah anugerah. Mereka mengenalkan bagaimana menjadi pemuda muslim yang tangguh dan berprestasi.
Tahun ketiga
Kuliah tetap menjadi prioritas. Alhamdulillah sumber dana sudah dapat saya hasilkan sendiri dari kerja sampingan, yaitu mengajar les privat ke anak-anak SD maupun SMP door-to-door. Tinggal mengatur kembali fokus antara Belajar, Mengajar (mencari nafkah diri) dan Amanah organisasi/kegiatan.
September 2005
Berakhirlah tiga tahun perjuangan akademik maupun non akademik di kampus Jurangmangu. Saat diwisuda oleh Menteri Keuangan dan berhak mewakili jurusan untuk menjadi salah satu lulusan terbaik. Kedua orang tua menangis terharu saat anak kampung seperti saya berhasil menamatkan kuliah D-III nya di kampus ini. Batin saya berkata semoga perjuangan yang selama ini bermanfaat, berkah, dan membuat Alloh Ridho. Aamiin Yaa Rabbal Aaalamiin.
Terima kasih untuk sahabat yang telah berbagi cerita.
SUMBER
0
2.6K
Kutip
13
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan