Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)pernah mengatakan jika kasus pembunuhan aktivis HAM Munir merupakan 'test of our history'. Namun, Ketua DPR Marzuki justru menyatakan kasus yang terjadi delapan tahun silam tersebut biarlah dicatat sebagai bagian dari sejarah.

"Biarlah sejarah yang akan mencatatnya," ujar Marzuki melalui pesan singkatnya, Jumat (7/9).

Wakil ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini pun mengatakan jika sejarah beragam jenis. Ada peristiwa yang murni sejarah, begitu pula sebaliknya.

"Sejarah itu beragam, ada yang sukses, ada yang setengah sukses dan ada yang gagal," kata dia.

Perihal Keputusan Presiden (Keppres) yang dikeluarkan Presiden SBY tahun 2004 kemudian diperpanjang menjadi Keppres nomor 5 Tahun 2005 tentang Tim Pencari Fakta (TPF) untuk kasus pembunuhan Munir. Menurut, Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan ini Keppres tidak berlaku satu kali masa jabatan saja, melainkan berlaku hingga Keppres tersebut dicabut.

"Jadi periode siapa saja punya kewajiban,"tandas dia.

Sementara itu, ketika ditanya apakah kasus Munir ada unsur kesengajaan untuk dilupakan, Marzuki mengatakan hal itu sebaiknya ditanyakan kepada kepada para anggota Tim Pencari Fakta, apakah hal tersebut benar-benar dilupakan. "Coba tanyakan tim, apakah dilupakan?" jawab dia.

Dia pun tidak mengelak jika kinerja TPF tersebut lambat dalam melakukan fungsinya. "Ya, pasti ada latar belakangnya, silahkan klarifikasi," ujarnya.

Komentar dan harapan: Ibaratnya kalau dia ngaskus dah ane bata ne orang!!!!

Sumber : LINK