- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"Selamat Hari Pembela Ham Indonesia"


TS
duckz777
"Selamat Hari Pembela Ham Indonesia"
Assalamualaikum Wr. Wb
Mungkin hanya sebagian agan2 yang tau bahwa tepat pada hari ini 8 tahun yang lalu aktifis ham kita bapak munir dibunuh di pesawat ketika sedang menuju ke belanda, namun hingga hari ini kasus nya belum selesai....!!

ane kagak butuh cendol, kagak butuh komen2 yang gak bermutu..
yang ane inginkan mari kita bersatu menuntut dan mendoakan agar kasus munir terselesaikan

mohon di rate aja biar banyak orang yang liat
terimakasih
Mungkin hanya sebagian agan2 yang tau bahwa tepat pada hari ini 8 tahun yang lalu aktifis ham kita bapak munir dibunuh di pesawat ketika sedang menuju ke belanda, namun hingga hari ini kasus nya belum selesai....!!

Spoiler for kematian tragis itu:
"Saya akan berangkat malam ini ke Belanda. Kalau ada rezeki, setengah tahun atau satu tahun, sekitar Agustus saya baru pulang. Titip anak dan istriku." Kalimat tersebut adalah pesan pamungkas yang dikirim Direktur Imparsial, Munir SH, kepada adik kandungnya dr Jamal melalui short message services (SMS).
Pada Senin, 6 September 2004, Munir bertolak dari Jakarta menuju Amsterdam, Belanda, via Singapura dengan pesawat Garuda bernomor penerbangan GA-974, yang berangkat pukul 21.55 WIB.
Menurut rencana, Munir hendak melanjutkan studi S2 di Fakultas Hukum Universitas Utrech. Almarhum memperoleh beasiswa dari Interchurch Organization for Development Co-operation (ICCO) atau Organisasi Antargereja untuk Kerja Sama Pembangunan.
Pihak Garuda Indonesia mengungkapkan, dalam perjalanan Singapura-Amsterdam, Munir mengeluh sakit perut dan muntah-muntah. Ia beberapa kali pergi ke toilet. Dr. Tarmizi Hakim yang juga penumpang pesawat tersebut kemudian memberi pertolongan. Munir dipindahkan, berdekatan dengan Tarmizi. Usai mendapat pertolongan, Munir bisa beristirahat. Tiga jam menjelang pendaratan di Bandara Schipol Amsterdam, ia diketahui telah meninggal dunia
Kabar kematian ini sungguh mengejutkan. "Saat berangkat dia sehat-sehat saja. Tidak ada (keluhan) apa-apa," ujar Suciwati, istri Munir.
Empat hari kemudian, pihak keluarga almarhum mendapat informasi, hasil otopsi oleh Institut Forensik Belanda (NFI) membuktikan bahwa Munir menjemput ajal akibat racun arsenik dalam jumlah dosis yang mematikan. Muncul dugaan keras: Munir dibunuh.
Ancaman dan teror sejatinya telah akrab untuk lelaki kelahiran Malang, 8 Desember 1965, itu. Sebagai contoh, saat membongkar kasus pembunuhan aktivis buruh Marsinah, ia diancam bakal dijadikan sosis oleh seseorang yang mengaku aparat keamanan. Atau, yang lebih ringan, pada akhir 1998, saat berjumpa rombongan mahasiswa, kaca rumah Munir diketapel hingga pecah.
Gelombang pasang kemarahan melanda. Setelah menerima desakan berbagai pihak, 23 Desember 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengesahkan pembentukan Tim Pencari Fakta untuk kasus Munir.
Pada Senin, 6 September 2004, Munir bertolak dari Jakarta menuju Amsterdam, Belanda, via Singapura dengan pesawat Garuda bernomor penerbangan GA-974, yang berangkat pukul 21.55 WIB.
Menurut rencana, Munir hendak melanjutkan studi S2 di Fakultas Hukum Universitas Utrech. Almarhum memperoleh beasiswa dari Interchurch Organization for Development Co-operation (ICCO) atau Organisasi Antargereja untuk Kerja Sama Pembangunan.
Pihak Garuda Indonesia mengungkapkan, dalam perjalanan Singapura-Amsterdam, Munir mengeluh sakit perut dan muntah-muntah. Ia beberapa kali pergi ke toilet. Dr. Tarmizi Hakim yang juga penumpang pesawat tersebut kemudian memberi pertolongan. Munir dipindahkan, berdekatan dengan Tarmizi. Usai mendapat pertolongan, Munir bisa beristirahat. Tiga jam menjelang pendaratan di Bandara Schipol Amsterdam, ia diketahui telah meninggal dunia
Kabar kematian ini sungguh mengejutkan. "Saat berangkat dia sehat-sehat saja. Tidak ada (keluhan) apa-apa," ujar Suciwati, istri Munir.
Empat hari kemudian, pihak keluarga almarhum mendapat informasi, hasil otopsi oleh Institut Forensik Belanda (NFI) membuktikan bahwa Munir menjemput ajal akibat racun arsenik dalam jumlah dosis yang mematikan. Muncul dugaan keras: Munir dibunuh.
Ancaman dan teror sejatinya telah akrab untuk lelaki kelahiran Malang, 8 Desember 1965, itu. Sebagai contoh, saat membongkar kasus pembunuhan aktivis buruh Marsinah, ia diancam bakal dijadikan sosis oleh seseorang yang mengaku aparat keamanan. Atau, yang lebih ringan, pada akhir 1998, saat berjumpa rombongan mahasiswa, kaca rumah Munir diketapel hingga pecah.
Gelombang pasang kemarahan melanda. Setelah menerima desakan berbagai pihak, 23 Desember 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengesahkan pembentukan Tim Pencari Fakta untuk kasus Munir.
Spoiler for jejak seorang pahlawan ham:
LAHIRNYA SEORANG AKTIVIS
Nama Munir mulai menyeruak ke permukaan saat mengadvokasi para aktivis politik yang diculik. Di bulan-bulan pertama runtuhnya kekuasaan Soeharto itu, sebagai Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Munir banyak dikutip media.
Perjuangan Munir dan kawan-kawan berbuah juga. Sejumlah perwira Kopassus yang terlibat penculikan dipecat dan dipenjara. Letjen. Prabowo Subianto dan Mayjen. Muchdi PR juga harus menerima hukuman karena dianggap terlibat.
Jejak aktivisme Munir sesungguhnya bisa dilacak belasan tahun sebelumnya. Pada 1994, ia menjadi salah seorang pengacara buruh PT. Catur Putra Surya melawan Kodam V/Brawijaya atas tindak kekerasan dan pembunuhan Marsinah, buruh yang ditemukan tewas dianiaya pada 8 Mei 1993.
Pada saat kasus Marsinah berlangsung, Munir adalah Ketua Bidang Operasional LBH Surabaya. Usai menjabat posisi tersebut, ia dipromosikan menjadi direktur LBH Semarang pada 1995. Hanya tiga bulan di Semarang, ia kemudian ditarik ke Jakarta menjadi Sekretaris Bidang Operasional Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).
Di ujung kekuasaan Orde Baru, KontraS dibentuk dan Munir menjadi koordinator pertama lembaga tersebut. Dan, sejak itulah, nama lelaki keturunan Arab ini menjulang tinggi, lengkap dengan konsekuensi berhadapan dengan kalangan militer.
Semasa hidup, advokasi yang dilakukan Munir memang tak pernah lepas dari persinggungan dengan pihak militer. Ketika Munir menangani kasus pembunuhan Marsinah, ia diancam akan dilenyapkan nyawanya.
Keberanian itu juga muncul ketika ia menggarap kasus lain, misalnya Tanjung Priok. Dalam aksi bersama keluarga korban di Mahkamah Agung, Agustus 2004, Munir menyebut pelanggar HAM sebagai "Para pengecut yang bersembunyi di balik ketiak kekuasaan."
Atas perjuangan tak kenal lelah dan gentar ini, ia diganjar The Right Livelihood Award di Swedia (2000), penghargaan prestisius yang disebut sebagai Nobel alternatif dari Yayasan The Right Livelihood Award Jacob von Uexkull, Stockholm, Swedia untuk bidang pemajuan HAM dan Kontrol Sipil terhadap Militer di Indonesia. Sebelumnya, pada Oktober 1999, majalah Asiaweek menobatkannya menjadi salah seorang dari 20 pemimpin politik muda Asia pada milenium baru dan didapuk sebagai Man of The Year versi majalah Ummat untuk tahun 1998.
Menjelang pemilihan umum presiden 2004, Munir kembali membuat berita. Yaitu, ketika ia tampil sebagai juru kampanye AMIEN RAIS, salah seorang calon presiden, di layar televisi. Tak pelak, pilihan ini menuai sejumlah gugatan. Kepada Kompas, ia berargumentasi, langkah politik ini diambil untuk menyelamatkan bayi demokrasi yang terancam. "Saya mendukung calon presiden yang paling kecil destruksinya terhadap demokrasi," ujar lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini.
Beberapa pekan kemudian, Munir menjemput ajal. Ia diracun secara keji dalam perjalanan Jakarta-Amsterdam. Suciwati, istrinya, menjadi janda. Sultan Alif Allende dan Diva Suukyi Larasati kehilangan ayah mereka tercinta.
Dr. Rer. Nat. I Made Agung Gelgel Wirasuta, Msi., Apt.:
Munir terdedah racun arsen campuran (III) sebanyak 83% dan As (V) sebanyak 17%. Arsen dalam usus korban belum sempurna terserap.
Konsentrasi As (III) yang relatif tinggi di dalam tubuh korban dapat menyebabkan inhibasi reaksi detoksifikasi.
Terjadi penekanan ekskresi Arsen melalui ginjal akibat pengaruh keracunan akut Arsen.
