- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Petroleum system: Basic


TS
theawesomeboy
Petroleum system: Basic
Dengan adanya petroleum system, maka akan dapat dijelaskan bagaimana hidrokarbon pada suatu lapangan dapat terbentuk dan terakumulasi. Unsur-unsur dari petroleum system meliputi:
source rock
Batuan yang mampu menghasilkan hidrokarbon. Litologi batuan yang bertindak sebagai source, 90% nya adalah shale. Batuan ini mengandung banyak materi organik yang mana dalam kondisi suhu dan tekanan tertentu akan menjadi hidrokarbon.
maturation
Pada suhu di bawah 50°C, materi organik berubah menjadi kerogen. Ketika kerogen berada pada tingkat konsentrasi tinggi di dalam shale dan belum mengalami pemanasan pada suhu yang mencukupi untuk mengeluarkan hidrokarbonnya, kerogen membentuk endapan oil shale. Konversi puncak dari kerogen menjadi minyak mentah terjadi pada suhu 100°C. Jika suhu naik di atas 130°C bahkan untuk periode singkat saja, minyak mentah akan mulai krack dan menjadi gas.

Gambar 1. Maturasi hidrokarbon
migrasi
Keluarnya hidrokarbon dari partikel organik padat (kerogen) dalam source beds dan transportasinya di dalam dan melalui kapiler serta pori-pori sempit dari fine-grained source beds diistilahkan dengan migrasi primer. Sedangkan keluarnya hidrokarbon dari source rock menuju batuan yang lebih porous dan permeable diistilahkan dengan migrasi sekunder. Migrasi ini terjadi karena transformasi kerogen menyebabkan micro-fracturing pada source rock (low permeable) yang membuat hidrokarbon keluar menuju batuan yang lebih permeable. Oleh karena itu, migrasi melibatkan rock properties dan fluid properties diantaranya porositas, permeabilitas, tekanan kapiler, gradien suhu dan tekanan, dan viskositas.

Gambar 2. Gambaran skematik migrasi primer dan migrasi sekunder pada tahap evolusi cekungan
timing
Hidrokarbon yang keluar ini akan terus bergerak karena menuju ke tekanan yang lebih rendah. Hidrokarbon akan terhenti dan terakumulasi jika pada saat itu sudah terbentuk jebakan pada reservoir. Jika tidak ada penghalang bagi hidrokarbon maka hidrokarbon akan terus bergerak hingga terekspos keluar permukaan yang dikenal dengan oil seep.
reservoir
Hidrokarbon akan terkumpul pada batuan reservoir yaitu batuan yang memiliki sifat porus dan permeable. Masuknya hidrokarbon ke dalam reservoir akan mendesak air yang sudah ada di dalam reservoir sebelumnya, karena faktor densitas di mana densitas hidrokarbon yang lebih ringan daripada densitas air. Hidrokarbon yang mendesak air ini akan menuju ke atas sehingga susunannya menjadi gas-minyak-air.
jebakan
Untuk mempertahankan hidrokarbon yang ada dalam reservoir, dibutuhkan adanya jebakan agar hidrokarbon terperangkap dan terakumulasi. Ada tiga macam jebakan yaitu jebakan struktur, jebakan stratigrafi, dan jebakan gabungan dari dua jebakan di atas.

Gambar 3. Jebakan struktural dan jebakan stratigrafi

Gambar 4. Jebakan kombinasi struktural dan stratigrafi pada struktur kubah garam
seal/tudung
Selain jebakan, untuk menjaga hidrokarbon di dalam reservoir diperlukan adanya sealing rock atau batuan tudung di atasnya. Batuan yang mampu berperan menjadi tudung adalah batuan yang memiliki sifat impermeable. Shale bertindak sebagai sealing rock yang bagus. Dengan sifat batuan yang impermeable maka akan mampu menahan hidrokarbon keluar/berpindah ke tempat lain.

Gambar 5. Terbentuknya hidrokarbon serta proses migrasi dan terjebaknya hidrokarbon
Referensi:
Jahn, Frank., Cook, Mark., dan Graham, Mark., 2008. Hydrocarbon Exploration and Production. Elsevier
Tissot P.B., and Welte H.D., 1984, Petroleum Formation and Occurrence, Springer-Verlag
Sumber
source rock
Batuan yang mampu menghasilkan hidrokarbon. Litologi batuan yang bertindak sebagai source, 90% nya adalah shale. Batuan ini mengandung banyak materi organik yang mana dalam kondisi suhu dan tekanan tertentu akan menjadi hidrokarbon.
maturation
Pada suhu di bawah 50°C, materi organik berubah menjadi kerogen. Ketika kerogen berada pada tingkat konsentrasi tinggi di dalam shale dan belum mengalami pemanasan pada suhu yang mencukupi untuk mengeluarkan hidrokarbonnya, kerogen membentuk endapan oil shale. Konversi puncak dari kerogen menjadi minyak mentah terjadi pada suhu 100°C. Jika suhu naik di atas 130°C bahkan untuk periode singkat saja, minyak mentah akan mulai krack dan menjadi gas.
Gambar 1. Maturasi hidrokarbon
migrasi
Keluarnya hidrokarbon dari partikel organik padat (kerogen) dalam source beds dan transportasinya di dalam dan melalui kapiler serta pori-pori sempit dari fine-grained source beds diistilahkan dengan migrasi primer. Sedangkan keluarnya hidrokarbon dari source rock menuju batuan yang lebih porous dan permeable diistilahkan dengan migrasi sekunder. Migrasi ini terjadi karena transformasi kerogen menyebabkan micro-fracturing pada source rock (low permeable) yang membuat hidrokarbon keluar menuju batuan yang lebih permeable. Oleh karena itu, migrasi melibatkan rock properties dan fluid properties diantaranya porositas, permeabilitas, tekanan kapiler, gradien suhu dan tekanan, dan viskositas.
Gambar 2. Gambaran skematik migrasi primer dan migrasi sekunder pada tahap evolusi cekungan
timing
Hidrokarbon yang keluar ini akan terus bergerak karena menuju ke tekanan yang lebih rendah. Hidrokarbon akan terhenti dan terakumulasi jika pada saat itu sudah terbentuk jebakan pada reservoir. Jika tidak ada penghalang bagi hidrokarbon maka hidrokarbon akan terus bergerak hingga terekspos keluar permukaan yang dikenal dengan oil seep.
reservoir
Hidrokarbon akan terkumpul pada batuan reservoir yaitu batuan yang memiliki sifat porus dan permeable. Masuknya hidrokarbon ke dalam reservoir akan mendesak air yang sudah ada di dalam reservoir sebelumnya, karena faktor densitas di mana densitas hidrokarbon yang lebih ringan daripada densitas air. Hidrokarbon yang mendesak air ini akan menuju ke atas sehingga susunannya menjadi gas-minyak-air.
jebakan
Untuk mempertahankan hidrokarbon yang ada dalam reservoir, dibutuhkan adanya jebakan agar hidrokarbon terperangkap dan terakumulasi. Ada tiga macam jebakan yaitu jebakan struktur, jebakan stratigrafi, dan jebakan gabungan dari dua jebakan di atas.
Gambar 3. Jebakan struktural dan jebakan stratigrafi
Gambar 4. Jebakan kombinasi struktural dan stratigrafi pada struktur kubah garam
seal/tudung
Selain jebakan, untuk menjaga hidrokarbon di dalam reservoir diperlukan adanya sealing rock atau batuan tudung di atasnya. Batuan yang mampu berperan menjadi tudung adalah batuan yang memiliki sifat impermeable. Shale bertindak sebagai sealing rock yang bagus. Dengan sifat batuan yang impermeable maka akan mampu menahan hidrokarbon keluar/berpindah ke tempat lain.
Gambar 5. Terbentuknya hidrokarbon serta proses migrasi dan terjebaknya hidrokarbon
Referensi:
Jahn, Frank., Cook, Mark., dan Graham, Mark., 2008. Hydrocarbon Exploration and Production. Elsevier
Tissot P.B., and Welte H.D., 1984, Petroleum Formation and Occurrence, Springer-Verlag
Sumber
0
17.2K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan