TEMPO.CO, Jakarta: Polisi yang berjaga di Pos Polisi Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, sempat kabur saat tersangka terorisme Muhammad Thorik menyerahkan diri ke tempat itu, Ahad, 9 September 2012 lalu. Sebab, Thorik memperlihatkan bom aktif yang melekat di tubuhnya. "Mereka ketakutan melihat bom," kata seorang polisi di Pos Polisi itu, Senin 10 Agustus 2012.

Menurut polisi tadi, Thorik datang sekitar jam 17.15 WIB. Saat itu di dalam pos ada dua rekannya yang sedang bertugas dan dua warga sekitar pos. Thorik mengenakan wig dan langsung menyatakan menyerahkan diri. Dia meletakkan senjata api di atas meja. dan membuka bajunya. Saat menyingkap baju itu, petugas melihat bom dan pemicunya menempel di badan Thorik. "Tapi, Thorik bilang ini sudah aman," katanya.

Percaya pada ucapan Thorik, polisi lantas melepaskan bom tersebut dan melapor ke Polsek Tambora. "Polsek yang menangani," katanya. Thorik mengaku, dia menyerahkan diri karena kangen pada keluarganya.

Menurut seorang warga yang menjadi saksi mata, Thorik datang menggunakan Kopaja 86. Beberapa jam di dalam Pos Polisi, Thorik dibawa k Polsek Tambora. "Pas dibawa, kepalatanya botak, sudah tidak pakai wig," tutur dia.

Seorang tukang ojek yang juga melihat kedatangan Thorik mengatakan, polisi sempat menanyakan apakah bom yang melingkar di pinggang Thorik dikendalikan dari jauh. Thorik menjawab bahwa bom itu sudah dimatikan dan aman.

Nama Muhammad Thorik mencuat ketika warga masuk ke rumahnya di Jalan Teratai, Tambora, Jakarta Barat, Rabu lalu. Pemicunya, warga melihat asap mengepul dari rumah Thorik. Awalnya warga mengira asap itu pertanda kebakaran. Namun, setelah pintu rumah dibuka, ditemukan bahan peledak di rumah tersebut. Thorik kemudian kabur.


berita dari ----> http://www.tempo.co/read/news/2012/0...n-Bom-di-Badan