Berbagai macam bahan tambang, keanekaragaman flora dan fauna merupakan suatu modal yang mampu mengantarkan Indonesia menjadi negara super power di dunia. 259 juta manusia dapat merupakan sebuah potensi yang patut untuk diperhitungkan Namun 67 tahun sejak mendeklarasikan kemerdekaan, Indonesia masih dalam taraf negara berkembang. Rendahnya pendidikan, mentalitas, seta ketidakmampuan untuk merekayasa dan mengelola aset bangsa membuat mayoritas masyarakat Indonesia masih jauh dari kesejahteraan.

Mengacu dari problematika di atas, Departemen Ristek Himpunan Mahasiswa Elektro Universitas Diponegoro mengadakan suatu kompetisi karya cipta teknologi. bertajuk "Electrical Innovation Award 2012", kompetisi karya cipta teknologi yang melibatkan putra-putri Indonesia dari kalangan pelajar SMA-SMK sederajat serta mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Nasional.

Tema yang diusung adalah “Rekayasa untuk Membangun Bangsa”. Rekayasa tak selamanya bermakna negatif, rekayasa dalam konteks ini bermakna sebagai suatu metode yang berfungsi untuk meningkatkan efektifitas dan daya guna dalam suatu teknologi. Peserta diharuskan mengangkat sebuah topik tentang persoalan dan memberikan solusi berupa rekayasa teknologi yang inovatif dan ekonomis yang diberikan dalam bentuk karya tulis dan alat atau prototipenya, sehingga terdapat nilai lebih dari teknologi atau metode yang selama ini digunakan. Rekayasa atau metode tersebut digunakan untuk menciptakan suatu teknologi baru yang mampu memberikan nilai lebih dari potensi yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju bangsa yang lebih baik.