JAKARTA, Kompas.com - Pebulu tangkis yunior Gloria Emmanuelle Widjaya mengaku pernah merasa minder dengan tinggi badannya yang di atas rata-rata teman sebayanya.

“Waktu masih kecil di Bekasi dulu, saya selalu dipanggil jangkung, jangkung oleh teman teman saya, “Waktu masih kecil di Bekasi dulu, saya selalu dipanggil jangkung, jangkung oleh teman-teman saya,” kata Gloria. Gadis kelahiran Bekasi, 28 Desember 1993 ini

saat ini memiliki tinggi badan 182 sentimeter. “Ketika kelas 6 SD, tinggi badan saya sudah 165 sentimeter dan di atas rata-rata teman-teman.” Namun tinggi badan tersebut nyatanya mendukung olah raga yang ditekuninya sejak usia 4 tahun yaitu bulu tangkis. Dengan postur tinggi tersebut ia mampu menyambar bola-bola lambung yang biasa dilakukan para pemian yang masih masuk kategori kanak-kanak.

Sekarang, ejekan teman-teman di masa kecilnya sudah menjadi semacam kenangan indah buat Gloria. Ia mengaku bersyukur memiliki postur yang menjulang. Bersama pasangannya, Alfian Eko Prasetya, Gloria meraih gelar juara dunia nomor ganda campuran di kejuaraan dunia yunior yang berlangsung di Taoyuan City, Taiwan pada awal November.

Di final mereka mengalahkan rekan senegara mereka, Ronald Alexander/Nuraidah Tiara Rosalia dengan rubber game 12-21 21-17 25-23. “Final kejuaraan dunia yunior ini merupakan pertandingan yang paling berkesan buat saya sepanjang karir,” kata Gloria.

Postur yang tinggi membuat Gloria menjadi pasangan yang cocok buat Alfian. Ia mampu menekan lawan dari base line dengan pukulan-pukulan yang menukik. “Gloria memang lebih cocok bermain di ganda karena bola -bolanya lebih cepat,” kata pelatih kepala Gloria di PB Djarum, Sigit Budiarto. Di klub ini, Gloria bergabung sejak 2007 lalu.

Dengan gaya permainan ini, Gloria tidak kerepotan juga turun di nomor ganda puteri. Di Djarum Sirnas Jakarta 2011 ia juga menjuarai nomor ganda puteri. Pelatih PB Djarum lainnya, Rudy Haditono mengatakan Gloria memiliki kemampuan adaptasi yang cukup tinggi dengan pasangannya. “Ia mampu menyesuaikan diri dengan gaya bermain pasangannya.”

Dengan langkanya pemain ganda putyeri di Indonesia, tak heran Gloria mengidolakan pemain puteri Korea Selatan Lee Hyo-jung yang merupakan peraih medali emas Olimpiade 2008 bersamaa pasangannya Lee Yong-dae.

Gloria menganggap postur Lee Hyo-jung yang tinggi sangat menyulitkan lawan-lawannya untuk mengemabangkan permainan. “Dengan tinggi badan yang serupa dia, saya berharap dapat memiliki prestasi seperti dia. Kalau bisa melebihi,” kata Gloria.