Analisa ratio konsentrasi As (III) dan As (V) di darah korban dan berdasarkan simulasi farmakokinetik konstrasi Arsen di darah, dapat diperkirakan waktu intake Arsen terjadi sekitar delapan hingga sembilan jam sebelum Munir meninggal.
Nama Munir mulai menyeruak ke permukaan saat mengadvokasi para aktivis politik yang diculik. Di bulan-bulan pertama runtuhnya kekuasaan Soeharto itu, sebagai Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Munir banyak dikutip media.
Perjuangan Munir dan kawan-kawan berbuah juga. Sejumlah perwira Kopassus yang terlibat penculikan dipecat dan dipenjara. Letjen. Prabowo Subianto dan Mayjen. Muchdi PR juga harus menerima hukuman karena dianggap terlibat.
Jejak aktivisme Munir sesungguhnya bisa dilacak belasan tahun sebelumnya. Pada 1994, ia menjadi salah seorang pengacara buruh PT. Catur Putra Surya melawan Kodam V/Brawijaya atas tindak kekerasan dan pembunuhan Marsinah, buruh yang ditemukan tewas dianiaya pada 8 Mei 1993.
Pada saat kasus Marsinah berlangsung, Munir adalah Ketua Bidang Operasional LBH Surabaya. Usai menjabat posisi tersebut, ia dipromosikan menjadi direktur LBH Semarang pada 1995. Hanya tiga bulan di Semarang, ia kemudian ditarik ke Jakarta menjadi Sekretaris Bidang Operasional Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).
Di ujung kekuasaan Orde Baru, KontraS dibentuk dan Munir menjadi koordinator pertama lembaga tersebut. Dan, sejak itulah, nama lelaki keturunan Arab ini menjulang tinggi, lengkap dengan konsekuensi berhadapan dengan kalangan militer.
Semasa hidup, advokasi yang dilakukan Munir memang tak pernah lepas dari persinggungan dengan pihak militer. Ketika Munir menangani kasus pembunuhan Marsinah, ia diancam akan dilenyapkan nyawanya.
Keberanian itu juga muncul ketika ia menggarap kasus lain, misalnya Tanjung Priok. Dalam aksi bersama keluarga korban di Mahkamah Agung, Agustus 2004, Munir menyebut pelanggar HAM sebagai "Para pengecut yang bersembunyi di balik ketiak kekuasaan."
Atas perjuangan tak kenal lelah dan gentar ini, ia diganjar The Right Livelihood Award di Swedia (2000), penghargaan prestisius yang disebut sebagai Nobel alternatif dari Yayasan The Right Livelihood Award Jacob von Uexkull, Stockholm, Swedia untuk bidang pemajuan HAM dan Kontrol Sipil terhadap Militer di Indonesia. Sebelumnya, pada Oktober 1999, majalah Asiaweek menobatkannya menjadi salah seorang dari 20 pemimpin politik muda Asia pada milenium baru dan didapuk sebagai Man of The Year versi majalah Ummat untuk tahun 1998.
Menjelang pemilihan umum presiden 2004, Munir kembali membuat berita. Yaitu, ketika ia tampil sebagai juru kampanye AMIEN RAIS, salah seorang calon presiden, di layar televisi. Tak pelak, pilihan ini menuai sejumlah gugatan. Kepada Kompas, ia berargumentasi, langkah politik ini diambil untuk menyelamatkan bayi demokrasi yang terancam. "Saya mendukung calon presiden yang paling kecil destruksinya terhadap demokrasi," ujar lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini.
Beberapa pekan kemudian, Munir menjemput ajal. Ia diracun secara keji dalam perjalanan Jakarta-Amsterdam. Suciwati, istrinya, menjadi janda. Sultan Alif Allende dan Diva Suukyi Larasati kehilangan ayah mereka tercinta.
Dr. Rer. Nat. I Made Agung Gelgel Wirasuta, Msi., Apt.:
Munir terdedah racun arsen campuran (III) sebanyak 83% dan As (V) sebanyak 17%. Arsen dalam usus korban belum sempurna terserap.
Konsentrasi As (III) yang relatif tinggi di dalam tubuh korban dapat menyebabkan inhibasi reaksi detoksifikasi.
Terjadi penekanan ekskresi Arsen melalui ginjal akibat pengaruh keracunan akut Arsen.
Analisa ratio konsentrasi As (III) dan As (V) di darah korban dan berdasarkan simulasi farmakokinetik konstrasi Arsen di darah, dapat diperkirakan waktu intake Arsen terjadi sekitar delapan hingga sembilan jam sebelum Munir meninggal.

ane kagak butuh cendol, kagak butuh komen2 yang gak bermutu..
yang ane inginkan mari kita bersatu menuntut dan mendoakan agar kasus munir terselesaikan


mohon di rate aja biar banyak orang yang liat
terimakasih
Spoiler for sumber:
sumber [url]http://baporadpppan.blogspot.com/2007/09/jejak-perjuangan-munir-from-catatan.html
[/url]0
4.5K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan