- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
25 Penjaja lendir Nganggur !!!


TS
Ryuu..
25 Penjaja lendir Nganggur !!!

Quote:
Pasca Terbakarnya Barak Bukit Maraja Terbakar
LAPORAN: FANDHO GIRSANG SIMALUNGUN
Sedikitnya, 25 pekerja seks komersil (PSK) di Lokalisasi Bukit Maraja Nagori Marihat, Kec. Gunung Malela, Simalungun nganggur. Itu akibat Barak Tonabar yang selama ini mereka tempati, terbakar dan belum diperbaiki. Memang, mereka saat ini ditampung di salah satu barak, hanya saja tidak memungkinkan untuk melayani tamu.
Jangankan untuk bekerja, pakaian sehari-haripun aku sudah kewalahan bang, pinjam sana-pinjam sini, cetus Winda (20) kemarin (7/9). Dia tak sendiri. Ada 7 temannya bernasib serupa. Tak satupun barang termasuk pakaian yang terselamatkan akibat musibah itu. Winda dan temannya saat ini ditampung sementara di barak yang juga milik Ara Marpaung (51).
Karena ada tiga Barak Tobanabar di lokalisasi Bukit Maraja yang seluruhnya dikelola Ara Marpaung. Bagaimana melayani tamu, tempatnya juga tidak ada bang. Masing-masing kamar sudah ada yang punya disini bang, aku Winda yang meminta agar dirinya tidak difoto.
Padahal, tambah Winda, dia dan rekan-rekan harus makan. Belum lagi mencari uang pengganti kamar penampungan sementara. Sementara uang yang sengaja disimpan dalam lemari sudah ludes terbakar. Biasanya, sekali kencan singkat saja, tamu merogok kocek Rp150 ribu hingga Rp250 ribu.
Nah, usai kencan, mereka harus bayar Rp50 ribu sebagai uang kamar ke pemilik barak. Belum lagi biaya sewa bulanan Rp400 ribu. Bila long time, tarif kencan Rp300 ribu-Rp400 ribu. Sehingga untuk uang kamar permalam itu bisa mencapai Rp150 ribu. Begitulah. Kami harus membayar pada Bapak (germo) Bang, ujar cewek berkulit kuning langsat ini.
Sedangkan Ria (22) justru mengaku hendak pulang ke kampungnya di Binjai akibat trauma. Tak jauh beda dengan nasib Winda, uang yang sudah ditabung selain tabungan pada germo, juga ludes terbakar. Soalnya dia menyimpan di bawah kasur. Pakaian, sepatu, hingga bedak juga habis terbakar. Pengennya mau pulang Bang, tapi germo nggak ngasih, ungkap Ria.
Sayangnya, Ara Marpaung tidak bersedia di konfirmasi soal nasib para PSK yang dipekerjakan di baraknya. Sedangkan Camat Gunung Malela, Ronny R Butar-butar mengaku pihaknya sudah mengusulkan permohonan bantuan ke Pemkab Simalungun.
Namun belum bisa dipastikan apakah bantuan itu berupa makanan, uang atau sejenisnya karena usulan belum mendapat jawaban. Mudah-mudahan bantuan itu ada, ujar Ronny seraya tidak menyebutkan jumlah atau target PAD dari lokalisasi Bukit Maraja tersebut.
Sedangkan Kapolsek Bangun, AKP Hitler Sihombing mengaku masih menyelidiki. Dugaan sementara, api dipicu korsleting di kamar Yuli sesuai keterangan saksi mata, jelasnya. Kita tunggu saja hasil Labkrimnya, ujar Hitler. Barak yang dikontrak Ara dari marga Siahaan tersebut sudah 3 kali terbakar sejak 1989.(ndo/joe)
LAPORAN: FANDHO GIRSANG SIMALUNGUN
Sedikitnya, 25 pekerja seks komersil (PSK) di Lokalisasi Bukit Maraja Nagori Marihat, Kec. Gunung Malela, Simalungun nganggur. Itu akibat Barak Tonabar yang selama ini mereka tempati, terbakar dan belum diperbaiki. Memang, mereka saat ini ditampung di salah satu barak, hanya saja tidak memungkinkan untuk melayani tamu.
Jangankan untuk bekerja, pakaian sehari-haripun aku sudah kewalahan bang, pinjam sana-pinjam sini, cetus Winda (20) kemarin (7/9). Dia tak sendiri. Ada 7 temannya bernasib serupa. Tak satupun barang termasuk pakaian yang terselamatkan akibat musibah itu. Winda dan temannya saat ini ditampung sementara di barak yang juga milik Ara Marpaung (51).
Karena ada tiga Barak Tobanabar di lokalisasi Bukit Maraja yang seluruhnya dikelola Ara Marpaung. Bagaimana melayani tamu, tempatnya juga tidak ada bang. Masing-masing kamar sudah ada yang punya disini bang, aku Winda yang meminta agar dirinya tidak difoto.
Padahal, tambah Winda, dia dan rekan-rekan harus makan. Belum lagi mencari uang pengganti kamar penampungan sementara. Sementara uang yang sengaja disimpan dalam lemari sudah ludes terbakar. Biasanya, sekali kencan singkat saja, tamu merogok kocek Rp150 ribu hingga Rp250 ribu.
Nah, usai kencan, mereka harus bayar Rp50 ribu sebagai uang kamar ke pemilik barak. Belum lagi biaya sewa bulanan Rp400 ribu. Bila long time, tarif kencan Rp300 ribu-Rp400 ribu. Sehingga untuk uang kamar permalam itu bisa mencapai Rp150 ribu. Begitulah. Kami harus membayar pada Bapak (germo) Bang, ujar cewek berkulit kuning langsat ini.
Sedangkan Ria (22) justru mengaku hendak pulang ke kampungnya di Binjai akibat trauma. Tak jauh beda dengan nasib Winda, uang yang sudah ditabung selain tabungan pada germo, juga ludes terbakar. Soalnya dia menyimpan di bawah kasur. Pakaian, sepatu, hingga bedak juga habis terbakar. Pengennya mau pulang Bang, tapi germo nggak ngasih, ungkap Ria.
Sayangnya, Ara Marpaung tidak bersedia di konfirmasi soal nasib para PSK yang dipekerjakan di baraknya. Sedangkan Camat Gunung Malela, Ronny R Butar-butar mengaku pihaknya sudah mengusulkan permohonan bantuan ke Pemkab Simalungun.
Namun belum bisa dipastikan apakah bantuan itu berupa makanan, uang atau sejenisnya karena usulan belum mendapat jawaban. Mudah-mudahan bantuan itu ada, ujar Ronny seraya tidak menyebutkan jumlah atau target PAD dari lokalisasi Bukit Maraja tersebut.
Sedangkan Kapolsek Bangun, AKP Hitler Sihombing mengaku masih menyelidiki. Dugaan sementara, api dipicu korsleting di kamar Yuli sesuai keterangan saksi mata, jelasnya. Kita tunggu saja hasil Labkrimnya, ujar Hitler. Barak yang dikontrak Ara dari marga Siahaan tersebut sudah 3 kali terbakar sejak 1989.(ndo/joe)
sumber
dipilih2 bagi para kaskuser yg berminat

0
10.4K
Kutip
42
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan